FANA 09

31.4K 3.6K 284
                                    

"Ji..."

"Kamu panggil saya?"

"Menurut lo?"

"Iya kenapa, Hum?"

"Hum?"

"Maksud saya, iya kenapa?"

"Alah semua cowok sama aja, lagi sama gue aja masih mikirin nama orang lain!"

Ana masih terdiam mendemul, Fazry masih setia menunggu Ana untuk berbicara tapi anak itu malah diam sambil berbicara sendiri.

"Kamu kenapa manggil saya?"

"Gak jadi, gue lupa!"

"Bener? padahal baru beberapa detik yang lalu loh"

"Ya namanya udah lupa, emang kenapa si?"

"Ya gapapa si"

Hening! seketika langsung hening. Ana terus berdoa semoga Ayah dan Bunda cepat segera datang. Ia tidak bisa kalau terus-terusan seperti ini.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam, eh Ayah"

"Maaf ya Ji lama, macet banget"

Bunda lebih dulu masuk memastikan keadaan Ana, sebenarnya Ayahnya lebih khawatir tapi disisi lain ada Fazry saat ini. Jadi ia rasa semua baik-baik saja.

"Gimana keadaan Ana?"

"Baik Yah, tapi kata Dokter harus dijaga pola makan sama jam makannya. Mungkin tadi Asam lambung Ana naik"

"Anak itu emang susah banget buat makan"

"Ini tadi Aji udah tembus obat-obatnya, kalau gitu Aji pamit ya Yah"

"Buru-buru banget"

"Ada kerjaan Yah dikantor"

"Astaghfirullah maaf ya, Ayah jadi ngerepotin"

"Engga sama sekali Yah, justru Aji seneng bisa bantu Ayah. Itung-itung pelatihan jadi suami yang baik Yah" candanya.

"Hahaha kamu ini bisa aja, yauda kalau gitu. Kamu hati-hati dijalan ya"

"Iya Yah... kalau gitu Aji titip salam ke Ana sama Bunda ya Yah. Assalamu'alaikum"

"Wa'Alaikumussalam"

***

"Makannya kalau Bunda suruh sarapan tuh sarapan, ini gaya-gayaan cuma minum doang"

"Bun anaknya lagi sakit loh ini"

"Lagian ngeyel banget dibilangin, sekarang tau kan akibatnya"

Ayah masuk kedalam ruangan, memastikan kondisi anaknya, Ana langsung mengadu ke Ayahnya sebab ia bukan diperhatiin malah diomelin.

"Ayah, Bunda nih omelin Ana"

"Ha! ngadu"

"Biarin, wle"

Ayah hanya menggelengkan kepalanya, syukurlah kalau kondisi Ana tidak terlalu parah. Untungnya ada Fazry yang membantunya.

"Gimana?" tanya Ayah tiba-tiba.

"Apannya Yah?"

"Si Aji, kapan mau terima dia?"

"Ah Ana masih bingung Yah, Ana masih kurang percaya"

DIA TAKDIRKU! || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang