33. Kondisi chandra

84 12 16
                                    

            Besok Nya, kondisi Chandra sudah lumayan membaik, Chandra udah busa duduk juga, kalau kemarin gak bisa katanya sakit. Taufik dan utari mereka sedang pergi untuk membawa barang yang di minta oleh Chandra, Amel? Dia udah tentu ke sekolah, mau nya sih dia temenin Abang nya terus, tapi dia gak bisa ijin lama lama.

           Keluarga Arsy? Mereka ada di rumah nya, mereka juga ga bisa seharian menemani Chandra, karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Jadi yang menemani Chandra sudah pasti Arsy, Satya, dan Rasya, teman temannya yang lain juga kini sudah mulai bekerja.

           Dan sekarang Chandra lagi di suapi oleh Arsy, kayak nya momen ini malah di jadiin point plus dari Chandra, karena dia bisa mendapatkan perhatian dari Arsy. Nama nya juga Chandra, mau lagi sakit atau nggak, kerjaannya bucin. Tapi ya tetap Chandra merasa menyesal, akibat hal konyol nya itu, dia ga jadi nikah dan halal sama Arsy, kan harus nya dari kemarin tuh Chandra udah halal sama Arsy, udah bisa pegangan tangan. Ya nama nya juga menyesal, pasti datang di akhir, kalau di awal namanya percobaan.

"A Chandra lagi mikirin apa?," tanya Arsy yang dari tadi ngelihat Chandra seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Dia lagi mikirin hutang dia sama aku Arsy, mana 4 sempak aku belum di balikin sama dia," ujar Satya yang merasa tidak berdosa telah membuat Chandra kesal.

"Mulut lu jaga sat." Ujar Chandra.

"Lu juga jaga dong, ngomong kasar gitu," ujar Satya yang gak mau kalah.

"Lah? Kapan anjir?," tanya Chandra yang ga ngerasa ngomong kasar.

"Sat, lu ngomong bangsat kan?," ujar Satya yang udah mulai kesal juga.

Rasya cuma bisa menikmati drama dua manusia di depannya ini, kayak nya yang waras disini cuma dia sama Arsy doang.

"Satya anjir Satya, nama awalan lu kan sat ya udah gua panggil lu sat, loading otak lu," ujar Chandra yang merasa kesal karena saudara nya ini malah lemot.

"Ya jangan sat juga anjir, ya kek atya ganteng atau apa kek," ujar Satya yang membuat semua orang kesal sama dia, emang ni anak PD nya tingkat tinggi.

"Aing pengen mukul lo sat, sumpah," ujar Rasya yang mulai masuk ke dalam pertengkaran dua insan itu.

"Nah lu juga malah manggil sat lagi, ga like ya gua... ga terima," ujar Satya.

Arsy cuma bisa pasrah, sikap 3 pria di depan nya emang aneh. Tapi walau Chandra aneh, Arsy tetep suka kok, bucin malah.

"Permisi," ujar seseorang yang kini sedang membuka pintu.

"Loh surya?," ujar Rasya.

Chandra pun mengalihkan perhatiannya, dan melihat ke arah surya yang kini sedang berdiri di pintu. Ada rasa kesel juga liatnya, buat apa coba kesini? Mana dia belum sah sama Arsy. Positif thinking aja kalau surya mau ngelamar Satya.

Surya tersenyum, lalu menutup pintu nya dan masuk ke dalam ruangan. Terlihat Arsy yang sedang menyuapi Chandra. Mau cemburu sama Chandra ga bisa, karena ya mau sekeras apapun surya berusaha untuk mendapatkan Arsy, ya tetap Arsy pasti bakal pilih Chandra.

"Buah buahannya a, supaya lebih seger," ujar surya sambil meletakan keranjang buah di meja.

Chandra tersenyum, cuma senyuman tipis
"Makasih ya."

"Sama sama a," surya melihat ke arah Arsy lalu tersenyum, dan senyuman itu di balas oleh Arsy
"Arsy Fighting!," ujar surya. Ga tega juga surya liat Arsy mata nya sembap gitu, apalagi gak kebayang hancurnya Arsy saat Denger Chandra kecelakaan, dan pernikahannya pun di tunda.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang