(54) •Le changement de Naura pour devenir musulman•

13 12 7
                                    

"Ah, rancangan gue emang keren" ucapnya memuji rancangan sendiri.

Naura mencoba berjalan ke ruang tamu lalu ia duduk di sofa kemudian berdiri lagi.

"Hm ternyata enak juga dipakainya pakaian serba tertutup begini dan enggak ganggu gerakan gue" gumam Naura.

Naura kembali berjalan menuju cermin dan ia mengamati bayangannya di dalam balutan pakaian Muslimah rancangannya

"Kayaknya gue engga keberatan pakai baju serba ditutup kalau boleh tetap tampil modis seperti ini" gumamnya.

Lagi-lagi matanya berbinar tanda ia mendapat ide dan ia mengangguk-angguk.

"Gue akan merancang pakaian Muslimah lagi dan semua harus tampak modis dan trendi dan gue yakin di Paris ini enggak semua Muslimah sekaku Widya dan Cahya. Pasti di antara mereka ada juga yang ingin tetap tampil trendi walau pakai baju Muslimah. Mereka tetap bisa pakai baju serba tertutup sebagai bentuk ketaatan mereka pada agama tapi mereka tetap bisa terlihat modis sesuai dengan gaya Prancis sebagai negara pusat pakaian terkenal yang dan super modis ini buktinya di Indonesia banyak pakaian terkenal merk dari Prancis yang trendi dan banyak yang suka, di sini juga pasti disukai" gumam Naura.

Ia tersenyum senang mengagumi kesimpulannya sendiri.

"Ini benar-benar ide bagus buat karya gue" ujarnya pada bayangan dirinya sendiri di cermin.

Ia segera berganti pakaian. Untuk sementara ia ingin menyimpan sendiri rencananya ia tak ingin seorang pun tahu termasuk Widya sampai ia selesai merancang sepuluh model pakaian Muslimah yang super modis selanjutnya.

****

Pagi itu Widya berdandan seperti biasa kini ia tahu bagaimana cara mendapatkan hijab yang bagus dengan motif yang sesuai dengan seleranya, dan kini ia membeli sendiri bahan yang ia sukai ia bisa memilih ketebalan dan lebarnya serta motif dan warnanya yang sesuai dengan keinginannya. Gaya berpakaiannya masih terlihat biasa dan ia senang memakai pakaian serba panjang.

Widya biasanya memadukan blouse berlengan panjang dengan rok panjang yang lebar dan terkadang ia memberi aksen aksesori yang sesuai dengan seleranya dan walaupun tak semeriah pakaian muslimah rancangan Naura tetapi penampilan Widya lebih berwarna di banding penampilan Cahya mahasiswi jurusan kedokteran itu.

Tapi perbedaan selera dalam penampilan ini bukan masalah dan Widya selalu mentaati peraturan dasar dalam mengenakan pakaian Muslimah, harus dengan bahan tebal yang tidak menerawang bentuk tubuh, serta longgar agar tidak membentuk lekukan tubuhnya.

Hijab yang Widya pakai juga panjang dan Widya sekarang mulai berani bereksperimen memakai hijab dengan cara tidak sesimpel yang dipakai Cahya. Namun Widya tetap mengikuti aturan dasar juga dan hijab harus terulur panjang menutupi bagian dada.

Widya tersenyum menatap penampilannya di depan cermin dan pakaiannya serasi sekali dengan kerudung biru dengan bunga-bunga kecil, blouse biru dan rok biru jeans yang panjang dan lebar lalu ia tambahkan aksen rompi putih ia tambahkan sedikit aksesori kalung dengan hiasan bunga yang terbuat dari kain.

Seusai berdandan rapih Widya berbalik mengambil tas kuliahnya dan Widya terkejut saat ia melihat Naura baru keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian serba panjang dilengkapi hijab menutupi rambut di kepalanya walau gaya berpakaian Naura jauh lebih trendi dari Widya. Tetapi Widya tetap saja merasa heran dengan penampilan Naura pagi ini dan apa yang telah terjadi pada Naura?.

"Naura?" tanya Widya heran dan mulutnya masih membuka tapi ia tak tahu harus berkata apa lagi.

"Tau enggak wid, ekspresi kaget lo itu persis ekspresi kaget gue waktu melihat lo pakai hijab pertama kali dulu" sahut Naura sambil tersenyum lebar.

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang