FANA 07

38.5K 4.2K 241
                                        

"Anjir kenapa nih orang dimari? ngikutin gue?"

Ana melirik sekilas ke arah Jihan yang tengah tersenyum sambil memandangi Fazry dari tempat duduknya.

"Lo ngapa dah?"

"Hah? kenapa?" tanya Jihan ragu.

"Lo kenapa, natap tuh Guru sambil senyum-senyum, Lo kenal dia?"

Jihan menangguk sambil tersenyum, "Kenal, dia Ustadz Fazry sekaligus temen Abang aku. Dia juga sering main ke rumah jadi aku sama dia lumayan deket" jelas Jihan.

Entah mengapa dihati Ana timbul rasa yang aneh saat Jihan bilang kalau dia dekat dengan Fazry. "Gue suka sama dia? gak! gak! gak!" ucapnya dalam hati seraya menggelengkan kepala.

"GAK!" tanpa Ana sadari ia sudah menggeprak meja sekeras mungkin, membuat Fazry menoleh ke arahnya.

"Kamu" tunjuk Fazry.

"Gue? eh saya maksudnya Pak"

"Kenapa kamu?"

"Hah?"

"Kamu kenapa?"

"Gapapa"

"Tadi apanya yang engga?"

"Bukan apa-apa Pak, hehe" canggungnya tak berani menatap Fazry.

"Lain kali kalau ada masalah jangan geprek-geprek meja, sayang meja nya"

"Kalau rusak juga bakalan gue ganti nih meja, yaelah paling berapaan si"

Fazry memulai mengabsen nama murid di kelasnya satu persatu, Ana merebahkan kepalanya dengan tumpuan lengannya karna menunggu giliran nama dia itu lama. Ia memejamkan matanya untuk tidur sebentar tanpa sepengetahuan Fazry.

"Zyana Khairunissa?"

Jihan menciba membangunkan Ana namun tetap tak berhasil, entah apa yang membuatnya tidur sepulas dan senyaman itu. Sudah berkali-kali ia membangunkan Ana namun tak kunjung bangun membuat Fazry menghampiri mejanya membuat Jihan semakin membuat panik.

"Zyana Khairunissa"

"Hnngggh"

"Zyana Khairunissa"

"Masih lama, gue ngantuk jangan ganggu"

"ZYANA KHAIRUNISSA"

"SAH!" bangunnya tanpa sadar apa yang ia ucapkan.

Ana terkejut melihat Fazry sudah ada di depannya dengan tangan yang dilipat di dadanya tak lupa wajah datarnya.

"Siapa yang suruh tidur di jam saya?"

"Maaf Pak ketiduran"

"Alasan itu sudah sering kali saya dengar, gak ada alasan yang lain selain itu"

"Ketiduran Pak serius deh"

"Itu lah akibatnya kalau keseringan begadang"

"Sial! ko bisa tau?!" umpatnya.

Fazry memaafkan Ana untuk kali ini, ia kembali ke meja Guru setelah itu bergegas pergi keluar karna ada beberapa urusan jadi ia meminta Osis untuk kembali menjaga kelas.

•••

Istirahat kedua, Ana mulai merasakan pusing dan badan yang terasa nyeri, padahal tadi pagi ia baik-baik saja tapi kian berjalannya waktu mengapa jadi berbeda seperti ini. Ia bahkan enggan membuka suara untuk berbicara.

"Lu gapapa?" tanya Amel khawatir.

Ana merebahkan kepalanya diatas meja dialaskan tas sekolahnya sebagai bantalan. "Hmm gpp"

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang