(46) •La proposition d'Adam-3•

27 16 7
                                    

Naura mengatur napasnya yang agak tersengal karena berbicara panjang.

"Smith juga enggak jelas tujuan hidupnya bagaimana. Ayahnya mau dia jadi seorang musik orkestra sedangkan Smith enggak tertarik, dia malah ingin jadi penyanyi band. Dan, dia pikir gampang merintis karier musik di Prancis ini? Selain itu kalau Smith nanti benar-benar sukses dengan bandnya lalu dia punya banyak fans, lu emang sanggup bersaing dengan fansnya? Widya, pilihan gampang udah ada di depan mata lu, kenapa sih lu malah sengaja memilih yang susah? Apa lu sejenis manusia yang senang menyiksa hati sendiri?" lanjut Naura lagi masih dengan kalimat yang super panjang.

Baru kali ini Naura berbalik menasehati Widya dan Widya tak berniat sedikit pun membantah seluruh ucapan Naura. Karena Widya mengakui semua yang tadi diucapkan Naura adalah benar. Akan tetapi pilihan mudah sudah ada di hadapannya tetapi Widya malah berniat menolaknya justru ia memilih yang sulit yang lebih penuh tantangan dan mungkin Naura benar ada yang tidak beres dengan kejiwaannya.

Secara teori.. Ahh lagi-lagi Naura benar.. Gadis yang berpikiran normal pasti akan menerima lamaran Adam, seorang pemuda sempurna. Tapi ada sesuatu pada diri Smith yang mengusik hati Widya dan ia tak bisa menghilangkannya begitu saja. Kesempurnaan Adam justru membuat Widya khawatir. Ia sadar ia bukan gadis sempurna, ia takut tak bisa mendampingi kesempurnaan Adam. Namun bersama Smith justru ia merasa lebih nyaman.

Smith memang belum menjadi pemuda yang layak untuk dipilihnya sebagai suami. Tetapi Widya tahu pasti Smith seorang pemuda yang sangat baik, sopan, dan santun. Smith sangat menghargai Widya. Dan Smith juga beberapa kali telah menyelamatkan Widya selain itu Widya menyadari masih banyak yang harus ia pelajari tentang Islam dan masih banyak yang harus ia yakini bersama smitu ia merasa lebih manusiawi.

Apakah pilihan nya salah? Seharusnya ia memilih pasangan hidup hanya karena Allah, begitu pesan guru mengaji tentang kriteria calon suami yang artinya ia harus memilih calon suami yang seiman dengannya dan yang baik ibadahnya. Apakah jika ia lebih memilih Smith itu artinya ia mengingkari ketaatan ibadahnya kepada Allah?

Segala pikiran itu bersatu dalam kepala Widya dan membuatnya dilanda berkepanjangan. Widya mulai meragukan keyakinannya sendiri. Ini keterlaluan, jawaban sebenarnya mudah ia hanya tak boleh memilih Smith sebagai calon pasangannya.
walaupun hatinya ada pada Smith karena Smith berbeda agama dengannya.

Sungguh sangat mustahil ia bisa bersatu bersama Smith namun hatinya tetap masih berharap ada jalan terbaik baginya untuk memiliki Smith. Entah itu jalan seperti apa.

****

Malam ini Widya tak bisa tidur bahkan lewat pukul dua malam ia bangun lalu mengambil air wudhu ia ingin menenangkan pikirannya. Lalu ia meng-gelar sajadah di samping tempat tidurnya, kemudian ia tunaikan salat sunah tahajud seusai shalat, Widya berdoa panjang memohon diberikan jalan terbaik dari Allah tetapi ia masih merasa kurang. Widya memutuskan untuk shalat lagi dan kali ini ia shalat sunah istikharah ia benar-benar dilanda perasaan ia butuh bertanya kepada Allah. Lelaki mana yang sebaiknya ia pilih. Apakah menolak lamaran Adam adalah keputusan yang benar? Ataukah seharusnya ia menerima Adam dan membiarkan kelak cintanya pada Adam akan tumbuh secara perlahan?.

Widya tenggelam dalam khusyuknya shalat. seusai shalat ia mencurahkan segala rasa dilemanya kepada Allah.
Setelah tadi ia curhat kepada kedua sahabatnya, Widya merasa curahan hati yang terbaik hanyalah kepada Allah. Widya berharap besok pagi ia sudah mendapatkan jawabannya.

---0000---

Jangan lupa vote dan komenn 536 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komenn
536 kata

乂❤‿❤乂

WIDYA YOU WILL BE MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang