Sepuluh tahun kemudian
Lia telah berusia dua puluh tiga tahun, dan menjadi seorang cheff ternama, setelah menyelesaikan kuliah nya di luar negeri, ia akan membuka restauran pertama nya, sementara Rio dan Ji-Eun di karuniai seorang putri bernama Yuna, sembilan tahun, sang istri tetap berprofesi sebagai pengacara di firma hukum sang ayah, dan mereka kini tinggal terpisah dengan Donghae.
Rio nampak menggandeng Yuna, sambil tersenyum lebar, karena ia akan memotong pita untuk pembukaan restauran milik Lia sang putri sulung.
"Momm" panggil Lia mencari keberadaan Ji-Eun.
"Yaa Lia unnie" sahut Ji-Eun yang tadi berdiri di samping Donghae, ia akan memanggil si sulung dengan sebutan unnie, agar Yuna mengikuti nya.
"Ayo kita potong bersama" ajak nya, Ji-Eun melirik sang ayah, dan Donghae pun mendorong punggung putri satu-satu nya itu, Ji-Eun berdiri di samping kiri Lia, dan Rio di samping kanan bersama Yuna.
Krek
Suara tepuk tangan pun menggema, baik dari keluarga maupun tamu undangan, Asahi nampak bertepuk tangan paling semangat, ia telah berusia sebelas tahun sekarang, satu per satu keluarga dekat pun memberi ucapan selamat pada Lia, atas segala usaha dan keberhasilan nya, mengumpulkan uang semenjak kuliah sambil bekerja part time demi impian nya membangun restauran nya sendiri, meski tetap dengan bantuan sang ayah dan grandpa Yoong.
"Kami bangga dengan mu" ucap Rio yang merangkul bahu sang putri lalu mencium kepalanya.
"Semua berkat dukungan papa dan mommy" balas Lia mencium pipi kanan sang ayah dan pipi kiri Ji-Eun.
Sementara di tempat lain
Jisoo menjelma sebagai wanita karir yang memegang kendali atas perusahaan Kim, ia tampil berkelas sekarang, dan berwajah dingin di luar, kemanapun pergi ada bodyguard yang mengawal nya, Jihoon sendiri telah berusia duapuluh tahun, kuliah bisnis, Yoshi limabelas tahun, kelas tiga junior high school, sementara Jaehyuk berusia tigabelas tahun, kelas satu junior high school, mereka tinggal dengan Taeyeon yang sudah sakit-sakitan.
Jihoon datang terlambat, acara pembukaan restauran Lia sudah berakhir, ia harus nya datang mewakili sang ibu atas undangan Donghae.
"Yaah, aku terlambat" sesal Jihoon mengacak kesal rambut nya sendiri, ia lalu menghubungi sang eomma.
"Hallo"
"Eomma, mianhae, aku terlambat, acara pembukaan restauran cucu pengacara Lee sudah selesai saat Jihoon tiba di sini tadi"
"Ya sudah, pulang saja, dan jemput dongsaeng mu, biar eomma menghubungi pengacara Lee untuk menyampaikan permintaan maaf"
"Ne eomma"
Jihoon lantas mematikan sambungan telpon nya pada sang eomma, ia lalu memasuki mobil nya, tapi belum sempat ia melaju, nampak Sean tengah berdiri di samping mobil, membuka kan pintu untuk sang istri Jennie.
"Sean hyung" batin Jihoon yang tak mungkin lupa dengan orang yang berarti dalam hidup nya, ia pun kembali keluar dari mobil nya.
"SEAN HYUNG!" teriak Jihoon, Sean menoleh mencari sumber suara, ia terkejut dengan penampilan Jihoon yang banyk berubah sekarang.
"Jihoon-ie, kau kah itu?" Tanya Sean ragu, sang pemuda itu pun berlari mendekati Sean.
"Ya ini aku hyung" sahut Jihoon yang langsung memeluk tubuh Sean, Jennie pun ikut keluar lagi.
"Jihoon-ie" sapa Jennie tak percaya, yang di sapa hanya terkekeh bahagia, setelah sepuluh tahun lama nya tak bertemu.
"Asahi, ayo keluar, beri salam pada hyung mu" perintah Sean pada anak nya.
"Hyung" Asahi membungkuk menyapa Jihoon.
"Kita pernah bertemu saat kamu masih bayi, dan sekarang tinggi mu sudah hampir melampaui hyung" kekeh Jihoon sambil mengacak rambut Asahi.
"Oh ya, apa hyung juga terlambat menghadiri acara pembukaan restauran Holly Chocho?" Tanya Jihoon.
"Tidak, hyung baru saja menghadiri nya, dan bersiap untuk pulang, kamu sendiri?" Sean balik bertanya.
"Eomma memintaku menggantikan nya hadir di acara pembukaan atas undangan pengacara Lee, tapi aku terlambat hyung, karena harus ke kampus dulu tadi" jelas Jihoon.
"Kamu tahu tidak siapa pemilik restauran ini?" Tanya Sean serius, karena ia curiga Jihoon tak mengetahui hal itu, dan benar, pemuda itu menggeleng polos.
"Lia noona" jawab Sean, Jihoon terbelalak.
"Lia noona?" Gumam nya tak percaya.
"Eomma bilang ini restauran cucu pengacara Lee"
"Bagaimana. . . " Jihoon tak bisa melanjutkan kata-kata nya, karena setahu dia dulu, grandpa nya Lia bukan lah pengacara Lee.
"Sayang tunggu sebentar ne" pinta Sean pada sang istri, ia lalu membawa Jihoon duduk di dalam mobil pemuda itu.
"Rio hyung telah menikah dengan putri pengacara Lee, jadi secara teknis, Lia adalah cucu sambung nya" jelas Sean.
"Kamu tentu tak lupa dengan Rio hyung kan?" Tanya Sean, wajah Jihoon pun langsung berubah sendu.
"Apa kamu masih membenci nya?" Tanya Sean lagi, yang tahu jika Jihoon sangat tidak menyukai Rio karena ia mengira ayah Lia itu kerap meniduri eomma nya, sebagai pelanggan.
"Jihoon-ie, kamu sudah besar sekarang, sudah saat nya untuk tahu ada apa antara eomma mu dan uncle Rio, hyung sudah lama ingin menjelaskan nya pada mu, tapi kamu tak akan mengerti waktu itu" ujar Sean.
"Rio uncle bukan lah orang jahat seperti apa yang kamu kira selama ini, dia adalah satu-satu nya orang tak menyentuh eomma mu dengan cara tidak terhormat, ia memperlakukan eomma mu seperti seorang putri raja, bukan nya hyung mengungkit, semua sudah berlalu, dan kini hanya akan ada cerita kebaikan saja, kita buang semua kenangan yang buruk, dan satu hal yang harus Jihoon tahu, Rio uncle lah yang membawa eomma mu pulang dari tempat Yuri" Jihoon terdiam, ia sudah menyesal, karena berpikir buruk tentang Rio selama ini, tapi di saat ia menyadari nya, Rio sudah tak pernah mengunjungi rumah nya lagi, dan ia terlalu takut juga malu untuk bertanya pada sang eomma.
"Hyung, apa aku terlambat untuk sekedar meminta maaf pada uncle?" Tanya Jihoon dengan mata berkaca-kaca.
"Tak ada kata terlambat Jihoon-ie"
"Tolong sampaikan permintaan maaf dan terima kasihku pada uncle, hyung" pinta Jihoon.
"Yaa, akan hyung sampaikan nanti" balas Sean
E N D
#masihadabonus
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfictionCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan