Terbiasa melalui hari-hari nya hanya dengan sang ayah dan keluarga Im membuat Lia mudah saja melupakan mama nya, entah apa yang ada di pikiran nya, tak ada yang tahu, karena ia tak pernah memperlihatkan nya, ia tumbuh menjadi gadis mandiri yang berusia lima tahun sekarang, dan sudah bersekolah, ia dan sang ayah tetap tinggal di rumah keluarga Im, Sean sendiri sudah menyelesaikan kuliah nya, dan bekerja di kantor sang ayah.
Sana sudah menikah dengan Jungkook dan di karunia seorang putra, bernama Haruto.
"Papa" Lia berlari menghampiri sang ayah yang baru pulang bekerja.
"Hey anak gadis papa" balas Rio.
"Hari ini Lia memasak sup tahu, papa harus menyicipi nya ok" ujar nya sambil menarik tangan sang ayah ke ruang makan, untuk memamerkan hasil masakan nya dengan sang nenek, Seo mommy tersenyum lucu melihat Lia yang begitu antusias.
"Hhmm. . . Wangi sekali" puji Rio.
"Tapi papa harus mandi dulu" ujar Lia.
"Aroma apa ini?" Sean memasuki ruang makan, ia juga baru pulang bersama sang ayah.
"Seperti nya enak, ayo kita serbu" ajak Yoong
"TIDAK" teriak Lia.
"Kalian harus mandi dulu" perintah nya sambil mendorong tubuh kakek, papa dan uncle nya keluar dari ruang makan, Seo mommy yang tengah menyiapkan piring pun tertawa dengan tingkah sang cucu.
Meski Lia masih kecil, tapi sang grandma sudah mengajari dan memberi nya contoh dalam merawat sang ayah, ia melayani papa nya dengan mengambilkan nasi dan air minum.
"Hhmm. . ." Gumam Yoong menyendok sup tahu buatan sang cucu.
"Enak sekali" ucap nya, Sean dan Rio yang penasaran pun ikut menyicipi nya.
"Wah daddy benar" puji Sean, Lia pun tersenyum bangga, lalu menatap sang ayah harap-harap cemas.
Slurrupp. . .
"Papa menyukai nya" senyum lebar pun terukir di bibir Lia.
"Besok papa mau makan apa?" Tanya Lia perhatian.
"Eengg. . ." Rio nampak berpikir
"Bulgogi" jawab nya.
"Okey, besok Lia akan memasak bulgogi untuk papa" antusias nya.
"Lia tidak ingin memasak untuk uncle juga?" Protes Sean.
"Tidak, makanya, uncle cepatlah menikah dengan aunty, agar ada yang memasak untuk uncle" jawab Lia polos, yang mampu membuat para orang tua terbahak, Sean mencebikan mulut nya.
Lia tumbuh menjadi gadis yang cantik, sedikit pendiam, tapi sangat perhatian, terutama pada sang ayah, Jennie dan Sean juga telah menikah meski belum di karuniai seorang anak, Lia telah berusia tiga belas tahun, dan duduk di bangku sekolah junior high school.
Jisoo sendiri telah di karuniai tiga orang anak, Jihoon sepuluh tahun, Yoshi lima tahun, dan Jaehyuk tiga tahun, ia sedang memasak untuk keluarga nya, sambil mengasuh Jaesuk, sementara Taehyung bekerja, dan dua putra nya yang lain di sekolah.
Jihoon kelas empat sekolah dasar, ia akan menjemput Yoshi di taman kanak-kanak lalu membawa nya pulang, dengan berjalan kaki, sambil bergandengan tangan bersama.
Dan di tempat lain, Jimin sedang mengendarai mobil nya bersama Chaenyol, untuk mencari keberadaan Taehyung putra dari uncle nya itu.
"Kamu seperti angin-anginan dalam pencarian tuan muda?" Tanya Chaenyol yang memang anak buah Jimin di pabrik sang paman.
"Yaa, memang bisa di bilang begitu, kadang aku berharap Taehyung di temukan dalam kondisi sudah mati, jadi warisan uncle akan jatuh ke tangan ku" balas Jimin, Chaenyol terkekeh.
"Mana mungkin bisa begitu, kecuali jika memang kamu sengaja akan membunuh nya" jawab Chaenyol.
"Dia di mana saja kita belum menemukan nya" gumam Jimin menghela nafas panjang.
Lia pulang sekolah dengan di jemput Jennie, yang sudah menjadi aunty nya sekarang.
"Aunty mau belanja kebutuhan rumah, tadi grandma yang meminta nya, Lia mau beli apa?" Tanya Jennie sambil menggandeng gadis remaja itu menuju ke mobil nya.
"Lia mau membuat puding coklat untuk papa, aunty" jawab nya, yaa di usia Lia yang masih tiga belas tahun, ia sudah mahir memasak berkat sang grandma, dan itu menjadi hobby nya sekarang.
"Baiklah kita berangkat ok" Lia mengangguk dengan ajakan sang aunty, mobil pun melaju menuju super market, dan saat lampu lalu lintas menyala merah, Jihoon nampak menyeberang sambil menggandeng tangan Yoshi, lewat tepat di depan mobil Jennie yang sedang mengirim pesan pada Sean, jadi ia tak tahu dengan keberadaan anak-anak Jisoo itu, Lia pun menatap nya, entah apa yang ada di pikiran Lia.
Dan di super market, gadis itu membeli bahan untuk membuat puding coklat, serta keripik biji jagung, tepung dan lain-lain, Jennie pun heran dengan belanjaan sang keponakan yang begitu banyak.
"Maaf aunty, besok sekolah libur kan, jadi Lia ingin membuat kue" kekeh nya memohon pada Jennie karena ia yang akan membayar nya.
"Baiklah"
"Gumawo aunty" Jennie mengangguk sambil membelai rambut panjang keponakan nya itu, wajar Jennie ikut memanjakan Lia, karena ia dan Sean belum juga di karuniai seorang momongan, meski sudah lima tahun lebih menikah.
"Lia mau bikin kue apa?" Tanya Jennie sambil menenteng plastik belanjaan mereka yang ia masukan ke dalam bagasi, sang keponkan tak menjawab, Jennie yang merasa heran pun menoleh pada Lia.
Deg
Jennie mengikuti arah tatapan sang keponakan yang tengah memandang sang mama menggendong Haruto, keluar dari sebuah restauran bersama Jungkook, mereka nampak seperti keluarga bahagia pada umum nya.
"Sayang" panggil Jennie lembut, karena ia tentu tahu perasaan Lia seperti apa sekarang, gadis itu menoleh pada sang aunty dan tersenyum paksa.
"Kamu baik-baik saja kan?" Cemas Jennie.
"Im ok aunty, dia bukan ibu ku, jadi tak masalah" ucap Lia sambil berjalan memasuki mobil Jennie.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfictionCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan