FANA 23

36.3K 3.8K 651
                                        

Sesampainya dirumah, entah mengapa mood Ana berubah seketika. Yang tadinya happy sekarang malah bete.

Sudah berbagai cara Fazry membujuknya namun tidak ada hasilnya, Ia sudah belikan cemilan dan makanan kesukaannya namun tetap tak berhasil.

Bahkan Ana menolak saat Fazry ingin memeluknya, Fazry merasa ini bukan moodnya yang berubah, tapi dirinya lah yang telah berbuat salah kepada Ana.

"Hum?" Tanya Fazry kepada Ana yang duduk disampingnya.

"Hmm"

"Aku ada salah ya?"

"Gak tau! pikir aja sendiri"

"Kalau Aku ada salah, Aku minta maaf ya. Gimana caranya biar Kamu maafin Mas?" Tanya Fazry.

"Gak tau! gak peduli! bete! jauh-jauh!"

"Maaf kalau Mas udah buat kamu bete. Perutnya nyeri? mau Mas kompressin gak?"

"Gak mau!"

"Kalau perutnya nyeri jangan ditahan sayang, punggungnya mau di elus-elus?"

"Gak! gak mau!"

"Hum, Aku bingung harus apa. Kamu mau apa? Aku turutin"

"Gatk tau ih! udah diem aja" Fazry pun menuruti permintaan istrinya.

Ana mendengus kesal, melirik sekilas ke arah Fazry yang sedang menonton tv.

"Ck! gak peka!" gumam Ana.

Fazry yang sedang menonton tv pun melirik ke Ana yang sudah memunggunginya seraya meringkukkan badannya.

"Sini cerita Hum, Aku dengerin ko. Kamu mau apa,hmm?" lirih Fazry lembut seraya memeluk Ana dari belakang.

"Sono sama Jihan aja"

"Loh kok jadi Jihan? Emang aku buat salah lagi? Kamu lagi cemburu kah?"

Fazry tersontak kaget lalu memundurkan dirinya melepas pelukannya dan membalikkan badan Ana agar ia bisa menatapnya.

"Jihan tuh selama kajian tadi ngeliatin kamu terus, trs tadi maksudnya apa nanya-nanya kaya gitu!" kesalnya ngedumel.

"Wallahi, Aku gak tau kalau dia ngeliatan aku terus Hum, tatapan Aku cuman ke para Ikhwan (Pria) aja" jelasnya.

"Ya trs kenapa kamu jawab pertanyaan dia?" timpalnya.

"Sayang, aku gak tau kenapa dia tanya itu ke aku. Tapi tujuan aku hanya menjawab pertanyaan dia, kan bisa buat yang lain juga. Buat tambah ilmu, tambah pengetahuan."

"Wallahi,Aku sama sekali gak mandang ataupun ngeliat ke Jihan. Pandangan aku fokus ke depan dan ke para Ikhwan aja sayang"

"Aku aja gak tau Jihan ada dimana" sambungnya.

"Gak tau lah bete"

"Yauda gapapa kalau kamu gak percaya, intinya Aku gak akan pandang perempuan lain selain kamu"

"Serah! awas, mau mandi!"

Ana beranjak pergi meninggalkan Fazry yang masih duduk termenung diRuang Tamu sambil menonton Tv.

"Ditoko buku ada kamus bahasa perempuan gak ya? Ana orangnya susah ditebak" batin Fazry.

***

Sabtu pagi pintu Rumah Umi Fazry diketuk oleh seseorang dengan pakaian yang tertutup dan sopan.

"Assalamualaikum" salam kedua perempuan itu seraya mengetuk pintu Rumah Umi Fazry.

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang