FANA 27

33.6K 3.5K 480
                                        

Hari pertama Ujin praktek Ana, hari dimana adalah hari yang paling Ana tak sukai. Karna Praktek Agama yaitu setor hafalan yang banyak.

Bukannya Ana gak bisa, namun males saja. Dirumah sudah setor hafalan ke Fazry sekarang ke Guru Agamanya yang dimana Gurunya adalah Suaminya sendiri. Fazry memilih nama terakhir yang maju paling awal, Ya benar saja. Fazry mengincar Istrinya. Fazry tersenyum bangga karna dipagi hari disuguhin hafalan istrinya walaupun dirumah ia sering setor hafalan namun kali ini rasanya berbeda.

"Jangan liat-liat" geram Ana tak ingin temannya tau.

Fazry tersenyum tipis, "Gimana gak ngeliatin kamu terus, kalau kamu, saat ini sangat cantik, Hum." dengan suara khasnya yang bisa membuat Ana terbang melayang.

"Sial! ngeluarin jurusnya" umpat Ana.

Ana menyetorkan hafalannya dengan mudah, Namun kadang tak fokus saat Fazry terus memandanginya. Ana meremas roknya sekuat-kuatnya, untuk menahan saltingnya.

"Ulang, Hum" ucap Fazry mengkoreksi bacaan Ana yang salah.

"Ck!"

Fazry memandangi Ana dengan tatapan yang berbeda, Ana langsung menundukkan pandangannya dan melanjutkan hafalannya.

"Ulang, Hum"

Ana mendongak kesal, "Udah bener Ustadz"

"Gak dibaca panjang Hum" ceplosnya, yang untung saja tidak terdengar yang lain.

Ana melotot membuat Fazry tersenyum untuk berdamai. "Ulang, Hum. Gak dibaca dengung yang itu, Hum"

"Sekali lagi ngomong Hum, Gak Gue lagi!" ancamnya.

Fazry langsung kelagapan, ia meminta Ana untuk melanjutkan hafalan. Namun bukan Ana namanya kalau tidak menggoda suaminya. Ana terus menatap mata Fazry sembari membacakan hafalannya, awalnya Fazry sanggup menatap mata Ana. Namun entah mengapa ia merasa tatapan Ana begitu berbeda.

"Shadaqallahul Adzim" penutup hafalan Ana.

Membuat teman sekelasnya langsung tertuju ke arahnya, karna Ana bisa menyelesaikan hafalannya dengan cepat. Tidak dengan yang lain, ada yang masih ngafalin ada juga yang sudah hafal namun tidak berani maju.

"Bagus, kamu boleh duduk" perintah Fazry.

Saat Ana ingin bangkit dari tempat duduknya, Fazry berbisik sesuatu yang membuat Ana melotot kaget mendengarnya.

"Jangan lupa nanti malem dandan yang cantik, Saya nagih perkataan kamu yang tadi karna saya gak panggil kamu 'Hum'" bisik Fazry dengan suara beratnya.

"Tenang aja sayang" ucap Ana seraya mengedipkan mata satunya menggoda.

"Astaghfirullah, lupa. Istri saya kan suka menggoda. Tahan tahan tahan" batin Fazry seraya mengelus dadanya.

Ana tersenyum smirk, lalu kembali ke tempat duduknya. Dan langsung disusul Jihan maju ke depan untuk setor hafalannya.

"Assalamualaikum Ustadz"

"Wa'alaikumussalam, langsung mulai" ucapnya langsung menundukkan pandangannya.

"Kenapa sama aku nunduk trs si! tadi giliran Ana diliatin trs, apa jangan-jangan aku spesial buat ustadz ya" batin Jihan bangga akan haluannya.

"Tidak panjang"

"Apanya Ustadz?"

"Bacaannya"

"Oh afwan Ustadz, Jihan ulang ya"

Fazry hanya diam tidak menanggapi. Di pojok kelas Ana terus memandangi suaminya untuk menjaga-jaga jika Jihan berulah. Kini Ana tidak membiarkan suaminya digodain oleh Perempuan gatal macam Jihan dan Perempuan di Mall waktu itu.

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang