Fazry tersenyum di depan pintu, berjalan menghampiri sang istri tercintanya. Kiya berpindah disamping Abangnya untuk bergantian dengan Abinya.
"Mas, aku?"
"Iya sayang, jangan cape-cape ya. Ada si dedek disini, kalau butuh apa-apa bilang ke Mas ya"
"Umi, kalau butuh bantuan Abang bilang ya"
"Bunda, Es krim yang ada di kulkas buat Bunda semua. Maaf ya Bunda, kalau Kiya suka ambil es krim tanpa izin"
"Kiya, Bunda gak boleh makan es krim banyak-banyak"
"Yah Abi, terus es krimnya gimana?"
"Nanti Abang bagi ya dek."
Kiya menileh ke samping, "Abang bukannya gak terlalu suka yang dingin-dingin?"
"Biar kamu gak banyak makan es krim, nanti sakit. Kan kita harus jaga Umi bareng-bareng"
"Oh iya Kiya lupa Bang"
BRAK!
Seseorang membuka pintu secara brutal membuat semua yang ada di dalam kaget dan tertuju ke arah pintu. Seseorang yang dari raut wajahnya khawatir begitu juga napasnya yang memburu.
"ANA!"
Ia berlari ke arah Ana diikuti seorang lelaki yang sedikit membungkukkan badannya untuk meminta maaf atas ulah dan sikap istrinya.
"Astaghfirullah, kamu ini kenapa? kayak dikejar setan"
"Kamu kenapa? kenapa masuk rumah sakit! aku baru dapet kabar tadi, aku khawatir! kenapa gak ngabarin aku! kan aku udah bilang kalau ada apa-apa bilang ke aku"
Ana hanya tersenyum karna ocehannya itu, Faiz dan Kiya menatap kebingungan karna nada bicaranya yang begitu cepat tanpa ada jeda sedikit pun. Kalau dilihat langsung sudah pasti kalian akan ketawa melihat wajah Faiz dan Kiya yang planga plongo dengan mulut terbuka lebar dan mendongak menatap wanita itu.
"Udah selesai belum ngomongnya?"
"Belum, tapi aku kasih jeda buat kamu ngomong"
Ana menarik napasnya pelan, "Aku kecapean aja kok, lagian juga udah gapapa. Salah aku juga si"
"Kan aku udah-"
"Iya iya tau, udah dong jangan marah terus. Kasian anak aku nih"
"Faiz sama Kiya kan udah biasa liat aku begini. Ya kan?" tanyanya menoleh ke bawah, dijawab anggukan oleh kedua krucil itu.
"Tante, Bunda sakit hamil"
Ia membulatkan matanya bisa hampir copot itu matanya bahkan. "SERIUS NA?!"
Ana mengangguk kecil, segera ia memeluk Ana karna senang. Ini bukan nangis karna tersakiti melainkan menangis karna terlalu senang memdengar kabar baik ini.
"Hiks aku seneng dengernya"
"Kok nangis sih, malu tuh diliatin sama suami kamu sama anak-anak aku juga tuh"
"Biarin ah, aku lagi seneng jangan diganggu gugat"
"Ana" sambung. Melepas pelukan kemudian menatap kedua mata Ana.
"Aku juga hiks, aku juga hamil. Aku baru periksa"
"Tante, tante sakit juga?" tanya Kiya dijawab anggukan olehnya.
Mereka berpelukan dan saling mengucapkan untuk satu sama lain, sedangkan para suaminya atau bapak-bapaknya hanya saling bersalam mengucapkan selamat. Tidak mungkin mereka berpelukan dan menangis seperti istri-istrinya.
"Selamat Pak"
"Selamat juga buat kamu, saya kagum sama kamu. Pertahanin pernikahan kalian sampai maut memisahkan ya" pesan Fazry.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA TAKDIRKU! || TAMAT
General Fiction⛔️FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI MEMBACA, TERIMA KASIH⛔️ Kisah ini menceritakan tentang, seorang anak SMA yang dijodohkan oleh kedua Orang Tuanya. Mereka menyembunyikan Pernikahannya sampai waktu yang tepat. Zyana Khairunnisa anak tunggal seo...