37. Tamu tidak di undang

86 14 2
                                    

"A Chandra!."

"Loh amara?."

          Iya yang datang itu adalah amara, yang kini sedang menatap Chandra sambil tersenyum lebar.
Dan tanpa aba aba amara langsung masuk ke dalam rumah, dan dia berniat untuk memeluk Chandra, namun Chandra menjauh.

          Chandra terlihat sangat kesal pada amara, masalahnya datang datang maun masuk aja ke rumah, padahal Chandra belum ijinin dia masuk. Dan yang ke dua maen mau peluk aja, mohon maaf ya, raga dan hati Chandra hanya untuk Arsy seorang.

"A Chandra ko malah ngejauh?," tanya amara saat Chandra menjauh dari nya.

"Ya Allah.....hhuufftt amara gua belum boleh in lo masuk ya, dan lagi udah gua bilang bukan muhrim jangan deket atau sentuh gua!, raga dan hati gua cuma milik Arsy seorang, inget itu!."

Amara terlihat kesal pada Chandra, kenapa coba Chandra malah kasar sama dia? Kan niat dia baik mau jenguk Chandra.
"Iiiiihhh a Chandra! Jangan kasar kasar dong, aku kesini niat baik loh, mau jenguk kamu."

"Ya udah kalau mau jenguk ya jenguk aja, jangan sampai nyolot mau peluk gua! Bukan muhrim, gua cuma milik Arsy seorang!." Ujar Chandra, mempertegas agar amara mengerti jika dia tidak ada hak untuk memeluk Chandra.

"ARSY LAGI ARSY LAGI!," teriak amara karena kesal Chandra terus menyebut nama Arsy.
"Kali kali aku kek, Arsy itu ga cocok buat kamu a Chandra, aku yang cocok buat kamu!."

"What?," Chandra melihat amara dengan tatapan aneh. Sumpah ko ada orang yang sekeras kepala amara?.
"Ga cocok lo bilang? Dia yang nemenin gua saat gua sakit, dia yang selalu ada di saat gua lagi jatuh, dan lo mana? Ga ada... dan sekarang lo datang tiba tiba, mau meluk gua, dan bilang Arsy ga pantes buat gua?," Chandra terkekeh, ko bisa amara mikir kayak gitu?,
"Are you stupid?."

"Ko a Chandra bilang aku bodoh? Mana kasar lagi, katanya aa ga mau kasar sama perempuan, tapi sekarang?? Pembohong!."

Chandra mengerjapkan mata nya, dia udah mah pusing, di tambah pusing lagi gara gara amara.
Ini kan Chandra niat nya mau istirahat tapi ko malah jadi kayak gini?.
"Masalah nya, gua udah capek ngehadapin sikap lo amara," Chandra menghela ucapannya, sesek nafas lama lama dia gara gara amara.
"Lo tuh perempuan, jangan rendahin harga diri lo cuma untuk gua, cowok yang besok bakal nikah sama wanita yang di cintai nya. Lo sama sama perempuan, ko tega mau rebut kebahagiaan Arsy? Gua selama ini diem, karena gua menghormati perempuan dan juga lo adalah adik nya Arkan, tapi mohon maaf amara, gua kali ini udah cape sama sikap lo!."

Mendengar itu amara merasa sakit hati, dia pun mulai menangis, kenapa Chandra tega sama dia?.
"Ko a Chandra tega sama aku? Aku ini suka sama kamu, tulus."

"Mau setulus apapun lo, gua akan tetep pilih Arsy!."

"Kalau gitu jadiin aku yang ke dua!."

Chandra melihat ke arah amara, dari mata nya saja sudah terlihat jika dia marah.
"Mohon maaf, surga yang saya bangun hanya akan di isi oleh saya, Arsy dan anak anak kami nanti, ga ada tempat untuk wanita lain!."

"JADIIN AKU YANG KE DUA A CHANDRA!." Teriak amara. Pokok nya amara mau mendapatkan Chandra bagaimanapun cara nya.
Amara pun membuka perlahan kancing atas baju sekolahnya.

Chandra yang melihat itu langsung membuang pandangan ke arah lain.
"LU GILA? HARGA DIRI LO INGET! JANGAN RENDAHIN DIRI LU SENDIRI, LU CEWE AMARA!."

Terlihat smirik nakal di wajah amara, perlahan dia melangkah mendekat ke arah Chandra.
"Ayo a, aku ikhlas....sentuh aku a."
Amara pun membuka ikat tali rambutnya, hingga membuat rambutnya tergerai indah.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang