(48) •Mon histoire musicale-2•

26 12 4
                                    

Setelah pemuda itu menjelaskan tentang fungsi masjid ia mengajak Smith mendaftarkan diri di masjid forum itu.

Entah mengapa seusai Smith mendaftar, ia berjanji akan datang hari sabtu besok untuk memulai pelajarannya.

Smith merasakan kedamaian dalam hatinya ia merasa sangat senang diterima di tempat ini walaupun ia masih seorang non muslim.

Smith kembali pulang diiringi senyuman lega seolah ada sekeping beban dalam hatinya yang terangkat bahkan ia merasa antusias.

Smith yakin saat nanti pelajaran ke-Islamannya dimulai akan semakin banyak baban di dalam hatinya yang terlepas sampai kemudian seakan-akan ia merasa tak punya beban lagi.

Kemudian selama lima bulan penuh tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk Widya, setiap seminggu penuh secara rutin Smith mengunjungi masjid itu untuk mempelajari lebih dalam tentang Islam dan perlahan ia semakin memahami Islam. Dan semakin yakin inilah kedamaian yang telah sekian lama ia dambakan.

Sudah beberapa kali Smith membaca AL-QURAN, semakin sering ia membacanya ia semakin yakin dengan apa yang kini dipilih hatinya. Namun ia masih perlu masukan dari seorang wanita yang pernah mengalami apa yang ia alami sekarang ini.

Ingatan Smith langsung menuju pada Adam. Ia seorang warga kulit putih Prancis yang awalnya non muslim kemudian tertarik untuk masuk Islam.

Smith ingin mendengar bagaimana pengalaman Adam saat pertama kali ia memutuskan untuk masuk Islam.

Smith masih menyimpan nomor whatsapp Adam di ponselnya dan segera saja Smith mengajak Adam untuk bertemu. Ia mengatakan ada yang ingin ia bicarakan dengan Adam.

Smith menawarkan mentraktir Adam makan malam di sebuah restoran ternama.

Sudah dua jam Adam dan Smith duduk berhadapan di sebuah kursi restoran bahkan Adam sudah menghabiskan makan malamnya. Sedangkan Smith masih fokus pada topik pembicaraannya.

Adam sudah menceritakan pengalamannya sendiri saat akhirnya ai memutuskan untuk menjadi mualaf bagaimana awalnya kedua orang tuanya tak setuju jika Adam menjadi muslim namun lama kelamaan kedua orang tuanya sadar bahwa bagaimana ia ingin menjalani hidupnya adalah pilihannya sendiri. Sebagai seorang pemuda Prancis sejak kecil ia sudah dididik menjadi mandiri hingga selepas remaja.

Adam mengingatkan Smith bahwa rintangan terbesar sebelum memutuskan menerima Islam sebagai kepercayaan baru bagi seorang mualaf adalah kekhawatiran atas respon masyarakat, keluarga, dan teman pada keputusan itu.

Sebagian orang yang baru menjadi muslim, biasanya akan menghadapi prasangka negatif dan intoleransi. Namun biasanya, walaupun keluarga atau teman seorang mualaf keberatan dengan keputusan orang yang mualaf itu, mereka tak sampai memutuskan hubungan sebagai saudara dan sahabat.

Lama kelamaan keluarga dan teman bisa menerima kepercayaan baru yang dianut seorang mualaf, sekalii lagi ini Prancis.

Masyarakat sudah terdidik untuk menghargai pilihan setiap pribadi dan agama adalah suatu pilihan hidup yang sangat abadi.

Sejak Smith menelponnya dan mengajak bertemu, Adam merasa heran. Mereka tak pernah saling berkomunikasi lewat apapun. Sudah kurang lebih berbulan-bulan lalu Adam tak pernah bertemu Smith lagi. Tepatnya setelah sejak akhir liburan mereka ke tempat wisata bersama Widya dan Cahya.

Mengapa tiba-tiba saja hari ini Smith mengundangnya bertemu untuk berbincang dengannya? Semula adam mengira Smith membicarakan tentang hubungannya dengan Widya. namun ternyata apa yang ia dengar dari Smith kemudian mengejutkan lagi.

Smith mengaku mulai tertarik dengan agama Islam dan berniat ingin masuk Islam.

"Êtes-vous sérieux? (Apakah kamu serius)" tanya Adam masih menatap sangsi atau rasa tidak percaya pada Smith.

"Oui, je suis sérieux (Ya, aku serius)" jawab Smith.

Adam memandang Smith penuh selidik.

"Kau memutuskan untuk menjadi mualaf karena kau benar-benar yakin dengan agama ini? Apakah kau sudah benar-benar paham tentang agama Islam? Apakah kau sudah mencaritahu dengan persis apa saja kewajiban seorang muslim? Kau sudah paham tentang rukun iman dan rukun islam? " tanya Adam beruntun.

"Ah... Kenapa kamu bertanya begitu berulang-ulang?" Tadi kau sudah bertanya seperti itu" sahut Smith.

"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar sudah tahu atau belum. Kamu sadar segala konsekuensi jika kamu memilih menjadi muslim, Kan Smith?" tanya Adam lagi masih terlihat tak yakin pada keputusan Smith.

"Tentu aku sadar dan aku sudah mempelajari semua aturan-aturan konsekuensi di masjid forum itu" jawab Smith dengan suara tegas.

"Aku hanya ingin kau yakinkan lagi dirimu bahwa kau menjadi mualaf bukan hanya ingin dekat dengan Widya kan?" sahut Adam.

"Aku sudah yakin Adam. Dan kau boleh mengetes aku kalau kau ingin tau seberapa jauh aku tahu tentang Islam dan apakah aku hafal rukun Islam dan rukun iman" tegas Smith.

"Rukun Islam dan rukun iman bukan sekedar untuk dihafal tetapi untuk dipahami kemudian diamalkan" sahut Adam lagi.

Smith hanya menghela napas panjang dan merasa agak sesat dicecar berbagai pertanyaan oleh Adam.

"Kau ingin menjadi mualaf bukan karena Widya kan?" tanya Adam untuk memastikan kalau Smith menjadi mualaf karena dari hatinya bukan karena seseorang.

"Mengapa kau menuduhku seperti itu?" sanggah Smith.

"Aku tahu kau menyukainya" sahut Adam terus terang.

Smith tak langsung menjawab ia cukup takjub bagaimana Adam bisa mengetahui apa yang ia rasakan. Dan darimana Adam bisa tahu? Siapa yang memberitahunya? Apakah sikapnya yang menyukai Widya mulai jelas terlihat sehingga Adam bisa menebak seperti itu?.

---0000---

Jangan lupa vote dan komen 814kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen
814kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang