(40) •Je vous aime-3•

21 19 2
                                    

"Ah ya ku dengar kalian tidak boleh pacaran, ya? Jika ada pemuda yang menyukai mu ia harus datang langsung melamarmu, baiklah aku tak keberatan untuk melamarmu Widya" ucap Smith terdengar seperti meledek.

"Smith! Kamu jangan asal bicara kamu saja masih kuliah, dan kita masih sama-sama muda, aku yakin kau tidak sungguh-sungguh tertarik ingin menikah dengan seseorang seperti ku" sahut widya menanggapi serius.

"Tapi aku jatuh cinta pada mu Widya dan aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Andai aku tahu mengapa, karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku ingin selalu bersamamu. Aku merasa senang dan damai tiap kali memandangi wajah dan senyumanmu dan cinta tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, Widya. Hanya bisa dirasakan" ucap Smith tak kalah serius.

Ingin sekali Smith memegang pundak Widya dan menatap langsung matanya agar Widya menyadari akan kesungguhan ucapannya serta keseriusannya ini. Tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Smith menghormati keinginan Widya yang ingin tetap teguh jaga jarak duduk dengan Smith dan sebaliknya. Widya sedang berusaha keras menahan perasaannya
Ia menjauh duduk karena takut jika terlalu dekat ia tak sanggup menahan diri karena ia juga menyukai Smith Valesky dan Widya merasa perasaannya ini berbahaya.

"Ini pasti hanya perasaan sesaat mu saja, aku yakin kalau kau menjauh dariku dan lebih sering bersama teman wanita mu yang lain maka kau pasti akan segera melupakan aku. Aku hanya gadis biasa. Tidak ada yang istimewa pada diri ku," kata Widya mencoba menyadarkan Widya sekaligus membohongi perasaan hatinya sendiri

"Aku jatuh cinta pada mu dan ingin menikah dengan mu, Widya" ucap Smith tegas dan tetap teguh dengan pendiriannya.

"Smith jangan menuruti keinginan sesaat mu nanti kau menyesal. Lagi pula aku tak mungkin menikah dengan mu, Smith, maaf Smith sebaiknya kamu jangan mengharapkan aku lagi" sahut Widya masih menolak Smith walau hatinya bergetar karena harus menahan perasaannya lebih kuat lagi.

"Mengapa tidak mungkin? Memangnya apa salah ku? Kenapa aku tidak pantas menikah dengan mu Widya?" tanya Smith tampak menahan rasa kecewanya.

"Tidak ada yang salah denganmu Smith. Dan aku tahu kamu itu pemuda baik tapi perbedaan kita terlalu banyak. Dari segi agama karena aku gadis muslim tidak boleh menikah dengan laki-laki yang tidak seagama dengan ku. Ini adalah peraturan yang tak boleh aku langgar" jawab Widya sebagai penjelasan, salah satu alasan mengapa ia menolak Smith.

"Kenapa? Aku masih bisa menerima kamu dilarang pacaran. Tak boleh pergi berduaan atau hanya bergandengan tangan bahkan berciuman tapi kau juga tak boleh menikah dengan ku hanya karena aku tidak seagama denganmu? Peraturan macam apa itu? Di zaman modern ini masih ada peraturan kuno seperti itu? " ujar Smith tanpa sadar ia melangkah mendekati Widya.

Rasanya ia gemas sekali mendengar semua ucapan Widya yang baginya tidak masuk akal dan Widya hanya tersenyum mencoba tetap sabar menghadapi Smith.

"Ini bukan peraturan kuno Smith tapi memang begitulah yang disyaratkan agamaku, dan aku memilih untuk taat dengan peraturan agama ku. Aku taat karena aku yakin dengan kebenarannya." sahut Widya menjelaskan.

Smith terdiam berusaha mencerna baik-baik penjelasan panjang lebar ucapan Widya dan kemudian ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Jadi.. dengan kata lain, kita tak mungkin menikah kecuali juga aku harus menjadi seorang muslim?" tanya Smith.

Bibir Widya terasa kelu ia tak tahu harus menjawab apa. Ini soal keyakinan
tak ada satu pun manusia yang punya hak memaksakan satu keyakinan kepada manusia yang lain.

Karna keyakinan adalah soal pribadi masing-masing dan walaupun jika menuruti sebagian kecil kata hatinya tetapi Widya berharap keadaannya berbeda.

"Ahh kenapa jadi susah?" keluhnya dalam hati.

Seandainya saja ia bertemu Smith sebelum ia bertemu Cahya. Widya tersenyum. Segera ia sadar, ini adalah satu ujian keimanannya karna ia harus lebih kuat menahan diri walaupun di dekat nya kini adalah pemuda pilihan hatinya

"Aku tidak akan menyerah Widya, matamu tak bisa berbohong. Aku tahu kau juga merasakan yang sama denganku. Jika Kau menolak aku karena terikat dengan peraturan agamamu, aku mengerti. Aku tidak akan membuat mu menjadi seorang muslim yang pembangkang terhadap tuhan mu. Aku justru kagum dengan ketaaatan mu, Widya." ucap Smith.

Mata Widya menangkap tatapan Smith yang penuh ketulusan dan mulutnya memang tak mampu dengan jujur menyatakan perasaannya yang tersimpan di hatinya pada Smith, tetapi matanya tak bisa berbohong dan Widya juga mencintai Smith namun ia sadar terlalu banyak perbedaan yang menghalangi mereka berdua.

"Smithh... "

Hanya kata itu yang bisa di ucapkan Widya karena ia tak tahu harus bicara apa lagi dan matanya sudah berbicara banyak Smith mampu menangkap makna tatapan Widya tanpa Widya harus menjelaskannya, Smith tersenyum ingin sekali ia mengusap kepala Widya dengan lembut tetapi ia sadar ia harus menahan diri sekali lagi ia teguhkan dalam hatinya ia akan selalu menghormati Widya. Jika Widya ingin menjaga dirinya dari Smith maka Smith juga akan menjaga sikapnya terhadap Widya.

Jika Widya tak mau disentuh maka Smith pun tak akan pernah menyentuh Widya tanpa seizin nya.

---0000---

Jangan lupa vote dan komenn803 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komenn
803 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang