Rio tak berbicara dengan Jihoon, karena bocah itu seperti tak ingin dekat dengan nya.
Breem . . Breemm. . .
Yoshi dan Jaehyuk menghentikan permainan mereka, karena mendengar suara mobil datang, mereka menatap penuh tanya ke ambang pintu.
"Eomma kalian sudah pulang" beritahu Rio, mereka pun lantas berdiri, Jaehyuk dan Yoshi berlari lebih dulu.
"Eomma!" Seru nya, tapi langsung mematung menatap sang ibu yang datang dengan dua orang dewasa asing lain nya.
"Jaehyuk" panggil Lia.
"Noona" Jaehyuk mendekati Lia penuh tanya.
"Jenn, Sean, ini si bungsu Jaehyuk, dan itu si tengah Yoshi" Jisoo memperkenalkan anak-anaknya.
"Yoshi, noona dulu tinggal di rumah sebelah, kemarilah jangan takut" panggil Jennie, Yoshi menatap ragu sang ibu, dan Jisoo mengangguk.
"Jihoon kemana noona?" Tanya Sean, belum Jisoo menjawab, Jihoon keluar dengan Rio.
"Hyung!" Seru Jihoon kaget melihat Sean dan Jennie, ia lalu berlari ke arah Sean dan. . .
Hap
Ia melompat ke gendongan Sean, hubungan mereka memang dekat, karena dulu Sean lah yang membantu persalinan Jisoo saat melahirkan Jihoon.
"Hyung apa kabar? Jihoon rindu hyung" sendu nya
"Hyung juga, kamu sudah besar ya" kekeh Sean mengacak rambut Jihoon.
"Ayo kenalkan dengan keponakan hyung, nama nya Lia" Sean menurunkan Jihoon dan membawanya menghampiri Lia.
"Lia"
"Jihoon"
"Dia noona mu, karena lebih tua tiga tahun dari mu" beritahu Sean.
"Yoshi, sudah kenalan dengan Lia noona belum?" Tanya Rio, Yoshi menggeleng.
"Kemarilah" panggil Rio, Yoshi pun menghampiri nya.
"Ini Lia noona, putri uncle" Yoshi tersenyum malu-malu, dan Jihoon kaget mendengar penjelasan Rio, ia mendongak menatap Sean.
"Rio uncle adalah hyung ku boy" ujar Sean, Jihoon tentu merasa malu, karena berpikir buruk tentang Rio, bahkan berani kurang ajar pada nya yang ternyata adalah saudara nya Sean yang sudah ia anggap seperti hyung kandung nya sendiri.
"Ayo masuklah" Jisoo memimpin anak-anak dan tamu nya masuk ke dalam rumah.
"Darimana hyung mengenal noona?" Selidik Sean berbisik, mereka masih di luar.
"Dia adalah kado yang kamu dan Seulgi berikan pada hyung waktu itu" balas Rio dengan suara pelan, Sean terbelalak, ia memang tak tahu jika wanita yang di booking Seulgi dan menjadi primadona di night club Yuri adalah Jisoo.
"Jangan berbohong hyung" Sean tak langsung percaya.
"Apa untung nya bagi hyung membohongi mu?" Rio lalu berjalan masuk menyusul yang lain, Sean sendiri masih membeku tak percaya dengan ucapan Rio.
"Wah, banyak sekali mainan nya, punya siapa ini?" Kaget Jisoo, mereka semua duduk diatas karpet rumah sederhana itu, Jihoon terus melirik Lia yang menyandarkan tubuh nya ke sang ayah, mungkin dia cemburu atau iri, karena Lia memiliki ayah seperti Rio, padahal Lia pun juga iri pada Jihoon yang memiliki ibu seperti Jisoo.
"Aku ambilkan minum sebentar ne" pamit Jisoo, Sean mengambil pistol mainan Jaehyuk.
Bang. . . Bang. . . Bang. . .
Lalu menembakan nya ke arah Jaehyuk dan Yoshi bergantian.
"Aaakk. . ." Kedua bocah itu pura-pura jatuh dan mati, jadi wajarkan Lia menganggap Sean masih kekanakan.
"Hyung lihat lah, mobil ini bisa berjalan sendiri" pamer Yoshi memperlihatkan mobil remote kontrol nya.
"Wah, keren sekali" puji Sean memainkan mobil-mobilan milik Yoshi.
Sore itu, rumah Jisoo menjadi sangat ramai, sebelum akhir nya keluarga Im harus pamit karena hari sudah menjelang malam, Jaehyuk memasang wajah cemberutnya, karena setelah ini, ia hanya akan berada di rumah bersama kedua hyung nya.
"Lain kali kita main bersama lagi" hibur Lia
"Kapan-kapan kita bisa pergi bersama" Sean ikut membujuk, akhir nya Jaehyuk pun mengangguk.
"Janji ya hyung?" Tanya Jihoon pada Sean.
"Hyung janji" jawab Sean yakin.
"Bye Jihoon, bye Yoshi, bye Jaehyuk" pamit Lia.
"Bye noona" balas ketiga nya, Jihoon bisa tersenyum, setelah bertemu Sean.
Setelah mobil mereka pergi, Jisoo pun ke dapur membereskan bekas minum tamu-tamu nya, dan memasak makan malam untuk anak-anak sebelum pergi bekerja, Jihoon menyusul sang ibu, menatap sedih punggung yang nampak kian kurus itu.
Set
Jihoon memeluk pinggang sang ibu dari belakang, ia mulai terisak, Jisoo pun terkejut.
"Eomma mianhae" isak nya, Jisoo mengusap-usap lengan mungil yang melingkar di perut nya itu, lalu membalikan badan nya, dan mengusap air mata si sulung.
"Eomma juga minta maaf, karena telah membuat Jihoon marah dan kecewa" balas nya.
"Eomma tidak salah" ucap nya masih sambil sesenggukan, Jisoo lalu memeluk nya.
"Hyung, aku ingin kita bicara setelah ini" ucap Sean begitu mereka tiba di rumah keluarga Im, Lia dan Jennie sedang memasak makan malam di dapur, kedua pria dewasa itu pun ke ruang tamu.
"Jujur hyung aku masih tidak menyangka noona bekerja sebagai wanita nakal" ungkap Sean gelisah, karena ia mengenal dengan baik pasangan Jisoo dan Taehyung, jadi ia seperti tak terima dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui.
"Jisoo di jual oleh teman wanita nya yang baru ia kenal pada Yuri, di tengah keputusasaan nya yang harus menghidupi tiga anak yang masih kecil-kecil Sean" beritahu Rio, Sean hampir menangis mendengar nya, membayangkan wajah polos Jihoon, Yoshi dan Jaehyuk, serta betapa bahagia nya keluarga itu dulu saat Taehyung masih hidup.
"Terima kasih karena hyung tak meniduri noona malam itu" ucap Sean sedikit lega, mungkin jika Rio dan Jisoo melakukan nya, hubungan mereka hanya akan berhenti pada sebatas urusan ranjang semata, dan tak akan peduli satu sama lain, karena setelah nya pasti hanya akan ada kecanggungan jika bertemu tanpa sengaja.
#TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/290784785-288-k102944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfictionCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan