SATU

37K 1.5K 166
                                    

Delapan belas tahun, usia dimana remaja sedang melaui proses menuju kedewasaan— mencari jati diri, dan sudah boleh menentukan sendiri jalan hidupnya. Katanya usia delapan belas juga boleh melakukan apapun, dan sudah dilegalkan untuk melakukan hubungan seks. Namun untuk Aeri sepertinya melakukan hubungan seks dengan perempuan, masih belum berlaku untuknya. Bukan karena cowok itu tidak tertarik atau terangsang dengan lawan jenis, dan bukan juga karena Aeri cowok baik atau alim. Satu sekolah tahu, Aeri salah satu cowok yang terkenal nakal, hobi berkelahi, namun wajahnya yang ganteng membuat ia tetap digandrungi oleeh banyak cewek di SMA Tunas Bangsa. Untuk cowok seganteng Aeri, bukan hal yang muskil agar bisa tidur atau bercinta dengan beberapa gadis.

Untuk urusan cewek, Aeri memang diam dan tidak pernah menebar pesona, tapi sekali mata cowok itu melirik, bibirnya tersenyum, waktu akan berhenti seketika. Para cewek langsung kejang-kejang, ekornya terangkat, dan rahimnya mendadak anget. Mereka akan suka rela memberikan tubuhnya untuk dinikmati oleh cowok itu, meski hanya untuk satu malam saja.

Itu fakta, dan sering sekali terjadi. Banyak sekali cewek-cewek cantik yang selalu memberikan undangan terbuka pada Aeri. Tapi sayang, Aeri selalu dengan tegas menolaknya. Sekali lagi bukan karena cowok yang kini sudah kelas dua belas itu tidak tertarik dengan keindahan tubuh wanita. Aeri menolak hanya ingin menjaga. Cowok itu tidak mau mendapatkan barang sisa dari musuh terbesarnya, Ival.

Ya, Aeri akan menyesal seumur kalau nantinya cewek yang ia kencani, pernah juga berkencan dengan Ival. Ia tidak sudi menikmati sesuatu— apapun itu, yang pernah dinikmati juga oleh Ival.

Ival? Apa hubungannya?

Jelas ada. Aeri tidak menutup mata. Selain dirinya, Ival juga cowok ganteng yang selalu di eluh-eluhkan oleh gadis-gadis di sekolahnya. Jadi bisa saja kan, cowok yang bernama Ival itu menampung semua gadis yang menyukainya, lantas diajaknya berkencan. Jadi tidak menutup kemungkinan cewek yang sering menggoda dirinya juga pernah dinikmati oleh Ival. Itu sebabnya Aeri selalu menolak semua ajakan cewek-cewek yang ingin bercinta dengannya.

Jadi kesimpulannya adalah; ketua geng 'Hard boy' itu, hingga kini masih perjaka ting-ting, meski usianya sudah legal melakukan hubungan seks. Tidak hanya itu, cowok berkulit kuning Langsat itu belum juga pernah berciuman dengan siapapun. Ia bersumpah, Aeri hanya akan memberikan ciuman pertamanya pada cewek yang tepat, dan pastinya tidak pernah tersentuh oleh laki bernama Ival, atau lelaki manapun.

Meletakkan helm di stang motor, Aeri membenarkan tas gendong sebelum akhirnya ia berjalan meninggalkan area parkir sekolah. Di tengah perjalanan langkah cowok berseragam putih abu-abu itu terhenti. Ia mematung melihat sedan BMW dengan nomor polisi B 1 ALD, baru saja masuk ke area parkir mobil. Cowok itu mematung, melihat gadis berwajah innocent, turun dari mobil tersebut.

Menarik sebelah ujung bibirnya, Aeri mendesis memandang satu-satunya gadis di Sekolah yang tidak pernah sekalipun menggoda, atau tertarik dengannya. Sifat Yura— nama gadis itu, yang pendiam, membuat Aeri yakin, kalau Yura belum pernah tersentuh oleh mahluk laki-laki, bahkan Ival sekalipun.

Ya, Aeri tahu persis, bagaimana Ival berjuang mati-matian agar bisa mendapatkan Yura. Namun gadis bermata indah itu selalu menolak tiap kali musuhnya— Ival, mengajak berkencan. Itu sebabnya Aeri akan berjuang mati-matian demi mendapatkan cinta dari gadis paling cantik di Sekolahnya, apa pun caranya. Dan Aeri berjanji, ciuman pertamanya akan ia berikan untuk Yura seorang.

Menghela napas panjang, cowok super cuek dan kadang angkuh itu mengambil bungkus rokok di saku seragamnya. Sambil menyalakan sebatang rokok yang sudah ia gigit, Aeri melanjutkan langkah menuju ke kelasnya.

Jangan heran dengan Aeri, selagi tidak di dalam kelas, dan tidak sedang belajar, ia bebas melakukan apa pun termasuk merokok. Siapa yang berani menegur siswa itu? Tidak ada yang berani karena kepala Sekolah di Sekolah itu adik kandung dari ayahnya. Sedangkan ayahnya sendiri adalah pemilik perusahaan DIPPA grup— Sebuah perusahaan yang mempunyai gedung tinggi hampir menggapai langit. Tidak ada yang mau berurusan dengan anak konglomerat itu.

Saingan {Mpreg}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang