FANA 06

43.2K 3.8K 21
                                        

Sepanjang kajian Ana hanya menguap terus dan matanya mulai sayu akibat kurangnya tidur. Bahu Bunda adalah penolongnya untuk bersandar.

"Bunda ini kapan selesainya si, Ana ngantuk bangettt"

"Makannya kalau Bunda suruh tidur tuh tidur" bisik Bunda disampingnya agar tidak terdengar oleh Amira temannya.

Dari kejauhan Fazry memperhatikannya seraya menggelengkan kepalanya pelan saat melihat tingkah laku Ana kepada Bundanya. "kaya anak kecil aja" batinnya.

Fazry tau bahwa Ana sudah mengantuk sedari tadi maka dari itu ia mempercepat kajiannya, namun kehendak berkata lain. Ada beberapa orang yang menanyakan sebuah pertanyaan ke Fazry.

"Maaf"

Setelah penantian lamanya Ana menunggu kajian itu selesai akhirnya ia bisa merebahkan dirinya di mobil untuk istirahat sebentar. Orang tua yang lain sudah sibuk mempersiapkan acara makan malam bersama dengan para warga yang tadi hadir dalam kajian tersebut.

Sedangkan Fazry, ia sibuk menjaga anak-anak kecil bersama Lea. Sesekali Fazry mencari-cari seseorang yang sampai saat ini belum ia temui saat selesai kajian tadi.

Fazry melamun bertanya-tanya pada dirinya, "Apa sudah pulang ya? tapi Ayah Bundanya masih ada disini" batinnya.

"Astaghfirullah!" Fazry langsung sadar dari lamunannya membuat Lea menoleh ke arahnya.

"Abang ndak papa?" tanya Lea.

"Gapapa sayang, Lea main dulu ya sama yang lain. Abang mau minum dulu ke dalem" ucapnya seraya mengelus kepala Lea lembut.

Lea tersenyum dan mengangguk, "Na'am Abang"

Fazry pergi meninggalkan Lea dengan yang lain. saat Fazry ingin menuju ke dapur tak sengaja ia berpapasan dengan Ayah Ana yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Nak Fazry ngeliat Ana?" tanya Pak Ahmad.

Fazry diam sejenak lalu menggeleng kepala pelan, "Enggak Om" jawabnya.

"Panggil Ayah aja Ji, ya sudah kalau gitu saya tinggal dulu ya kedepan" ucapnya seraya menepuk bahu Fazry.

Fazry membungkukan setengah badannya, "Iya Yah, silahkan" ujarnya tersenyum.

•••

"HUUUAAAAA"

Ana menguap dan membuka matanya usai tidurnya yang tak lumayan lama, melihat sekelilingnya sudah sepi yang semulanya ramai. Ana langsung mengambil hp disakunya, sudah banyak sekali notifikasi namun ia abaikan. Tujuan dia hanya ingin menelfon Bundanya untuk menanyakan keberadaannya.

BUNDA ISTRI AYAH🦁
memanggil 📞

"Halo? Bunda? Bunda dimana? ko rame banget? disini kok sepi Bun? Bunda ke diskotik? astaghfirullah Bunda aku bilangin Ayah ya!"

"Heh! sembarangan! makannya sini turun jangan dimobil aja, disini lagi pada masak buat makan-makan, sini kamu mau disuapin gak?"

"BUNDAAA SABARR ANA OTEWEEE"

teriaknya membuat Bunda menjauhkan hpnya dari telinganya.

PANGGILAN BERAKHIR

Ana berjalan menuju Rumah Pak Zakir, dikegelapan ia melihat sosok berjubah putih bulu-bulu halisnya berdiri melihatnya. Sosok itu kian semakin mendekat, semakin dekat semakin cepat ia memejamkan matanya.

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang