(17) •le chevalier de la nuit•

114 108 56
                                    

Di tengah keprihatinan, akhirnya pemilu tetap bisa berlangsung dengan sukses.

Presiden François Hollande resmi terpilih menjadi presiden negara Prancis yang baru.

Ini hari kedua setelah pemilihan umum. Widya bersyukur di sekitar gedung apartemennya, listrik sudah kembali menyala dan membuatnya tidak takut lagi pulang agak malam dari kampusnya.

Seperti biasa ia berjalan kaki menyusuri beberapa blok untuk mencapai apartemen dari kampusnya.

Ia rapatkan jaket panjang tebalnya. Udara malam di luar sangat dingin sekali pasca badai, warga kota Aubervilliers harus merasakan musim dingin yang datang lebih awal.

Titik-titik salju sudah mulai berjatuhan.

Widya mendengar ramalan cuaca tadi pagi memperingatkan kemungkinan kota ini akan kembali diserang cuaca buruk. Widya mempercepat langkahnya di cuaca dingin seperti ini.

Jika bukan karena urusan yang mendesak ia akan tetap memilih tinggal di kamar apartemennya yang hangat dan nyaman.

Widya yang berjalan sambil menunduk seketika terkejut saat di depannya tiba-tiba muncul seseorang menghadang langkahnya.

Reflek ia menatap wajah sosok bertubuh tinggi yang berdiri tepat di hadapannya itu. Wajah orang itu berekspresi sangat menyeramkan.

"Permisi, please jangan menghalangi jalanku!" ujar Widya mencoba berani berbincang kepada orang yang menghadangnya ini.

Lelaki itu tidak menyahut. Ia malah mengeluarkan pisau berkilat dan mengacungkannya ke arah perut Widya yang hanya berjarak tujuh puluh sentimeter dengan orang misterius itu.

Widya tersentak mundur dan ia tak percaya malam ini ia mengalami lagi ditodong seperti ini.

Penerangan jalur pejalan kaki menuju apartemennya yang remang-remang membuat lelaki penghadangnya itu berani melakukan aksinya. Apalagi di sekitar tempat itu keadaan sedang sepi. Widya tak melihat ada orang yang lewat padahal saat ini baru pukul sembilan malam.

"Serahkan uang yang kamu punya nona dan jangan lari atau ku bunuh kau dengan pisau ini kalau kau berani mencoba untuk berlari!" ujar penghadang itu.

Tenggorokan Widya merasa tercekat dengan kejadian ini bagai dejavu ini terulang lagi, semakin terasa pengulangannya.

tiba-tiba saja sesosok laki-laki lain datang dari arah belakang penodongnya. Kemudian menyergap penodong itu.

Namun, kejadian selanjutnya membuat peristiwa malam ini tidak sama dengan peristiwa beberapa saat lalu ketika Widya juga mengalami penodongan. Penodongnya itu lebih sigap gerakannya.

Ia sudah berbalik sebelum laki-laki itu di belakangnya meringkus lebih dulu penodong itu dengan menusukan pisau yang di pegangnya, ketubuh laki-laki yang berniat menyergapnya itu.

"Arrrrgggh!" ujar laki-laki yang tertusuk pisau itu, suaranya melengking dan memilukan menunjukan bahwa ia sangat kesakitan.

Widya terkesiap melihatnya.

"Aaaahhh! Tolong please siapa saja tolong! Seseorang terluka di sini" teriakan Widya spontan saking paniknya.

Penodong yang semula termangu melihat tubuh lelaki yang di tusuknya terjatuh berjerembab di tanah sembari memegangi perutnya yang bersimbah darah, segera menoleh kearah Widya yang berteriak-teriak histeris.

Tetapi ia tak berniat menghampiri atau menyakiti Widya ia malah bersiap melarikan diri.

"Smith??" ucap penodong itu saat ia sadar siapa orang yang telah di tusuknya itu.

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang