(28) •nouvel an à aubervilliers paris-3•

83 55 88
                                    

Kania, Saras dan Renaldi tidak menyadari bahwa cara berpakaian Widya sekarang memang selalu tertutup. Mereka pikir Widya berpakaian sangat tertutup karena hanya sekarang musim dingin.

Widya memang belum menceritakan caranya berpakaian yang telah berubah pada keluarganya karena Naura juga tak pernah membicarakan rahasia ini kepada keluarga atau teman-teman Widya di Jakarta walau Naura sering berdebat dengan Widiya tetapi ia seorang sahabat yang setia ia tak akan menceritakan hal semacam ini tanpa persetujuan Widya.

Dengan menaiki taksi kembali Widya memandu Kania dan Renaldi serta Saras dari Paris kota menara hingga ke sebuah mall Le Millénaire yang terdekat dari lokasi yaitu mall le Millénaire yang terletak di 23 Rue Madeleine Vionnet, 93300 Aubervilliers, Prancis.

Setibanya di mall itu Widya mengajak Renaldi dan Kania menuju mall untuk memasuki pusat perbelanjaan itu dengan menaiki eskalator mereka disuguhkan aneka ragam yang dijual dari mulai supermarket, toko makanan dan minuman, foto booth hingga perlengkapan alat olahraga. Dengan hiasan dekorasi Natal di mall itu menambah kesan menarik mereka untuk berkunjung di musim dingin jelang Natal dan tahun baru.

"This is amazing!" teriak Sarass pada Widya dan Renaldi.

"Keren yaa kota Paris penuh dengan gedung-gedung supermegah dan tertata rapi sehingga terlihat teratur dari kaca jendela mall ini" komentar Renaldi.

Di musim dingin seperti ini malam hari datang lebih cepat sebelum pukul lima langit Paris kembali mulai gelap dan Widya benar saat lampu-lampu di seluruh gedung menyala secara beruntung. Kania memandang semua takjub sambil memakan es krim yang mereka beli dan Saras juga sambil menikmati cokelat.

"Sudah gelap ayo sekarang kita turun ke lantai dasar mall kita shalat magrib dulu setelah itu baru kita balik" ajak Widya.

Kania dan Renaldi malah bengong mendengar ajakan Widya.

"Lho kalian kenapa malah pada bingung? Ayo kita shalat" ulang Widya.

"Kamu ngajak shalat magrib, Wid?" tanya Renaldi kepada Widya.

"Iya kenapa memangnya? Sekarang kan memang sudah waktunya magrib baru setelah itu kita balik atau kita kaliling mall ini lagi" jawab Widya.

"Sejak kapan teteh rajin shalat?" tanya Saras lagi masih merasa heran kepada kakaknya itu.

Widya prihatin mendengar pertanyaan adiknya itu.

"Aku sekarang sudah tobat ga seperti dulu lagi. Mas Renaldi makanya jangan menuduhku yang enggak-enggak deh, aku tuh sekarang udah alim lho" jawab Widya menanggapi pertanyaan Renaldi dan Saras dengan nada bercanda.

Renaldi masih memandangi Widya tak percaya. Saat Widya masih di Jakarta dulu dan kini Widya menjadi alim dan tobat justru setelah tinggal di Paris, benar-benar tak bisa ia percaya tetapi ia menuruti Widya mencari tempat untuk shalat, Widya yang selalu yakin di manapun ia berada di kota Paris ini ia pasti bisa menemukan tempat untuk salat dan ia membawa mukena kemana pun ia pergi.

Di kota Paris yang dipenuhi orang dari berbagai negara dan ras selalu saja ada yang beragama Islam jika tak menemukan masjid Widya bisa menumpang salat di tempat pekerjaan muslim di sekitar tempat itu biasa shalat.

Renaldi dan Kania serta Saras benar-benar takjub melihat perubahan Widya yang kini menjadi sangat tekun beribadah bahkan selesai shalat magrib Renaldi selalu mulai memerhatikan Widya lebih seksama ia baru menyadari Widya menutupi seluruh rambutnya rapat-rapat hingga tak terlihat sehelaipun.

"Widya kamu sekarang pakai kerudung ya?" tanya Renaldi akhirnya mulai penasaran apakah kesimpulannya benar.

Widya tertegun sesaat mendengar pertanyaan kakaknya itu. Kemudian ia menganggukan perlahan.

"Iya mas enggak apa-apa kan?" jawab Widya disertai senyuman seolah minta dukungan kepada kakaknya.

"Engga apa-apa justru itu bagus lebih baik kau berubah menjadi alim daripada di sini kamu berubah menjadi gadis yang engga tentu arah. Jujur aja aku merasa lega saat aku tahu kamu berubah menjadi lebih baik dari sebelum kamu di Prancis ini tapi ingat kamu harus berhati-hati Widya. Jangan terlibat dengan komunitas Islam garis keras di sini cukuplah menjadi seorang muslimah yang taat akan ajaran agamanya" sahut Renaldi sang kakak.

"Teteh Widya terus setelah teteh Widya sekarang pakai hijab di mana baju-baju teteh Widya yang bagus dan bermerk itu?" tanya Kania yang ikut mendengarkan pembicaraan ke dua saudaranya.

"Hmm.. semua sudah aku sumbangkan" jawab Widya.

"What?" Sahut saras seolah kaget mendengarnya

"Tapi baju-baju teteh Widya dulu kan keren-keren bermerk mahal pula. Ahh.. kenapa engga disumbangin buat kita aja sih?" lanjut Kania bersama Saras menumpahkan rasa kekecewaannya.

"Kamu engga pantas pakai baju-baju seksi begitu. Itu baju kurang bahan semua," sahut Widya sambil tersenyum.

"Tapikan... " Kania tidak melanjutkan segera melupakan tentang baju-baju Widya dulu ia mulai asik berkeliling mall kembali dan melangkah menuju area yang ia sukai.

---0000---

Jangan lupa vote dan komennya 736 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komennya
736 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang