FANA 10

28.1K 2K 34
                                    

Terdengar suara mobil dari luar, Ana bergegas mengintip dari jendela kamarnya. Ia kira perkataan Fazry di sekolah hanya bohongan, nyatanya beneran. Bahkan dia saja belum siap-siap mengenakan baju yang telah disiapkan Bundanya 1jam yang lalu.

TOK!! TOK!!

"Ana"

"Masuk Bun gak dikunci"

Betapa kagetnya Bunda melihat Ana yang baru mengenakan dressnya saja. "Kenapa belum siap-siap?"

"Ini udah siap, gini aja Bun. Fazry juga pasti gak masalah"

"Fazry emang gak masalah, tapi kamu yang jadi masalahnya sekarang. Gak bagus diliat orang kayak gini, sama aja kita gak menghargai kedatangannya disini. Sini Bunda bantu"

"Bun..."

"Hmm.."

"Ana mau tanya"

"Apa?"

"Kalau Ana tolak perjodohan ini, Bunda sama Ayah marah gak?"

"Atas hak apa Ayah dan Bunda marah sama keputusan kamu, kalau Ayah sama Bunda paksa kamu menikah dan tidak bahagia justru kita merasa bersalah karna telah menyerahkan anaknya ke tangan yang salah"

"Terus sekarang kenapa Bunda gak larang Ana?"

"Berarti pilihan Ayah sama Bunda gak salah, Ana. Bunda kenal Fazry kayak gimana, Bunda kenal asal usul keluarganya gimana. Bunda yakin ini pilihan yang tepat buat kamu"

"Tapi Bun, Ana gak cinta sama Aji"

"Cinta itu akan tumbuh sendirinya,tanpa kamu sadar dan kamu ketahui"

Sudah rapih semua, Bunda memang pandai kalau soal mempercantik Ana. Tak butuh waktu lama untuk menunggu semuanya menjadi selesai.

***

Cek!! Cek!!

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Kedatangan saya dan keluarga berniat baik, Saya selaku Putra pertama dari keluarga Pak Zakir dan Umi Amira. Saya berniat untuk melamar Putri Pak Ahmad yang bernama Zyana Kahirunissa"

"Sebelumnya saya sangat berterima kasih atas kedatangan keluarga besar Nak Fazry, Niat dan keberanianmu membuat saya yakin bahwa kamu adalah pria sejati yang berani datang langsung kerumah"

"Sebelumnya saya ingin memberitahu, Jikalau Putri kami menolak lamaranmu maka jangan berkecil hati, dan jika ia menerima lamaranmu maka saya ingin pernikahannya segera di percepat agar tidak menjadi Zina nantinya"

"Insyaa Allah Pak, apapun keputusan Ana saya akan terima"

Ayah menggenggam tangan Ana dan menunggu jawaban dari anaknya itu. Ia juga tak masalah kalau anaknya itu menolak lamaran anak kerabatnya.

Hufftt!

Cek!! Cek!!

"Bismillah, Atas izin dan restu dari Ayah Bunda, Ana menerima lamaran Pak Fazry, tapi dengan satu syarat"

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang