53. GRADUATION

143 12 1
                                    

               Chandra dan Arsy baru saja sampai di gedung dimana Kelulusan Chandra di lakukan. Bukan hanya Arsy, keluarga dari Chandra dan Arsy pun datang, untuk merayakan kelulusan Chandra. Betapa bahagianya Chandra hari ini, udah mah di kasih kado paling spesial dari Arsy, tinggal nunggu hasil nya aja kan.

Tapi Chandra khawatir juga sama Arsy, ga tega liat Arsy yang nahan sakit, tapi ya gimana lagi?. Lengan Chandra pun terulur untuk memegang lengan Arsy. Arsy melihat ke arah lengannya yang kini sedang di genggam erat oleh suami nya.

"I love you," ujar Chandra sambil tersenyum pada Arsy.

"I love you more," Arsy pun langsung memeluk Chandra, entah kenapa tubuh nya reflek memeluk suami tercinta nya.

Chandra tidak menolak, dia malah seneng banget Arsy peluk dia. Chandra pun membalas pelukan Arsy lebih erat,
"Dulu kamu itu seolah hanya ilusi dan kemustahilan buat aa, tapi sekarang kamu itu adalah sebuah takdir , takdir yang nyata dan sangaaatt indah untuk aku, And i feel lucky to Have you," Chandra pun mencium Ubun Ubun Arsy lalu kembali memeluk Arsy,
"Terus peluk aku Arsy, di saat aku sedih, senang dan dalam situasi apapun, demi Allah pelukan kamu itu buat aku tenang,"

Mendengar itu Arsy merasa bahagia, Chandra benar benar sangat menghargai seorang wanita,
"Semoga pelukan aku ini bisa buat kamu lebih tenang, bisa menghilangkan rasa lelah kamu a, Happy graduation And i love u so much Chandra Ghifari," ujar Arsy lalu mencium pipi kanan Chandra cukup lama.
"Ayo masuk, keluarga kita pasti udah nunggu,"

Bukannya terlihat senang, Chandra malah terlihat merajuk. Ini dia males sebenernya, pengen nya itu di rumah berduaan sama Arsy, tapi ini juga hari yang di tunggu tunggu oleh Chandra.
"Pokok nya aku mau pulang cepet, pengen peluk kamu lebih lama, nanti aku pura pura sakit aja biar busa pulang cepet,"

"Jangan dong, kamu harus nikmatin dulu acara nya a, inget ini hari yang kamu tunggu tunggu loh," ujar Arsy sambil mencubit hidung suami nya itu.

"Iya deh yang udah halal mah, mau se lengket apapun ga akan dosa," ujar Rasya yang datang bersama Satya.

"Lengket mulu kayak perangko, buat orang iri aja," ujar Satya yang di angguki oleh Rasya.

"Makanya nikah jomblo, udah yu sayang kita masuk," ujar Chandra lalu merangkul pinggang Arsy, namun sebelum melangkahkan kaki nya, Chandra melihat ke arah dua sahabatnya itu,
"Bisa gini ga? Yahahaha."

"Bisa dong," ujar Satya lalu merangkul pinggang Rasya.

Rasya yang mendapat perlakuan aneh dari Satya, pun langsung melepas lengan Rasya dari pinggang nya.
"Gua masih normal ya!,"

"Ayo atuh a kita nikah aja ya?," ujar Satya sambil mencoba merangkul pinggang Rasya lagi.

"Geli sat geliiii, lu lama lama gua kirim ke Jerman ya! Biar ketemu bunda ragil!," ujar Rasya sambil menunjuk ke arah Satya.

"Iya ayo nanti sama kamu ya kesana nya, sini sun dulu ayanggg," Satya pun memajukan bibirnya dan mencondongkan badannya agar lebih dekat dengan Rasya.

Rasya udah gedek sama kelakuan absurd temennya ini, sedangkan Chandra sama Arsy mereka cuma bisa ketawa melihat Rasya yang udah emosi gara gara Satya.
"Gila lu!," ujar Rasya lalu pergi meninggalkan Satya yang gila nya lagi kumat.

"AYANGG TUNGGU!," ujar Satya lalu lari mengejar Rasya.

"Mereka mah gitu, malu tapi mau tuh si Rasya tuh," ujar Chandra yang masih tertawa karena ulah Satya.

"Cariin Satya perempuan a, Kasian dia haha,"

"Males ah, mending jalan sama kamu," ujar Chandra lalu tersenyum manis pada Arsy.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang