(9) •Mauvais garçon•

198 186 112
                                    

Smith Valesky seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahun. Yang lebih sering berpenampilan kurang rapih.

Ia mahasiswa jurusan seni musik karna memang dia hobi bermain alat musik dan berbakat luar biasa dibidang musik.

Sangat rendah dirinya karena berpenampilan sederhana.

Ia tak pernah berpenampilan keren hanya sekedar supaya dapat dilihat orang lain.

Sejak awal Mr. Jesno Smith memang tidak setuju jika anak laki-lakinya itu memilih melanjutkan kuliah di jurusan seni musik.

Sebagai salah satu direktur perusahaan yang sangat sukses di sebuah PT di negara itu.

Tentu saja ia ingin smit menjadi ahli di bidang bisnis. Namun, sebagai orang tua yang sangat modern akhirnya Mr. Jesno Smith mendaftarkan anaknya di kampus fakultas seni pertunjukkan.

Smith menuruti kemauan ayahnya untuk memasuki jurusan seni musik.

Ia tak keberatan dan banyak ilmu yang bisa ia kerapkan sehingga kepekaannya akan musik semakin terasa.

Dan semakin luas jangkauannya, tetapi untuk segi penampilan Smith ayahnya itu tidak bisa mengaturnya.

Karena Smith lebih suka tampil dengan gayanya sendiri. Paduan celana panjang pudar berwarna biru.

Serta kaus yang bertuliskan segala yang berhubungan dengan musik. Satu lagi yang tidak diketahui oleh ayahnya.

Smith memiliki banyak sebuah tato di lengan kirinya berupa tulisan berbentuk setengah kepala naga adalah gambar kepribadian Smith yang penuh semangat untuk menjalani hidup.

Penampilan nya ini terkadang membuat percekcokan dirinya dengan sang ayah.

Tetapi Smith tak mau mengubah penampilannya bahkan, saat ia harus tetap tampil dalam konser di berbagai kampus.

****

Saat Smith dalam perjalanan dari apartemen menuju club malam, ia melihat disalah satu lorong, terdapat seorang lelaki sepertinya sedang merampok seorang wanita.

Ini bukan kejadian yang bisa diabaikan begitu saja, ia segera mencoba menolong.

Smith yang diam-diam memiliki ilmu bela diri.

Dengan sigap Smith menarik tangan orang yang memegang pisau, lalu menelikung tangan itu dari belakang punggung.

"Hay, apa kamu tidak apa-apa?" tanya Smith pada gadis ini.

Setelah ia meyakinkan gadis itu agar segera pergi, Smith membalikan tubuh lelaki ini.

"Rick!" teriaknya terkejut.

Smith mengenal lelaki ini, Rick Sneider Vanhoten adalah adik kelasnya saat di sekolah menengah dulu.

Beberapa kali ia bertemu Rick yang berkeliaran di kota Aubervilliers tanpa tujuan yang jelas.

"Kamu sudah melakukan kejahatan kamu tahu itu?!" ucap Smith dengan suara tegas.

"Ampun Smith" sahut Rick dan ia pun langsung terdiam.

"Aku tak menyangka sekarang kau sangat berani merampok wanita" sindir Smith kepada Rick.

"Tadi itu bukan seorang wanita, kamu tahu itu. Dia itu komplotan teroris dari segi penampilannya" sahut Rick membela diri.

"Kenapa kau sembarang menuduh orang hanya dari penampilan bermuslim seperti itu" ujar Smith dengan tatapan marah.

Tetapi Smith sama sekali tidak berniat melepaskan Rick ia masih ingin berbicara kepada anak muda nakal itu.

"Kau tidak boleh berbuat begini lagi, Rick! Kalau masih seperti ini aku akan melaporkanmu kepada pihak kepolisian" ancam Smith sambil menasehati Rick.

"Apa peduli
mu? Memangnya kau sanggup memberiku makan setiap hari?" ujar Rick.

"Aku tahu uang hasil rampokanmu itu kau belikan apa. Bukan makanan tetapi kau belikan narkoba, kan?" sahut Smith.

Smith merasa kasihan pada pemuda itu, Rick Sneider Vanhoten adalah korban dari keluarga yang sama sekali tidak harmonis.

Ayahnya pecandu narkoba dan berjudi. Serta ibunya bekerja sebagai petani di sebuah ladang sawah.

Rick tumbuh dewasa menjadi anak kurang kasih sayang dan perhatian.

"Kau jangan sok perhatian terhadapku Smith, hidupmu enak. Kau orang serba tercukupi, serba ada. Mau apapun kau tinggal minta terhadap orang tuamu, sedangkan aku harus berjuang sendiri Smith, tak usah kau ganggu ku lagi" ujar Rick.

"Rick kau bisa mencari pekerjaanan lain yang tidak melanggar hukum. Kau jangan menjadi pecandu narkoba Rick" ujar Smith.

"Smith lepaskan aku, berhentilah perduli terhadapku dan aku sama sekali juga tidak peduli padamu Smith."

"Aku tak akan melepaskanmu dari pengawasan ku Rick. Jika ku lihat kau mengganggu orang lagi, aku akan benar-benar membawamu ke kantor polisi" ujar Smith lalu melepaskan Rick.

Usia Rick sekarang sudah menginjak dua puluh satu tahun. Ia tidak kuliah karena tidak ada biaya.

Betapa berat beban hidupnya dan betapa bencinya Rick mendengar nasihat dari Smith.

"Seenaknya saja menyuruh orang bekerja, apakah ada di kota ini yang mau memperkerjakan seorang lulusan sekolah menengah. Terlebih ia pemakai narkoba?"

Rick menghela nafas

"Rick aku akan membantu mu mencari pekerjaan untukmu di kantor perusahaan ayahku" ucap Smith merasa prihatin mendengar kondisi Rick.

Smith merasa kasihan akan keadaan Rick terlebih Smith merasa bersyukur ia memiliki orang tua yang sangat amat perduli padanya.

"Tidak usah perduli padaku Smith! Aku benci orang-orang sepertimu yang sok perduli pada orang lain yang menurut kalian pantas untuk dikasihani. Aku bukan gelandangan di kota ini" sahut Rick dengan ketus dan kasar.

Lalu ia pergi dan melangkah cepat meninggalkan Smith yang masih memandangi kepergian Rick.


---0000---

Jangan lupa vote dan komen 762 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen
762 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang