Sean dan Rio pun siang nya mendatangi rumah Jisoo, sambil membawa makanan untuk anak-anak, mereka sengaja tak mengetuk pintu lebih dahulu, untuk berjaga jika sampai ternyata sang pemilik rumah sedang tidur, dan benar saja, Rio dan Sean di buat terharu sekaligus iba, melihat Jaehyuk dan Yoshi tertidur disisi kanan dan kiri sang ibu yang juga terlelap, sementara Jihoon berada di bagian bawah ranjang juga terlelap, Sean menatap sendu wajah Jisoo yang penuh luka.
"Ayo, sebaiknya kita jangan ganggu mereka, kita letakan saja makanan ini di meja" ujar Rio.
Seminggu lebih Sean dan Rio bergantian mengirim makanan untuk keluarga Jisoo, kadang Rio juga menemani nya.
Kini Sean tengah makan siang bersama hyung nya, di sebuah restauran, Jisoo sudah kembali bekerja seperti biasa setiap malam.
"Aku ingin menebus Jisoo, Sean" ungkap Rio.
"Hyung siap berbicara dengan daddy?" Tanya Sean tak yakin.
"Siap tak siap Sean"
"Daddy pasti akan menanyai mu macam-macam hyung, dan bukan tak mungkin daddy akan menolak nya"
"Aku tak tega Sean melihat Jisoo dan anak-anak nya, bagaimana kalau sampai dia mendapatkan pelanggan yang lebih kejam dari yang tempo hari?" Cemas Rio.
"Bukan karena hyung mencintai nya?"
Rio terdiam dengan pertanyaan Sean, ia tak bisa menjawab, sang dongsaeng tahu, Rio diam arti nya iya.
"Lalu kapan hyung akan berbicara dengan daddy?"
"Hari ini"
"Perlu aku temani hyung?"
"Tidak Sean, terima kasih"
Dan sepulang makan siang, Rio pun kembali ke kantor nya, ia langsung menuju ke ruangan sang ayah.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
"Rio"
"Masuklah"
"Ne daddy" Rio pun masuk.
"Pengacara Lee" sapa Rio sopan pada Donghae tamu sang ayah.
Sean menunggu di luar dengan perasaan harap-harap cemas, berharap sang hyung mampu mendapatkan persetujuan untuk menebus Jisoo di tempat Yuri, memang itu memakai uang Rio, tapi untuk jumlah yang tak sedikit, baik Rio maupun Sean tentu harus memiliki ijin dari orang tua atau keluarga nya.
"Biaklah, kapan kamu akan menebus nya?" Tanya Yoong.
"Secepat nya dadd" jawab Rio.
"Ajak saja pengacara Lee, untuk membuatkan surat perjanjian nya, guna mencegah hal-hal yang tak di inginkan untuk ke depan nya" nasihat Yoong pada putra sulung nya.
"Ne daddy" jawab Rio, setelah berbicara pada sang ayah, ia pun keluar.
"Bagaimana hyung?" Tanya Sean penasaran, yang di tanya pun tersenyum.
"Daddy menyetujui nya" jawab Rio
"Selamat hyung, aku ikut senang mendengar nya" Sean lalu memeluk erat tubuh hyung nya itu, Rio menepuk-nepuk punggung sang dongsaeng.
Suatu hari
"Appa mau kemana?" Tanya Ji-Eun saat melihat sang ayah keluar dari ruangan nya.
"Appa mau menemui Yoong, dan makan siang bersama" jawab Donghae.
"Ayo, kamu ikut appa" ajak Donghae.
"Tidak, pekerjaan ku masih banyak appa" tolak sang putri.
"Baiklah" Donghae pun berangkat untuk menemui Rio dan ayah nya.
"Ini surat yang harus kamu dan Yuri tanda tangani jika sudah mencapai kesepakatan nanti" beritahu Donghae menyerahkan map warna merah pada Rio.
"Apa tidak sebaik nya pengacara Lee mendampingi Rio nanti?" Pinta Yoong, karena khawatir, dengan sang putra yang akan menemui seorang germo sekaligus pemilik night club seperti Yuri.
"Tidak perlu daddy, aku bisa mengajak Sean nanti" sahut Rio, Yoong menghela nafas.
"Baiklah, jangan lupa, kamu kabari Yuri lebih dahulu"
"Ne daddy"
Dan keesokan malam nya, Rio mengunjungi night club milik Yuri, ia menaiki tangga ruang vip, dan berpapasan dengan Jisoo, wanita itu menggandeng seorang pria berusia 60 tahunan, mereka akan meninggalkan night club dan melakukan transaksi di luar, kedua nya saling diam dengan pikiran masing-masing, meski sempat saling melirik, Rio bahkan sampai membalikan badan nya menatap kepergian Jisoo, yang dari pakaian nya saja sudah menunjukan profesinya.
Rio menahan rasa sesak di dada nya melihat wanita yang di sukai nya pergi dengan pria lain yang berbeda-beda setiap malam nya, ini juga yang menjadi salah satu alasan Rio ingin menebus Jisoo, pria mana yang rela pemilik hati nya tidur dengan orang lain dan menjual harga diri nya, semua yang Rio lakukan, adalah demi Jisoo, wanita itu juga menoleh ke arah Rio yang tengah berbicara dengan Bambam, menatap Rio dengan segala rasa penasaran nya, akan kedatangan Rio, hati nya juga cemburu dan tak rela jika sampai Rio membooking salah satu wanita penghibur di club dan itu bukan dia.
"Aku mau bertemu Yuri" kata Rio pada Bambam.
"Tuan besar sibuk" alasan Bambam
"Ku rasa untuk transaksi besar, dia akan punya waktu" ngotot Rio, Bambam menatap nya waspada, tapi akhir nya ia memberi tahu Yuri.
"Boss besar menyuruhmu masuk" Bambam keluar memanggil Rio, pria itu pun masuk.
"Ada perlu apa? Mau membooking Jisoo lagi untuk durasi long time?" Tanya Yuri berbasa basi.
"Aku ingin menebus Jisoo" kata Rio, Yuri pun langsung terbahak mendengar nya.
"Membayar hutang nya, dan membawa nya pergi dari neraka ini" lanjut Rio, Yuri terkekeh remeh, tak percaya.
Plak
Rio menjatuhkan map berisi perjanjian dalam upaya menjemput Jisoo, agar tak menjadi masalah di kemudian hari, Yuri pun melirik nya, ia terdiam sekarang, karena rupa nya Rio tak main-main.
"Enampuluh juta ₩on jika kamu mau membawa Jisoo pergi dari sini" ucap Yuri dingin.
"Aku beri waktu seminggu, untuk mengumpulkan uang nya" Yuri tak tahu siapa Rio.
"Besok, akan ku jemput dia kemari dan membawa uang nya" ucap Rio, ia lalu pergi meninggalkan ruangan Yuri yang tersenyum remeh, dia curang bukan? Padahal ia tak sampai mengeluarkan uang segitu banyak untuk membeli Jisoo dulu, tapi ia tak mau rugi tentu nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfikceCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan