(42) •istikhara de la foi•

31 18 7
                                    

Antara kalung salib di lehermu dan tasbih di lenganku

***

Widya sudah cukup kewalahan mengatasi perasaannya dan menjaga jarak dalam hubungannya kepada Smith.

Entah sudah berapa sering Widya menolak ajakan Smith makan malam atau siang bersama tetapi Smith selalu punya cara dan alasan untuk sekedar bertemu Widya saat Widya sedang bersantai di taman atau saat ia sedang berjalan menuju apartemennya

Sering kali tiba-tiba muncul Smith yang memberi alasan tak sengaja bertemu dengannya kemudain Widya hanya tersenyum karena ia tahu Smith memang sengaja menunggunya. Tetapi Widya masih tak terlalu khawatir karena Smith cukup tahu diri slelsi menemui Widya di tempat ramai atau di tempat umum yang banyak orang.

Smith tak pernah masuk ke kamar apartemen Widya bahkan tiap kali ia memaksa mengantar Widya pula tetap selalu hanya sampai depan gedung apartemen Widya. Smith tampaknya sekarang sudah paham batas-batas apa yang tak boleh ia langgar dalam. Hubungannya dengan Widya.

Tetapi kali ini peristiwa kebetulan bertemu itu bukanlah dengan Smith.

Widya sedang duduk di rerumputan taman sambil menikmati suasana sore sepulang kuliah sambil membaca sebuah buku untuk menghilangkan rasa pegal setelah berhari-hari ia belajar dengan ilmu ekonomi.

"Assalamu'alaikum, Widya" sapa sebuah suara.

Widya menoleh dan menatap terkejut sosok tinggi menjulang di hadapan nya itu. Sosok itu kemudian ikut duduk di samping Widya dengan agak menjauh.

"Walaikumsalam Adam! Tumben sekali aku bertemu kamu di sini" sahut Widya.

Ia sungguh tak menyangka akan bertemu Adam Abellard Achille saat sedang bersantai di taman. Biasanya ia bertemu Adam hanya di pengajian dann Widya selalu bersama Cahya.

"Kau sering bersantai di sini ya? " tanya Adam seraya tersenyum lebar.

"Lumayan sering dan kau sendiri? Apakah kau sering datang ke sini? Baru kali ini aku bertemu dengan mu di sini Adam" jawab widya disertai pertanyaan.

"Sudah lama aku tak punya kesempatan bersantai di taman. Ahh pekerjaan ku semakin banyak saja serta tugas kuliah ku juga semakin susah bahkan makin butuh perhatian serius" jawab Adam

"Tapi kau orang yang cerdas dan tekun pasti kau bisa menyelesaikan semua tugas mu dengan baik Adam" sahut Widya.

"Kau sedang membaca apa?" tanya Adam melihat buku yang dipegang Widya.

"Sebuah buku cerita. Aku hanya ingin sedikit bersantai setelah selama beberapa hari ini juga sibuk dengan segala macam tugas kuliah" Jawab widya

"Widya bolehkah aku bertanya tentang suatu hal yang sedikit pribadi?"tanya adam lagi dan kali ini dengan wajah tampak serius

Widya memandang adam dengan heran mentari sore ini membuat ketampanan adam sangat mempersona

Serta membuat adam menjadi sesosok pemuda yang amat nyaris sempurna

Namun entah mengapa berdekatan dengan adam hati widya lebih tenang dibanding saat ia bersama Smith karna jantuntnya masih berdetak dengan wajar

Ia tidak panas dingin dan salah tingkah saat bersama adam
Ini karena ia memang tak punya perasaan apa-apa pada adam walaupun Naura bilang adam adalah pangeran kerajaan yang nyari sempurna

"Ahh kau mau bertanya apa? Kau membuatku cemas dengan kata-kata hal yang sedikit pribadi" sahut widya kemudian Adam tersenyum.

"Kau tak perlu cemas Widya pertanyaan ku tidak sulit kok" ucap Adam.

"Baiklah apa pertanyaan mu?" tanya widya

"Apakah kau berniat menikah muda Widya?" tanya Adam.

Widya terkejut mendengar pertanyaan Adam yang tak disangka nya itu.

"Heii kenapa tiba-tiba saja kamu bertanya begitu Adam?" sahut Widya malah balik bertanya untuk menutupi rasa kegugupannya.

"Aku hanya ingin tahu kau pasti ingat dengan materi yang kau dapatkan dalam pengajian waktu itu tentang cara seorang pemuda muslim berhubungan dengan garis muslimah tak ada konsep pacaran dalam Islam jika seorang pemuda dan seorang gadis sudah mencapai usia yang pantas untuk menikah dan saling mencintai maka sebaiknya segerakan menikah karena itu akan menghindarkan mereka dari perbuatan zinah" kata Adam panjang lebar.

Jantung widya rasanya hampir berhenti berdetak ia sungguh tak menyangka Adam akan membicarakan tentang pernikahan dengannya dan mendadak ia merasa cemas apa maksud Adam sebenernya?.

"Widya pertanyaan ku selanjutnya juga sangat pribadi ku harapkan kau tak keberatan menjawabnya" kata Adam.

"Ahh pertanyaan mu yang pertama juga belum ku jawab kau sudah ingin bertanya kembali lagi Adam" sahut Widya.

Adam tersenyum.

"Kau boleh menjawab pertanyaan ku yang kedua lebih dulu Widya. Apakah kau pernah punya pacar?" tanya Adam lagi.

Widya terkejut mendengar pertanyaan Adam. Pertanyaan yang ini ia mulai curiga dengan arah pembicaraan Adam. pertanyaan Adam itu membawa ingatan Widya kembali ke masa lalu kenangan pedih itu sudah bertahun-tajun ia lupakan dengan Rendi Ardian, mantan kekasihnya dulu saat ia masih berada di Indonesia.

Lelaki yang telah meninggalkan Widya luka dalam hatinya, setelah menjalin hubungan dengan kekasihnya dulu selama enam tahun itu.

Rendi mengkhianatinya padahal baru tiga bulan Widya kuliah di Paris dan mereka masih melanjutkan hubungan cinta jarak jauh namun saat kepulangan nya ke Indonesia karena suatu hal disalah satu tempat di Jakarta Widya memergoki Rendi bermesraan dengan gadis lain yang ternyata diam-diam dipacarinya
selama Widya berada di Prancis. Kenyataan itu sangat menyakiti perasaan Widya apalagi gadis selingkuhan Rendi adalah teman seperjuangan Widya juga.

---0000---

Jangan lupa vote dan komennya806 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya
806 kata


乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang