(14) •Une journée amusante-1•

136 136 26
                                    

Pagi yang amat dingin di kota Aubervilliers.

Hari ini adalah satu syawal, hari raya idul fitri.

Hari kemenangan bagi kita kaum Muslim setelah menempuh menahan hawa nafsu selama satu bulan penuh.

Di hari ini benar-benar merasa terlahir kembali.

Widya berharap dosa-dosanya di masa lalu terampuni dan kini ia akan selalu bertekad untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi daripada dahulu.

Suasana idul fitri di kota Paris sangat jauh berbeda dengan di Jakarta.

Semalam tak ada takbir keliling serta tak terdengar gema takbir dari menara masjid manapun.

Di kota Paris ini semua tempat ibadah dilarang mengeluarkan suara keras yang dapat mengganggu umat beragama lain. Ini dimaksudkan agar rasa toleransi terhadap penganut agama lain.

Idul fitri tahun ini seperti biasa Widya dan Naura tidak pulang ke Indonesia karna kampus mereka tidak libur di bulan-bulan sekarang ini.

Libur akhir semester adalah di akhir tahun.

Sejak pagi-pagi sekali Widya sudah mempersiapkan diri berniat pergi ke masjid untuk shalat idul fitri.

Ia terkejut saat Naura juga ikut bangun pagi-pagi sekali

"Lu mao salat eid dimana Wid?" tanya Naura.

"Yang deket saja. Di mosquee Al-Ansar di kota Aubervilliers," jawab Widya sambil merapihkan hijab nya setelah ia selesai mandi.

"Gue ikut ya Wid. Tungguin ya, gue mau mandi dulu," kata Naura langsung bergegas untuk mandi.

Widya kaget sampai menoleh cepat ke arah Naura

"Naura mau ikut shalat eid? Alhamdulillah," gumam Widya sambil tersenyum.

Walaupun selama bulan Ramadhan kemarin Naura tak pernah ikut berpuasa, tetapi mendengar saat ini ia berminat ikut shalat idul fitri membuat Widya senang sekali.

Ini adalah satu kemajuan untuk diri Naura.

Ia segera menyiapkan sajadah dan mukena untuk Naura. Menurut jadwal masjid Al-Ansar akan diadakan salat eid pukul 7.15

Naura hanya mandi sebentar. Tampaknya ia sadar ia harus Cepat-cepat bersiap.

Widya semakin terkejut melihat Naura tampil memakai pakaian baru berupa blus panjang berwarna biru yang berlengan panjang dipadu dengan rok lebar berwarna abu-abu sepanjang mata kaki dilengkapi hijab ungu tua.

"Kenapa lu ngeliatin gue sampai bengong gitu hey?? Memangnya gue engga pantes pakai baju begini ya?" tanya Naura.

"Oh, aku hanya terpana melihat kamu Nau. Kamu anggun dan cantik banget memakai baju itu. Ini sudah ku siapkan sajadah dan mukenamu. Ayo cepat kita berangkat" sahut Widya.

Mereka berdua segera keluar gedung. Jarak dari apartemen mereka ke masjid itu lumayan dekat dengan berjalan kaki. Tak lama mereka pun sampai di masjid itu.

Widya merasakan keagungan hari raya di negeri ini yang jumlah rakyat untuk yang beragama muslim nya itu bisa dibilang sangat minoritas.

Sampai membuat nya terharu dan hampir menangis jika ingat saat dahulu ia tinggal di Jakarta tetapi ia biasa-biasa aja tiap kali menyambut hari raya idul fitri. Tetapi di sini merayakan idul fitri di kota Paris adalah merupakan sesuatu yang luar amat biasa membuat hati nya tersentuh.

Di area pintu masuk terdapat kotak amal yang disediakan bagi jamaah untuk membayar zakat fitrah.

Lalu ia segera bergegas kebagian untuk jamaah wanita. Di situ lah Widya dan Naura bertemu cahya.

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang