SAMPAINYA mereka di Aula Gedung ******, Fazry membuka ikatan jaket yang melingkar dipinggangnya. Ia menuntun Ana untuk turun dari motor karna gamisnya yang panjang, karna Ana juga belum terbiasa.
Fazry membantu membukakan helm Ana, Fazry pun juga membuka helmnya. Para Bodyguard sudah siap menjaga Fazry dan Ana saat akan masuk ke dalam Aula. Betapa banyaknya wanita yang memanggil nama Fazry, Ana mengikutinya dari belakang seraya memegang ujung jaket yang Fazry kenakan.
"Kalau boleh saya peluk kamu sekarang, sudah saya peluk sedari tadi Ana" batin Fazry.
Ana melihat sekelilingnya banyak yang foto dan video, ia pun segera melepaskan pegangannya dari jaket Fazry.
"Kok kaya Ana?" tanya Jihan.
"Kenapa Han?" tanya Umi Jihan.
Jihan menoleh ke arah Uminya, "Gapapa Mi"
"Maa Syaa Allah, calon Umi ganteng banget. Tapi perempuan itu siapa?" tanya Umi.
Jihan mengangkat bahunya, "Gak tau Mi, mungkin Sodaranya atau Asistennya"
"Kalau Asisten gak mungkin sedekat itu Nak, coba nanti kamu tanya Nak" suruh Umi.
Jihan hanya mengangguk, dan memperhatikan Fazry dan Ana. Fazry meminta kepada panitia untuk menyediakan tempat duduk tambahan untuknya, tepat disampingnya nanti. Panitia pun menyetujui permintaan Fazry.
Saat Ana hendak ingin duduk, Fazry menahannya. Ia mengebaskan kursi itu sebelum Ana mendudukinya.
"Makasi Zawji" bisik Ana.
Fazry tersenyum sipu, ia sebisa mungkin menjaga senyum didepan banyak orang. Ia tidak ingin orang lain melihat senyumnya selain Ana dan Keluarga terdekat.
Fazry membuka jaketnya, lalu Ana menjulurkan tangannya. "Biar Aku yang pegang Mas" ucapnya pelan yang hanya terdengar oleh Fazry seorang.
Fazry pun tersenyum tipis lalu memberikan jaketnya ke Ana, dan langsung dipangku olehnya. Ada apa dengan Ana, kenapa kayak orang yang berbeda. Mas? Aku?
"Kok kek deket bgt si! siapa si tuh cewe. Ganjen bgt!" kesal Jihan saat melihat kedekatan Fazry dan Ana.
Fazry memulai Acara Kajiannya, Ana mendengarkan dan melihat sekeliling Aula. Banyak sekali anak-anak muda yang datang.
Ada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu juga. Saat Ana hendak ingin melihat ke arah tempat Akhwat (Perempuan) ia melihat Jihan duduk di depan bersama Uminya. Ana menatap kesal kearah Jihan yang terus-menerus melihat ke arah suaminya.
"Niat cari ilmu atau cuma pengen liatin suami orang si!" Batin Ana kesal.
"Idih! idih! pake senyum-senyum segala lo!"
"Gue colok juga nih mata lo!" umpatnya dalam hati.
Ana melirik ke arah Fazry dari atas sampai bawah. "Nih juga! Laki gue ngapa cakep bat dah! gimana cewe-cewe gak ngelirik!" gumamnya kesal.
Ana tak mau banyak pikiran, ia fokus mendengarkan suaminya. Sekalian untuk ia belajar juga.
TING!!!
Saat Ana melihat notifnya, ternyata pesan dari Bundanya lalu ia membuka pesan itu dari bawah jaket Fazry.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA TAKDIRKU! || TAMAT
Fiksi Umum⛔️FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MULAI MEMBACA, TERIMA KASIH⛔️ Kisah ini menceritakan tentang, seorang anak SMA yang dijodohkan oleh kedua Orang Tuanya. Mereka menyembunyikan Pernikahannya sampai waktu yang tepat. Zyana Khairunnisa anak tunggal seo...