(33) •Très long voyage-2•

23 22 5
                                    

"Okey aku mengerti dan aku tak keberatan menunggumu di luar ruang pengajianmu," kata Smith beberapa saat kemudian setelah menimbang-nimbang apa kata yang paling tepat yang sebaiknya ia ucapkan.

Widya mengangguk lalu ia mendahului berjalan menuju kursi sebuah mobil taxi.

Seolah sengaja ingin menjaga jaraknya dengan Smith. Tetapi Smith malah mendekati jarak duduknya dengan Widya. Disamping Widya.

Widya berusaha menenangkan hatinya dan Smith hanya seorang teman seperjalanan. Hanya itu ia tak boleh memikirkan Smith sebagai yang lain.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di 5 Rle de la Grande Cour, 93300 Aubervilliers, Prancis
kubah masjid Al-ansar yang sudah terlihat. Dari kunjungannya yang terakhir dimasjid ini. Widya mendengar sejarah berdirinya.

Masjid Al-ansar juga menjadi tempat pelayanan bagi masyarakat muslim saat ini dari negara manapun itu

Dan pemandangan itu juga tak luput dari perhatian Smith.

Ia juga melihat siapa pun yang datang dari ras dan negara manapun, mereka saling memberi salam dalam bahasa yang sama, seorang lelaki tua berwajah eropa menyapa Smith dengan suara sopan dan senyum.

"Assalamu'alaikum," ucap lelaki tua itu.

Smith tampak canggung tak tahu harus menjawab apa.

"Walaikumsalam" sahut Widya sembari tersenyum dan menganggukan kepala.

Lelaki tua itu mengalihkan pandangan nya kepada Widya lalu kembali memandang Smith dengan tatapan heran. Namun kemudian raut wajahnya berubah tampak mengerti. Ia tersenyum dan mengangguk pada Widya dan Smith, lalu permisi pergi.

"Apa yang dia ucapkan tadi? Apakah itu bahasa Islam?" tanya Smith setelah lelaki tua itu pergi.

"Itu bahasa Arab, sapaan sesama muslim ketika saling bertemu dan itu sapaan mengandung doa keselamatan muslim yang disapa harus membalas dengan doa juga" jawab Widya.

"Apa artinya?" tanya Smith kembali.

"Seorang muslim yang pertama menyapa, mengucapkan 'Assalamu'alaikum' Dan itu artinya semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa, lalu yang dia juga harus menjawab 'Walaikumsalam' " Jawab Widya mencoba menjelaskan.

Smitu tampak serius menyimak penjelasan widya lalu ia menganggukkan kepala.

"Sapaan yang bagus sekali artinya, jadi sesama muslim selalu saling mendoakan tiap kali bertemu. Itu bagus" komentar Smith.

Widya tersenyum lalu lega melihat Smith tampak memahami penjelasan nya. Kemudian ia memandang kagum pada masjid Al-ansar yang kini di hadapannya. Masjid ini memang tak semegah masjid di Jakarta namun di sinilah Widya mendapat hidayah yang sangat indah sekali yang menjadikan Widya kini menjadi wanita muslimah yang lebih taat akan agamanya

"Kau bisa duduk di sini, Smith" ucap Widya setelah mereka memasuki teras masjid Al-ansar.

Smith tertegun dengan tempat yang di tunjuk Widya. Ia diminta duduk di teras pinggir. Apa tidak salah?.

"Aku duduk di sini?" tanya Smith terlihat ragu.

"Tidak Apa-apa kan? Apa kau keberatan? " sahut Widya.

"Oh, tidak Apa-apa aku duduk di sini tak masalah bagiku" jawab Smith seraya tersenyum berusaha meyakinkan Widya.

Apapun reka ia lakukan demi Widya.

"Aku akan meminjamkan sebuah buku yang menarik. Bisa kau baca selama kau duduk di sini menunggu aku selesai mengaji. Tunggu sebentar ya," kata Widya lalu gadis itu segera masuk ke dalam masjid.

Smith mengangguk, sambil matanya tak lepas memandangi sosok widya hingga gadis itu tak terlihat lagi olehnya

Kemudian ia mendudukkan tubuhnya di pinggir teras masjid. Lantai masjid itu memang sangat bersih dan mengkilat.

Tak lama Widya keluar menemuinya lagi sambil membawa sebuah buku.

"Bacalah buku ini, Smith. Isinya sangat menarik, " kata Widya sambil menyerahkan buku itu pada Smith.

Smith menerimanya dan mengamati sampul buku itu yang menceritakan tentang pandangan orang non-muslim terhadap agama Islam sampai ia tertarik untuk menganut agama Islam dan menjadi mualaf.

"Ohh.. Kau ingin aku juga tertarik pada agama Islam?" tanya Smith sambil memandang Widya dengan heran.

"Oh tidak. Bukan begitu maksudku. Aku hanya ingin kau membacanya agar kau tahu bagaimana Islam menurut pandangan seseorang yang awalnya tidak beragama Islam pastinya berbeda jika aku yang menjelaskan karena aku sejak kecil sudah beragama Islam. Walaupun.. Jujur saja aku baru benar-benar taat sejak enam bulan lalu. Kalau kau tertarik membacanya, silahkan, tetapi jika kau tidak tertarik membacanya, tidak Apa-apa," jawab Widya.

---0000---

Jangan lupa vote dan komennya 646 kata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya
646 kata~

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang