⛔️FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI MEMBACA, TERIMA KASIH⛔️
Kisah ini menceritakan tentang, seorang anak SMA yang dijodohkan oleh kedua Orang Tuanya. Mereka menyembunyikan Pernikahannya sampai waktu yang tepat.
Zyana Khairunnisa anak tunggal seo...
Setelah Fazry melihat kepergian Ana, dan sekiranya sudah jauh. Ia menghampiri Pak Danur untuk berterima kasih karna sudah mau menemani Ana selagi ia belum datang.
"Maaf ya Pak saya dateng lama" ucapnya sambil menyalimi tangan Pak Danur.
Pak Danur tersenyum ramah, "Gapapa Nak, Bapak sudah biasa. Jangan lupa hidur dia, dari tadi cemberut terus"
Fazry tersenyum canggung karna tak enak, "Iya Pak pasti"
Kinigilirannya menunggu lama, Ia memainkan hp nya. Melihat sosmed nya yang tak terurus itu. Namun gak jadi masalah baginya.
"Lama juga ya" sedikit mengeluh.
"Nak Ana belum selesai kah?" tanya Pak Danur.
"Belum Pak... biasa lah Pak cewe, wajar aja kalau lama"
"Lebih baik di susul Nak" usul Pak Danur, Fazry pun mengiyakannya.
Ia mematikan hpnya dan memasukannya ke dalam saku, setengah perjalan hpnya berbunyi. Dengan cepat ia bukan pesan itu, takut pesan penting dari istrinya.
TING!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fazry pun melanjutkan perjalanannya, namun mendengar pembicaraan seseorang yang ia kenal. Fazry mengintip sedikit ternyata istrinya sedang mengobrol dengan seseorang yang dulu menembaknya.
Fazry mendengarkan dari awal sampai akhir, ia melihat bahwa Ana menjaga jarak darinya, ia paham apa yang sudah dijelaskan oleh Fazry. Ia kagum pada istrinya.
Sesudah ia mendengar cerita mereka, barulah ia sadar bahwa mereka pernah berteman sebelumnya namun sekarang sudah menjadi asing kembali.
Sudah hampir mau setahun pernikahannya dengan Ana tetapi ja masih belum tau dengan masa lalunya. Karna mereka terpaksa terpisah sejak kecil.
Fazry menghampiri mereka dengan wajah datar namun tatapannya sedikit mematikan, ia bisa melihat jelas ketakutan Ana saat dirinya hadir. Ingin tertawa namun ia tahan sebisa mungkin, ia harus profesional.
POV END
***
Ana masih setia memeluk Fazry dengan orang sekililingnya menatap ke arah mereka, Fazry tidak perduli tetapi bagaimana dengan Ana apakah ia baik-baik saja kalau semua orang melihat ke arahnya?
"Mau sampe kapan nangis terus Hum, hmm?" ucap Fazry lembut mengelus kepala Ana lembut.
"Sabar dulu napa si!" kesalnya.
"Makan yuk biar happy lagi... ini orang-orang ngeliatin kita gapapa? kalau aku si gapapa, kalau kamu?"
Ana melonggarkan pelukannya melihat sekelilingnya, memang ramai semua orang menatapnya.