Diperjalanan, Ana terus tersenyum tak ada hentinya dibalik cadarnya. Tak sabar ingin cepat sampai di kantor suaminya tercinta.
Sesampainya ia di depan kantor Fazry, sopirnya langsung turun dan membukakan pintu untuknya. Saat masuk ke dalam kantornya ia di hadang oleh satpam.
"Maaf Bu gak boleh masuk!"
Ana melihat sekilas kebingungan, "Kenapa?"
"Ibu ini sudah ada janji atau belum? memangnya mau ngapain?"
"Saya ada keperluan"
"Jangan-jangan Ibu mau bom perusahaan ini, iya?"
"Saya mau bom perusahaan ini? maksud kamu?"
"Iya Ibu berpakaian seperti, karna saya pernah denger berita ada pemboman dan ciri-cirinya sama seperti Ibu saat ini"
"Lalu kamu menganggap semua yang berpakaian seperti adalah teroris?"
"Iya!"
"Jika yang bercadar kau anggap tetoris, lalu mengapa yang memperlihatkan rambut dan dada kau bilang modis? sungguh miris"
Satpam itu tak berkutik setelah mendengar perkataan Ana, karna mayoritas semua karyawan Fazry memang terjaga dari segi pakaiannya yang terutama.
Datang satpam yang satu lagi berlari terburu-buru melihat pertengkaran kedua laki-laki dan perempuan.
huffttt huffttt
"Maaf Bu, sudah lama?" tanyanya tergesa-gesa.
Ana mengangguk, "Gak masalah, saya mau ke ruangan Pak Aji. Bapak ada di ruang kerjaannya kan?"
"Sepertinya masih Bu, saya belum liat beliau keluar dari tadi..."
"Pak dia siapa?" bisiknya.
"Dia istrinya Pak Bos, jangan sampai kamu buat salah kalau kamu masih mau kerja disini sama Pak Bos!" tegasnya.
Ia semakin merasa bersalah saat menanyakan kepada seniornya siapa perempuan yang dia anggap teroris itu. Ia langsung sujud di depan Ana tiba-tiba menarik perhatian semua orang yang berlalu-lalang.
"Maaf Bu, maafin saya... jangan pecat saya Buk, saya baru dapat kerjaan Buk. Saya mohon Buk"
Ana segera menyuruhnya berdiri saat melihat perlakuan itu, "Berdiri!"
Ia menuruti, menunduk merasa bersalah atas perilaku dan ucapannya yang barusan ia lontarkan kepada Ana.
"Saya maafkan untuk kali ini, dan saya mohon ke kamu untuk tidak menilai seseorang dari luarnya saja...sekarang balik kerja"
Satpam baru itu langsung hormat dan balik ke posisi nya, dan Satpam yang satu nya membantu membawakan kotak bekal yang terlihat berat itu.
Ana meminta untuk mengantarnya sampai depan lift saja, selebihnya ia bisa bawakan sendiri sampai ke ruang kerja Fazry.
Tak lupa Ana memberikan bonus kepadanya, "Buat kamu jajan, terima kasih sudah bantu ya"
Satpam itu menerima dengan hati-hati supaya tidak bersentuhan dengan Bu Boss nya, "Saya ikhlas Bu"
"Rezeki untuk kamu, mungkin Allah menitipkan rezeki ini ke saya untuk diberikan ke kamu... terima lah, untuk keluargamu"
Satpam itu tersenyum bahagia, "Terima kasih banyak Bu, semoga lancar lahirannya.. dan Bapak sama Ibu jadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah"
"Aamiin, terima kasih ya... kalo gitu saya duluan ya, Assalamu'alaikum"
"wa'alaikumussalam, Bu"
"Memang jodoh itu cerminan diri" kagum Satpam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA TAKDIRKU! || TAMAT
General Fiction⛔️FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI MEMBACA, TERIMA KASIH⛔️ Kisah ini menceritakan tentang, seorang anak SMA yang dijodohkan oleh kedua Orang Tuanya. Mereka menyembunyikan Pernikahannya sampai waktu yang tepat. Zyana Khairunnisa anak tunggal seo...