50. Arsy marah

90 10 2
                                    

Tepat pukul 8 Chandra baru saja sampai di rumah nya, sebenernya dia tadi pulang dari rumah bara itu udah maghrib, tapi Chandra ke kafe nya dulu buat cek. Chandra langsung menggembok pagar, kalau nanti males kan Chandra langsung tidur, tapi gak tau kenapa dia ngerasa ada sesuatu yang akan terjadi.

Saat Chandra masuk ke dalam rumah, Chandra yakin Arsy ada di dapur karena terdengar suara sedang membereskan piring. Chandra pun langsung ke kamar nya, Chandra pengen cepet mandi lengket banget badannya.

Dan saat masuk ke kamar, kamar nya tercium sangat wangi aroma vanila. Kamar nya juga rapih banget, di ganti sprei nya juga.
"Arsy habis beres beres,"
Tanpa fikir panjang Chandra pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, pokok nya dia pengen mandi, badannya lengket banget.

              Di sisi lain, Arsy baru saja beres menata piring yang tadi siang dia cuci. Arsy belum tau jika Chandra sudah pulang, Arsy pun langsung pergi ke kamar nya. Arsy sebenernya deg-degan, ini dia bener kan pakai baju yang sekarang?. Arsy gak pakai lingrie, dia cuma pakai daster yang pas banget di tubuh nya, dan ini pertama kali Arsy lepas hijab di depan Chandra.

             Saat sampai di depan kamar nya, Arsy pun langsung membuka pintu kamar. Dan yang dia lihat adalah jaket yang Chandra kenakan tadi pagi sudah ada di atas kasur, dan juga bunyi gemercik air di kamar mandi sudah jelas jika Chandra sudah datang dan kini sedang mandi.
"A Chandra udah pulang? Tapi dia gak nyari aku?," Arsy pun pergi ke arah meja rias, dia mengambil botol kecil, bisa di bilang itu wewangian.
Arsy pun membuka tutup nya lalu mengoles sedikit demi sedikit ke tubuh nya.

Arsy menatap wajahnya di cermin, ini gak tau kenapa dia deg-degan banget, jantung nya udah kayak mau copot.
"Harusnya aku gak lakuin saran dari zia,"
Arsy mendadak berubah Fikiran, namun saat dia bangkit dari duduk nya, Chandra keluar dari kamar mandi dengan keadaan hanya memakai celana hitam panjang, dan bertelanjang dada.
Sampai akhirnya mereka saling beradu pandang, dan sama sama terdiam.

___________

Di sisi lain, Bara dan ke dua orang tua nya baru saja sampai di restoran di mana dia akan bertemu dengan calonnya nanti. Bara gak berharap lebih sih, kalau kata bara sendiri, tau diri aja pengen spek kayak Arsy sama Farah, dia nya aja masih jauh dari kata sempurna.

            Karena banyak yang bilang, jodoh adalah cerminan diri, dan bara sadar jika dulu dia seorang pria yang suka mempermainkan wanita. Tapi percayalah jika sudah menikah nanti, bara hanya akan mencintai istri nya, dan pasti akan selalu setia dan gak akan membuat kepercayaan istri nya hilang. Karena jika kepercayaan seseorang hilang, mak akn susah untuk mendapatkannya kembali.

"Bara kemana? Sini ai kamu Ngelamun aja," ujar roni, ayah nya bara.

"Eh?," bara merutuki kelalaiannya. Dia terlalu banyak melamun sampai meja nya terlewati.

"Assalamualaikum, akhirnya ketemu juga," akhirnya orang tua bara dan orang tua calon bara pun saling berpelukan. Bara gak bisa liat calonnya, ketutup sama badan ayah nya yang tinggi.

"Wih bara, lupa sama om ya?," tanya pria bernama tama itu.

"Ya pasti lupa toh pah, terakhir ketemu waktu dia umur 6 tahun," ujar istri pak tama, yaitu Wina.

"Bara ini pak tama sama bu Wina, orang tua nya temen kamu waktu kecil," ujar Ibu nya bara, Sinta.

"Ooo iya iya, inget hehe seneng ketemu lagi hehe," bara pun Salim pada tama dan Wina. Ini sebenernya bara lupa tapi dia iya iya aja biar cepet gitu.

"Bara makin ganteng aja ya, gagah lagi," puji Wina.

"Oo iya bara, kamu tau kan maksud nya kita datang kesini?," tanya tama.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang