FANA 32

31.7K 3.4K 151
                                        

Amel terus merengek ke Ana, ia meminta izin untuk pergi main ke rumahnya, Namun Ana menolak dengan bercanda. Ia sengaja membuat Amel seperti itu.

"Anaaaaa plisss yaaa, guaa main yaaa. Gak berantakin rumah lu kok"

"Anaaa jawab kek, sejak kapan lu bisu gini?"Ana mendengus napas kasar, menatap tajam ke arah Amel.

"Hehehe maaf, makannya ih jawab. Boleh gak?"

Ana menarik napas dalam-dalam mengeluarkannya perlahan. "Iya boleh"

Amel memeluknya berteriak kegeringan membuat semua orang yang ada dikantin menatapnya. Ana tak suka jika dia menjadi pusat perhatian semua orang.

"Malu diliatin orang-orang!!"

Amel tidak melepaskan pelukannya, ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Aaa makasiiiiiiiii" senangnya. Ana hanya pasrah, sendok yang berisi baksonya itu pun sampai jatoh lagi ke dalam mangkok.

"Awas anjir, bakso gue!!"

Amel melepas pelukannya, "Napa bakso lu?"

"Jatoh!!! gara-gara lo!!"

Amel langsung melihat di meja bawah, tak ada bakso satu pun yang ia lihat. Hanya ada tulang-tulang ayam.

"Gakada Na" yang masih sibuk mencari.

"Lo ngapain anjir? Astaghfirullah"

"Tumben lu ngucap"

"Disuruh Aji"

"Sekarang jadi Ukhti ya"

"Terus kemaren gue apa? Akhi? udeh lu ngapain disono?"

"Hehe, nyari bakso lu"

"Bakso gue disini, nyari sampe lo nikah nanti juga gak bakalan ketemu"

Amel bangkit dan melihat isi mangkok Ana, "Mana bakso lu?"

Ana menyendokkan bakso nya, "Nih!"

Amel tersenyum lega mengelus dada, "Gua kira jatoh anjir, bilang kek dari awal"  Ana memutar kedua matanya malas, lalu melanjutkan makannya lagi, begitu pun juga Amel.

TING!!!

Satu pesan masuk, Ana melihat ternyata pesan dari Fazry. Ia membalasnya terlebih dahulu takut penting.

Ana terkekeh melihat isi chatannya dengan Fazry, Fazry mudah membuatnya tersenyum kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ana terkekeh melihat isi chatannya dengan Fazry, Fazry mudah membuatnya tersenyum kembali. Suasana menjadi tentram saat bersama Fazry.

Fazry tidak seperti lelaki lain, Ia tak pernah sekalipun marah ataupun sampai bentak. Ia tetap sabar dengan tingkah laku Ana yang setiap hari menjengkelkan.

"Mel lo langsung balik?" tanya Ana, Amel hanya mengangguk karna mulutnya penuh dengan makanan. Ana pun mengangguk juga lalu melanjutkan sisa makanannya.

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang