Keesokan harinya minggu yang cerah dimana hari Fazry meminta persetujuan dari Ana. Pagi hari ia meminta para Asisten rumahnya untuk tidak usah memasak karna Fazry ingin memaksa sarapan untuk Ana sendiri.
Selesai dengan urusannya di dapur, Fazry bergegas ke kamar untuk membangunkan istrinya yang sehabis mengaji langsung melanjutkan tidurnya.
"Sayang bangun yuk, sarapan dulu" tutur Fazry lembut agar tidak mengkagetkan istrinya.
Ana menggeliat kecil, menyembunyikan wajahnya di guling. Fazry setia terus-menerus disampingnya sambil mengusap kepala Ana dan bersholawat mengelus perut Ana.
"Bangunyuk, anak-anak kasian tuh laper"
"Nanti dulu, 5 menit lagi" lirih Ana yang masih mengantuk.
"Jalan-jalan pagi yuk, biar dedeknya sehat" ajak Fazry.
"Iya nanti 5 menit lagi sayang"
Damn!
Suara Ana yang di pagi hari memanglah sangat sexy, serak-serak basah namun tak baik untuk Fazry yang terus-terusan mendengarnya.
"Lebih baik saya gak ajak ngobrol kalau suara se-sexy ini" batin Fazry.
***
Ana terus merangkul lengan suaminya di sepanjang jalan, karna memang kurangnya dia berinteraksi dengan tetangga yang lain. Makannya dia enggan untuk melepas rangkulannya.
"Mau ke tempat bermain anak-anak disitu gak Yangg?" tunjuk Fazry ke suatu tempat. Ana menoleh memperhatikan sekeliling yang memang masih sepi, karna biasanya banyak Ibu-Ibu. Ana mengangguk dan Fazry mengajaknya kesana.
"Sepi ya?" tanya Ana.
Fazry melihat kesekelilingnya, "Iya tumben, padahal udah jam 7 loh" ucap Fazry sambil melihat Jam ditangannya.
"Hum, mau minum?"
Fazry lupa membawakan Ana minum, padahal sehabis memakaikan kaos kaki untuk istrinya ia ingin mengambil botol minum untuk Ana tapi malah kelupaan.
"Emang ada warung?" tanya Ana.
"Ada disana, gak terlalu jauh ko"
"Kok kamu tau?"
"Iya kan kalau aku pulang kerja selalu lewat sayang"
"Sambil liat cewe-cewe pasti"
"Wallahi, engga sayang... Mas gak berani liat cewe lain, cukup kamu aja yang sudah halal untuk dipandang"
"Pagi-pagi gombal bikin mual"
"Beneran mual Yangg?" khawatir Fazry.
"Boongan doang, gampang diculik nih Abinya"
"Kalau yang culik kamu mah aku ikhlas lahir batin, mau diapain juga lahir batin" goda Fazry mencolek dagu Ana dari balik Cadarnya.
"Nak kalau udah gede nanti jangan suka gombal kayak Abi ya" was-was Ana mengelus perutnya.
Fazry menyatukan telinganya ke perut Ana, mendengarkan suara-suara yang tak begitu jelas. Mencium perut Ana bergantian juga mencium pipi Ana singkat dan beralih ke kening Ana.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA TAKDIRKU! || TAMAT
Ficción General⛔️FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI MEMBACA, TERIMA KASIH⛔️ Kisah ini menceritakan tentang, seorang anak SMA yang dijodohkan oleh kedua Orang Tuanya. Mereka menyembunyikan Pernikahannya sampai waktu yang tepat. Zyana Khairunnisa anak tunggal seo...