(34) •Très long voyage-3•

22 24 2
                                    

Smith mengamati lagi buku itu membuka buka setiap lembaran halaman sekilas kemudian membaca sinopsis yang tertera di sampul belakang buku itu.

"Maaf Smith aku masuk dulu ya pengajianku akan dimulai. Tidak lama kurang lebih hanya tiga jam" kata Widya.

"Tiga jam?" tanya Smith sedikit terkesiap.

Ia tak bisa membayangkan harus duduk di sini selama tiga jam menunggu Widya selesai mengaji. Tetapi demi Widya Smith rela menunggu selama apapun.

"Ya hanya tiga jam tidak apa-apa kan? tanya Widya.

"Okey aku tidak masalah, aku akan ada menunggu di sini untukmu" jawab Smith, Widya tersenyum.

"Okey Smith" ucap widya sebelum meninggalkan Smith masuk kembali ke dalam Masjid itu.

Smith hanya mengangguk sambil tersenyum lalu perhatiannya kembali kepada buku yang dipinjamkan Widya.

Kemudian ia memulai. Membaca tulisan halaman pertama buku itu baru beberapa halaman Smith sudah hanyut dalam bacaan nya tak terasa sudah tiga jam ia membaca tanpa henti sampai separuh buku itu.
Keseriuaannya membaca membuatnya tak menyadari kehadiran Widya sudah duduk disampingnya.

"Salam Smith" ucap Widya menyapa Smith yang dilihatnya tampak asyik membaca buku yang ia pinjamkan.

Smith baru sadar beberapa menit kemudian. Lalu ia menoleh kearah suara lembut yang ia dengar menyebut namanya.

"Heyy, Widya kau sudah selesai?" tanyanya heran.

"Ya aku sudah selesai mengaji sepertinya kau menikmati bacaanmu?" jawab Widya serasa tersenyum senang.

"Ah iya" ujar Smith sembari mengacungkan sedikit buku yang ia pegang.

"Ternyata ulasan nya menarik juga" lanjut Smith.

"Kau sudah selesai membacanya? tanya Widya.

"Oh aku baru berhasil membaca separuh buku ini" jawab Smith.

"Ah.. itu artinya kamu tidak bosan membacanya. Kamu ingin membaca nya sampai selesai?" tanya Widya.

"Ya aku cukup tertarik. Pasti aku tak boleh membawa pulang buku ini kan?" tanya Smith sambil menunjuk buku yang ia pegang itu.

Widya tersenyum.

"Sayangnya buku ini memang tidak boleh dibawa pulang Smith tetapi kalau kau suka membacanya nanti akan ku carikan buku itu untukmu" jawab Widya.

"Oh benarkah? Apakah kau serius?" tanya Smith

"Ya aku serius. Sepulang dari sini kita mampir ke toko buku dan akan ku belikan bukunya untukmu" jawab widya sambil tersenyum.

Widya mengembalikan buku itu ke dalam Masjid lalu ia mengajak Smith kembali pulang dan sesampainya di tempat mereka tak lupa Widya mengajak Smith ke toko buku.

Ia menemukan beberapa buku bagus yang termasuk buku yang dibaca nya tadi di masjid.

Widya membelikan lima buku yang menurutnya paling menarik
Dari kelimanya ia berikan kepada Smith.

"Kau serius ingin memberikan semua buku ini untuk ku?" tanya Smith tak percaya sesaat widya memberikan buku-buku itu padanya.

"Iya ini hadiah untuk mu Smith mungkin kau ingin membaca nya sekedar untuk menambah pengetahuan mu tentang Islam. Agar kamu tidak Merasa aneh lagi dengan segala aturan yang harus ku taati" jawab Widya.

Smith tampak berpikir sebentar kemudian ia tersenyum.

"Ayo ikut aku widya" Ajak Smith

Tanpa bertanya lagi widya mengikuti Smith berjalan keluar toko buku
Agak jauh mereka berjalan sampai ke sebuah butik kecil. Yang menyediakan berbagai perlengkapan wanita.

Smith mengajak Widya masuk ternyata di dalam nya Smith menemukan sebuah pashmina berwarna biru lembut dengan motif mawar cantik nan indah dan Smith membelikan pashmina itu. Widya heran melihatnya tapi ia tak mau berkomentar setelah membayar di kasir.

Smith memberikan pashmina itu kepada widya dan Widya menerimanya dengan wajah heran

"Ini hadiah untukmu Widya kau bisa memakainya untuk menutupi rambutmu kan? Warna nya cocok untukmu dan aku yakin akan membuat wajahmu terlihat semakin cantik" Kata Smith.

"Thanks Smith" sahut Widya serasa dengan senyuman senang.

Bagi Smith hadiah dari Widya sangat berarti dan bagi widya hadiah itu juga cantik sekali.

Hari ini keduanya pulang ke apartemen masing-masing dengan perasaan suka cita.

Widya tak henti-hentinya tersenyum
Bolehkah ia merasa senang? Jujur ia senang menghabiskan waktu ditemani Smith hari ini.

Apakah ia berdosa karena telah pergi bersama Smith hanya berdua?.

"Tapi kami tidak berbuat apa-apa dan kami pergi bersama sebagai teman baik dan aku juga selalu menjaga jarakku dengan Smith" batin Widya membela diri.

Walau didasari hatinya yang terdalam ia mulai ragu apakah benar ia hanya menganggap Smith sebagai teman.

Widya memang telah menjaga jarak fisiknya dengan Smith namun tanpa disadari Widya, Ia membiarkan jarak hatinya dengan Smith malah semakin dekat.

---0000----

Jangan lupa vote dan komen 682 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen
682 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang