39. Ijab qobul

99 11 4
                                    

            Penghulu sudah datang sekitar 10 menit yang lalu, dan kini Chandra sedang berjalan menuju kursi dimana dia akan mengucapkan ijab, dan menghalalkan Arsy. Rasa nya deg deg-an tapi seneng juga karena dia akhirnya nikah juga sama Arsy.

            Kalau di ingat ingat panjang juga perjuangan Chandra untuk sampai di titik ini. Chandra ga sabar mau ceritain perjalanan dia, usaha dia untuk mendapatkan hati seorang Arsy khaira. Perempuan pertama yang dia cintai, dan akan selalu jadi yang pertama, dan terakhir, tidak ada ke dua atau ketiga.

           Chandra pun duduk di bangku yang sudah di siapkan. Di depannya sudah ada penghulu, Abi Fadli, di sisi meja ada Abang nya Arsy yaitu Jeffry, dan di sisi lain ada Abi Taufik. Semua nya kayak mimpi bagi Chandra, tapi kalau ini memang mimpi Chandra harap dia tidak bangun dari mimpi indah ini.

             Taufik menepuk pundak Chandra lalu tersenyum, seolah memberi semangat pada anak nya itu. Taufik tau jika Chandra sekarang sedang gugup, karena takut salah mengucap ijab qobul. Tapi tenang Taufik aja dulu lancar untuk mengucap ijab qobul, masa Chandra nggak? Kan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, betul?.

"Psstttt chan," bisik ke enam sahabatnya yang kini duduk di belakangnya.

Chandra sedikit menoleh "apa fans?," tanya Chandra lalu terkekeh.

"Fans mata mu, mending aing nge fans sama Charlie puth dari pada lo," sinis Rasya pada Chandra.

"Kalem bro, pedes amat," ujar Chandra lalu kembali terkekeh.

"Semangat chan, jangan takut...gua yakin pasti lancar," ujar alfa. Alfa tau apa yang di rasakan Chandra, karena dia pernah mengalami nya lebih dulu.

"Udah Chandra gua nikah sama Amel," ujar bara yang mendapat tatapan tajam dari Chandra.

"Ogah, Ntar Amel di duain sama lo," ujar Chandra.

"To the point haha, buat gua aja deh," ujar Satya yang langsung menjadi pusat perhatian.

"Sodara lu ingettttt!," ujar alfa lalu mencubit pinggang Satya.

"Sakit anjir," rintih Satya saat alfa mencubit pinggang nya tadi.

"Halah lemah lu bang, udah Amel sama gua di jamin bahagia, aman sejahtera," ujar Kevin yang langsung mendapat pukulan dari haidar.

"Amel buat gua ya mohon maaf," ujar haidar yang ga mau kalah.

"Ni dua bocah ngapa ngikut ngikut? Lu berdua ga di ajak!." Ujar bara. Kalau Kevin sama haidar ikut ikutan, saingan dia untuk dapatin Amel jadi banyak.

"Mau jadi suami Amel, harus tamat 30 juz, kalau di tanya tentang agama harus bisa jawab, itu sih syarat dari Abi mah simpel," ujar Taufik yang langsung membuat semua nya diam.
"Ko diem?," tanya Taufik.

"Belum pada tamat Abi, cuma Rasya doang yang udah," ujar Rasya dengan bangga nya.

"Tapi nanti saingannya sama Arkan ya," ujar Taufik lagi dan membuat Rasya kembali terdiam.

"Takut kalah tapi, ga ada yang tau takdir mah kan?," ujar Rasya yang kembali semangat untuk mendapatkan Amel.

"Ini ada apa ko bicarain Amel?," tanya Amel yang baru datang bersama dengan utari.

"Gapapa Amel, ayo kalian duduk acara mau di mulai," ujar Taufik.

"Baiklah semua nya sudah siap?," tanya pa penghulu.

Chandra menganggukan kepala nya sambil tersenyum,
"Siap banget pa ehe."

"Ga sabar malem pertama ya a? Meni bahagia gitu keliatannya," goda pa penghulu pada Chandra.

Sepertiga malam - Lee Haechan ( tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang