(29) •nouvel an à aubervilliers paris-4•

60 42 84
                                    

Sesampai nya di sana Kania dan Saras segera melupakan tentang baju Widya dan ia asik bermain di area tempat wahana yang berada di mall itu.

"Sampai kapan kak Renaldi dan dua anak bocil itu berlibur di Prancis?" tanya Widya kepada Renaldi yang duduk di sampingnya memandangi Kania dan Saras yang tengah asyik bermain di permainan Timezone.

"Tanggal 3 januari kami sudah pulang," jawab Renaldi.

"Lumayan juga kak Renal dan Saras serta Kania bisa berjalan-jalan keliling Paris dengan sekitar seminggu lebih," kata Widya.

Kemudian Widya baru ingat besok adalah hari natal. Lagi-lagi ingatannya teringat pada Smith.

Ia ingat saat Smith bilang ia masih merayakan Natal sudah cukup baginya sebagai tanda ia masih percaya tuhan. Ah... Smith aneh mengapa tiba-tiba Widya merindukan Smith? Apa kabar Smith hari ini? Sudah lama ia tak mendengar kabarnya bahkan sudah lama ia tidak kebetulan bertemu Smith lagi. Widya mengeluarkan ponsel dari sakunya ingin sekali ia mengirim pesan pada Smith sekedar menanyakan kabarnya. Tapi ia ragu ia takut Smith salah mengartikan perhatiannya walaupun jelas perhatian Widya ini karena diam-diam ia merasakan sesuatu pada Smith Valesky.

Widya mengadapkan wajahnya menatap langit bulan yang tinggal separuh berbentuk sabit. Pikirannya masih diganggu sosok Smith Valesky. Dan aneh sekali bahkan saat ia bahagia dikunjungi kakak dan adiknya ia masih saja memikirkan Smith.

"Smith sedang apa kamu sekarang? Apakah kau sedang memandangi bulan malam ini? Pandanglah bulan malam ini Smith maka kita akan memandang bulan yang sama, bulan ini menjadi penghubung rindu kita dan berapa pun jarak kita saat ini," batin Widya berbicara.

Widya tersenyum ah mengapa malam ini tiba-tiba saja hatinya menjadi puitis.

*****

Smith menatap rumah ayahnya sebelum melangkah mendekati pintu dan mebunyikan bel sudah lama ia tak berkunjung kedua orang tuanya kurang lebih sudah sebulan lebih padahal rumah ayahnya ini terletak di kota yang sama dengan gedung apartemen tempat tinggalnya

Smith jarang pulang ke rumah ayahnya hanya karena ia cukup malas berdebat dengan ayahnya tetapi ia merindukan ayahnya.

Nyonya Frisinta Smith adalah seorang ibu yang bagi Smith hampir sempurna bahkan ibunya yang selalu menjadi pembela tiap kali Smith terlibat perdebatan dengan ayahnya itu.

Smith berkunjung kerumah ayahnya karena ini hari natal dan ibunya mengundangnya untuk datang di saat waktu luang orang tuanya biasa mengadakan pesta natal di rumah ini untuk mengundang rekan-rekan kerja ayahnya dan teman-teman ibunya serta beberapa tetangga.

Smith menekan bel beberapa menit kemudian muncul sesosok wanita cantik berambut pirang sepunggung dengan pakaian yang bagus dan tampak elegan.

"Smith!" ucap sosok itu disertai senyuman lebar dan langsung memeluk Smith.

Nyonya Frisinta Smith segera saja memeluk Smith anak laki-lakinya yang sangat ia sayangi yang sudah sebulan lebih tak mengunjunginya.

"Bonjour maman comment vas-tu? (halo ibu apa kabar?)" sapa Smith sambil mencium pipi kanan dan kiri ibunya.

"Je vais bien et papa est aussi bon.. Je t'aime Smith! (aku baik-baik saja dan ayah juga baik. Aku mencintaimu Smith!) Kenapa kau lama sekali tak mengunjungi kami?" sahut nyonya Frisinta sambil membantu membukakan jas panjang dan tebal yang dipakai Smith untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin di musim salju.

Nyonya Frisinta tampak tercengang saat melihat penampilan Smith setelah jas panjang nya dibuka belum pernah ia melihat Smith tampil serapih ini kecuali jika sedang ingin tampil dalam pagelaran musik orkestra di acara kampusnya.

Smith memakai setelan jas lengkap dengan hiasan dasi, dan biasanya anaknya ini tampil seadanya dengan celana panjang jeans yang pudar serta jaket kulit hitam dan topi serta kaus lengkap dengan beberapa bintang bertuliskan kata-kata.

Saat Smith membuka topinya sisiran rambutnya juga berbeda dan sangat rapi sekali. Dan kemudian juga disadari oleh ibunya bahwa Smith tidak lagi memakai tindikan di telinganya walaupun lubang telinganya masih terlihat bekas tindikan anting.

"Tu es si cool et tu es si beau (kamu sangat keren dan sangat tampan) " sahut ibunya sambil memandangi Smith dari ujung kepala hingga sepatunya yang masih terlihat sisa-sisa mengilapnya walaupun sudah terkena serpihan salju.


---0000---


Jangan lupa vote dan komennya 645 kata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya
645 kata~

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang