(2) •Amitié entre deux étudiantes•

421 260 453
                                    

Teruslah melangkah untuk menggapai ilmu walaupun di belakang sudah ada yang menunggumu. Antara jodohmu atau maut yang akan menjemputmu

***

Gadis berhijab ini pun sudah menduduki kursi yang diberikan Widya dan kini tinggallah mereka berdua yang tengah asyik berbincang sambil berkenalan tentang satu sama lain, sembari melanjutkan makan siangnya.

"Merci et désolé si je vous ai dérangé et je pense que votre ami n'a pas vraiment aimé ma présence pour s'asseoir ici (Terima kasih dan maaf jika saya mengganggumu, aku pikir teman-temanmu tidak terlalu menyukai kehadiranku untuk duduk di sini)" ucap gadis hijab ini sambil tak enak hati.

"Pas de problème et désolé pour l'attitude de mon ami avant et j'étais un peu grossier avec Jansen alors il s'est rendu compte qu'il devait donc être poli avec les autres (Tidak masalah dan maaf atas sikap temanku, aku agak kasar kepada Jansen agar dia sadar, dia harus sopan kepada orang lain)" jawab Widya.

"Kamu bukan orang Prancis yaa?" tanya gadis hijab ini.

"Bukan, aku warga negara Indonesia. Aku cuma kuliah di sini karena mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi desainer di negara Prancis ini" jawab Widya.

"Tapi kamu hebat punya banyak sekali kenalan dan rekan-rekan di kampus ini" ucap gadis hijab ini sambil tersenyum.

"Aku berteman dengan siapa saja. Tidak membedakan dari negara manakah mereka berasal, karena itu aku kurang suka jika ada seseorang yang membedakan atau melecehkan dan menjadikan orang lain sebagai bahan tertawaan. Hanya karena orang itu berbeda negara atau berbeda dari segi penampilan dengan mereka. C'est la france tout le monde a le droit d'être libre d'étudier ici, (Ini adalah Prancis setiap orang berhak untuk bebas belajar di sini)," sahut Widya sambil menjelaskan.

Widya memandangi gadis berhijab ini dan dia sering berkali-kali melihat gadis ini.

Penampilannya sangat sederhana dan berbeda dibanding penampilan mahasiswi yang lain.

Gadis ini selalu mengenakan hijab panjang yang menutupi kepala dan rambutnya.

Saat masih di Indonesia, Widya sering melihat wanita muslim yang memakai hijab, tetapi saat ini cara memakai hijab mulai berkembang. Serta semakin banyak modelnya yang trendi.

"Aku sering melihatmu di kampus ini apakah kamu sejurusan denganku?" ucap Widya.

"Benarkah? Apakah kamu jurusan fakultas kedokteran psikolog juga seperti ku?" tanya gadis itu tampak serius.

"Bukan, aku mahasiswi jurusan desainer, tapi aku sering melihat dan memperhatikanmu di kampus ini dengan penampilan yang se-sederhana ini" jawab Widya sambil tersenyum.

"Penampilan aku sangat sederhana ya? Aku tidak pernah berdandan dan hanya memakai hijab ini sebagai penutup kepala dan rambutku, dalam menjaga aurat." sahutnya gadis hijab ini sambil tersenyum dan menjelaskan ke Widya.

"Hijabmu sangat sederhana, tetapi bagus dan membuat kamu terlihat cantik. Tidak banyak gadis yang memakai hijab di kampus ini dan kamu juga pendiam sekali. Aku juga seorang muslim, tapi kamu lihat penampilanku yang berbaur dengan yang lainnya sementara kamu terlihat agak berbeda sendiri di kampus ini" jawab Widya sambil terheran.

Gadis berhijab ini pun menatap Widya dan kemudian tersenyum.

"Aku memang orang asing di sini. Aku berasal dari China, Papaku seorang warga negara China dan mamaku orang yang berasal dari Indonesia tepatnya orang Bandung, tapi aku sangat tidak mau jika harus berpenampilan seperti gadis Prancis di sini hanya karena mencari pertemanan di kampus. Aku seorang gadis muslimah sudah kewajibanku menjaga aurat dan menutupnya serta menjaga kehormatanku dari lawan jenis dengan penampilan sopan dan tertutup ini.  Maafkan aku kalau penampilanku sangat berbeda" ucap gadis hijab ini.

"Tetapi bagiku penampilanmu tidak masalah dan banyak gadis di Indonesia yang memakai hijab. Aku sudah terbiasa melihatnya dan aku harap kamu memaklumi kalau dipandang berbeda di kampus, banyak wanita yang tidak pakai hijab di sini" ucap Widya.

Dan dilanjut dengan Widya yang tersenyum sebagai tanda bahwa dia menerima pilihan gadis berhijab ini untuk berani tampil beda.

"Oh iya nama kamu siapa? Sejak tadi kita mengobrol di awal, kita belum sempat berkenalan." ucap Widya.

"Nama ku Cahya Chewy Liee. Kamu bisa memanggilku Lie atau Cahya" jawab gadis berhijab ini.

"Oh nama aku Widya Cantika Pratiwi dan aku berasal dari Indonesia" ucap Widya.

"Oh iya, aku tahu Indonesia adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di seluruh dunia serta Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat indah. Karena aku pernah ke Indonesia saat mengunjungi rumah mamaku di area Bandung" jawab Cahya.

Widya pun tersenyum ia merasa malu karena ia termasuk warga Indonesia yang beragama Islam, tetapi ia bukanlah orang yang tekun akan ibadah apalagi di kota Paris ini.

Ia bahkan sering sekali hampir tidak pernah lagi salat bahkan saat masuk bulan ramadhan di kota ini ia tidak sanggup berpuasa Selama lima belas jam lamanya.

"Kamu dari China, kan, ya?" tanya Widya kepada Cahya.

"Iya aku berasal dari Shanghai-China" jawab Cahya.

"Okey, mulai sekarang kita berteman." ucap Widya untuk mengajak Cahya berteman.

Mata Cahya Chewy Liee tampak bersinar mendengar ajakan Widya untuk berteman. Karena sudah satu tahun lamanya ia kuliah di kampus di negara Prancis ini .

Baru kali ini ada seseorang yang akrab dan ingin mengajak serta bersedia menjadi temannya.

Senyuman Cahya tampak bahagia. Ia merasa hari ini adalah hari yang paling membahagiakan karena mendapatkan teman baru di kampus. Selama kuliah di sini ia tidak pernah berteman dan selalu menyendiri.

"Alhamdulillah, terima kasih Widya" ucap Cahya sambil tersenyum senang.

Ia memandang Widya dengan tatapan penuh senyuman dan penuh banyak bersyukur.

---0000---

Jangan lupa vote dan komennya 847 kata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya
847 kata~

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang