51. Aku ikhlas

126 11 4
                                    

"Jika aa terus mengingat masalalu, aa akan terus hidup dan di hantui masalalu itu, kapan maju nya a?," Arsy seolah sudah lelah dengan semua ini. Andai saja waktu itu dia dan Chandra tidak bertemu laras, mungkin hal ini gak akan terjadi.

"Aku takut Arsy, takut kehilangan kamu, takut kalau kamu akan lebih memilih pria lain," ujar Chandra.

"Terus aja tuduh aku seperti itu! Ya udah sekarang mau kamu apa a?? Cerai?," reflek Arsy mengatakan kata itu, Arsy sudah jengah dengan Fikiran buruk suami nya itu.

"Jaga ucapan kamu Arsy!," ujar Chandra sambil menunjuk ke arah wajah Arsy.
"Kamu fikir pernikahan ini cuma mainan? Yang bisa kamu putuskan sesuka hati kamu?," lengan Chandra terulur untuk memegang ke dua bahu istri nya itu, tatapan Chandra terlihat sangat marah pada Arsy.
"Kamu fikir, untuk ada di titik ini saya gak berusaha? Asal kamu tau Arsy, perjuangan saya mendapatkan kamu itu gak mudah!,"

Arsy menghempaskan lengan Chandra dari bahu nya, lalu dia balik menunjuk suami nya itu,
"Kamu fikir kamu doang yang berjuang? Aku juga berjuang a!!," nafas Arsy memburu, dia juga marah pada Chandra
"Dan se enak hati kamu tuduh aku akan selingkuh? Kurang ajar kamu a Chandra!,"

"AKU GA NUDUH KAMU SELINGKUH!," Chandra mendekatkan diri nya pada Arsy,
"Aku cuma takut kamu pergi Arsy, dan memilih pria lain yang jauh lebih baik dari aku," setelah mengucapkan itu Chandra menundukkan wajah nya. Dia lepas kendali, Chandra merasa bersalah telah membentak Arsy.

"Kamu mikir gitu, sama aja kamu mikir aku akan selingkuh a!, kamu pikir aku perempuan kayak gimana hah? Sampai sampai kamu mikir gitu?," Arsy mendekat ke arah Chandra dia sedikit mendorong tubuh Chandra, Arsy tidak suka jika Chandra terus berfikir jika diri nya akan meninggalkan Chandra.
"Kalau aku gak mau sama pria biasa kayak kamu! Aku udah tolak mentah mentah lamaran kamu!, tapi sebaliknya.....aku, aku langsung menerima kamu, kenapa? Karena aku mencintai kamu a, bukan karena harta, atau fisik, tapi akhlak kamu, cara kamu menghargai wanita, dan juga aku mencintai kamu karena Allah, dan berani berani nya kamu mikir seolah aku akan selingkuh?, kamu keterlaluan a Chandra!," dan sekali lagi Arsy mendorong tubuh Chandra sampai Chandra melihat dengan tatapan yang tajam pada Arsy.

Chandra menatap Arsy dengan tatapan tajam nya, bahkan nafasnya pun berderu kencang.
-Arsy bener, itu semua masalalu dia, dan Gua sadar, sekarang Arsy istri gua , jiwa dan raga Arsy milik gua, gak ada yang bisa rebut Arsy, kenapa gua sampai mikir gitu?- batin Chandra .

Chandra terus menatap tajam ke arah istri nya itu, seolah dia sedang marah besar
"Aku suami kamu Arsy! Hargai aku!," ujar Chandra penuh penekanan.

Ucapan Chandra itu membuat Arsy sadar akan apa yang telah dia lakukan,
"Aku...aku minta maaf a, aku terlalu emosi tadi,"

Bukannya menjawab, Chandra malah membelakangi Arsy,
"Keterlaluan kamu!,"

Arsy melangkah lebih dekat pada Chandra,
"Maafin aku a?,"
Chandra masih tidak menjawab ucapan maaf dari Arsy, karena Chandra masih sibuk dengan fikirannya.
Hingga Arsy mendapatkan ide untuk mendapat maaf dari Chandra. Arsy pun memberanikan diri untuk lebih dekat dengan Chandra, sampai akhirnya

"Apa yang kamu lakuin Arsy?," tanya Chandra saat Arsy memeluk nya dari belakang.

Iya Arsy memeluk tubuh polos Chandra dari belakang,
"Maafin aku ya a? Udah ya kita baikan lagi,"
Lagi dan lagi Chandra tidak menjawab, Chandra juga gak mau sampai berselisih paham terus menerus sama Arsy, gak tahan dia.
"A Chandra? Ko malah diem?,"

"Lepasin pelukannya Arsy!," titah chandra, kalau Arsy terus memeluk nya bisa bisa Chandra hilang kontrol.

"Apa aku salah peluk suami aku sendiri? Supaya amarah suami aku reda?," ujar Arsy yang malah mempererat pelukannya.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang