(53) •Vêtements design Naura•

13 10 2
                                    

"Aku jadi terlihat terlalu menarik memakai semua ini, Nau." Komentar Widya.

Naura terkagum sesaat mendengar komentar Widya dan ia mengerahkan segala ide untuk mewujudkan rancangannya ini khusus untuk Widya. Dan memang ia maksud kan untuk mebuat penampilan Widya tampak lebih menarik dan tetap modis.

"Bagus kan, lo jadi terlihat menarik. Menjadi seorang Muslimah enggak harus ketinggalan mode terbaru. Lo masih bisa tetap bergaya keren dan tetap bisa mengikuti trend dari jaman ke jaman" sahut Naura

"Masalahnya, aku sekarang ini sedang enggak ingin tampil modis, bahkan aku lebih senang tampil simple seperti Cahya." Kata Widya.

"Lo serius enggak suka sama baju Muslimah rancangan gue?" tanya Naura tampak heran sekaligus kecewa.

"Rancangan kamu ini bagus banget, Nau. Aksesoris yang kamu buat juga keren. Tapi sepertinya enggak cocok buat aku" jawab Widya dengan nada suara menyesal.

Naura tampak kesal sekali ia sudah membuka mulutnya ingin mengucapkan sesuatu tetapi kemudian ia mengurungkan niatnya.

Ia ingat sudah berjanji tak akan memaksa Widya. Sekali lagi ia harus merelakan selera Widya dalam fashion, sepertinya memang sudah berubah secara permanen. Widya kini lebih suka tampil sederhana.

"Maafkan aku, Nau. Bukan rancangan kamu yang salah. Tapi aku memang sedang butuh tampil sederhana saja dan tidak menjadi pusat perhatian. Ini membantuku untuk menjaga keimanan ku dan kamu pasti tau sulitnya perjuangan untuk mempertahankan ketaatan ibadah di kota Aubervilliers Prancis ini." Kata Widya.

Naura masih tak bisa memahami sikap Widya yang keras kepala ini. Ia kecewa sekali padahal ia membuat pakaian ini dengan sungguh-sungguh, dan rasa antusias tinggi berharap bisa membuat penampilan Widya terlihat lebih keren daripada biasanya.

"Ya, gue enggak bisa maksa lo, kalau lo lebih suka tampil sederhana apa boleh buat" ucap Naura akhirnya sengaja memberi tekanan pada kata sederhana.

"Maaf ya, Nau. " Kata Widya tampak menyesal.

Lalu ia berbalik menuju kamar mandi dan melepas pakaian rancangan Naura, mengganti dengan pakaian santai. Ia rapikan pakaian rancangan Naura itu kemudian ia kembalikan pada Naura.

"Ide cardigan hodie-nya keren" kata Widya sambil mengembalikan pakaian itu kepada Naura.

"Sebenarnya itu bukan ide asli gue. Gue modif dari desaign yang pernah gue lihat di instagram" sahut Naura sembari menerima kembali pakaian Muslimah rancangannya itu.

"Tetap keren. Kamu memang berbakat merancang pakaian, Naura. mendesaign pakaian Muslimah pun bagus. Dan kamu juga berbakat merancang aksesoris." Ucap Widya.

"Aksesoris menang satu paket dengan pakaian itu. Memang gue pelajari di kampus dan gue harus bisa merancangnya" sahut Naura.

"Dan ternyata kamu memang bisa, Nau" ucap Widya sambil tersenyum kagum.

Mata Naura tiba-tiba membelalak, wajahnya yang semula sedikit suram karena kecewa dengan penolakan Widya pada pakaian Muslimah rancangannya kini kembali berbinar-binar.

"Gue dapet ide!" ujarnya dengan antusias.

Widya tersentak lalu memandang takjub pada Naura.

"Apa?" tanya Widya penasaran dengan ide Naura selanjutnya.

" Widya, ada berapa wanita muslimah di kota Aubervilliers yang berpakaian tertutup lengkap dengan kerudung sehari-hari?" tanya Naura.

"Mana aku tahu, nau, kayaknya sih sedikit. Aku jarang melihat wanita memakai hijab di kota Aubervilliers ini" jawab Widya seraya mengangkat kedua bahunya.

"Kalau dikumpulin datanya pasti lumayan banyak juga. Mereka pasti kesulitan membeli pakaian muslimah di Paris. kalau ada pun pasti hanya seperti lo. Mereka membeli pakaian serba tertutup panjang lalu memadukannya sendiri, pakaian yang mereka beli bukan pakaian yang memang dirancang khusus untuk dipakai seorang muslimah" ucap Naura membuat analisa sendiri.

"Lalu ide kamu apa?" tanya Widya masih heran

"Rahasia gue harus riset dulu" Jawab Naura sambil melirik pada Widya dan memamerkan senyum misteriusnya.

Melihat gaya Naura itu membuat Widya sedikit penasaran. Namun kemudian widya tak berusaha mendesak Naura. Ia biarkan Naura sibuk dengan rencana nya dan bagi widya saat ini yang terpenting Naura tidak tampak kecewa lagi setelah ia menolak memakai baju rancangan naura. Sepertinya Naura punya rencana yang lebih besar lagi.

Naura memandangi pakaian Muslimah yang telah ia buat untuk widya tetapi widya tak mau memakainya. Hari ini ia pulang lebih dulu dari widya. Tiba-tiba saja ia punya ide ingin mencoba memakai pakaian yang rancangan nya itu bahkan ia belum pernah memakai pakaian Muslimah, selama ini ia sama sekali tidak tertarik ingin memakai pakaian semacam itu. Tetapi apa salahnya mencoba? Naura ingin tahu seperti apa penampilan nya jika memakai pakaian ini dan bagaimana rasanya memakai pakaian serba tertutup dan longgar. Ia memilih bahan yang sangat nyaman dipakai, sengaja agar pemakainya tidak merasa kegerahan memakaai pakaian serba tertutup seperti itu

Naura segera memakai pakaian itu mumpung widya belum pulang. Ia merasa malu kalau widya sampai melihatnya memakai pakaian Muslimah seperti ini. Kebetulan ukuran tubuhnya dengan ukuran tubuh widya kurang lebih sama. Pertama ia memakai kulot panjang menyerupai rok lalu mengenakan blus berlengan pendek yang juga melebar dibagian bawah panjang sampai ke paha. Terakhir ia mengenakan cardigan berlengan panjang yang langsung bersambung dengan hijab. Naura menambahkan aksesori hasil rancangan nya juga untuk menambah elegan penampilan nya setelah ia memakai semuanya dengan lengkap ia memandangi bayangan tubuhnya di depan cermin. Naura tersentak tak percaya dengan penglihatan nya sendiri. Ternyata ia cocok juga mengenakan pakaian seperti ini. Naura tersenyum senang

---0000---

Jangan lupa vote dan komenn827 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komenn
827 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang