Lia mendapatkan piala juga dari pihak sekolah, untuk memotivasi murid nya agar lebih giat lagi dalam belajar apa pun jika itu adalah hal-hal yang positif.
"Wah benar sekali kata Rio oppa, masakan Lia sangat enak" puji Jisoo.
"Gumawo aunty, grandma yang mengajari nya" balas Lia, mereka tengah makan siang hasil masakan mereka tadi.
Dan di area bermain
"Jaehyuk, ayo kita jemput hyung ke sekolah" ajak Rio.
"Tidak, Jaehyuk masih mau main" tolak nya.
"Kapan-kapan kita kesini lagi dengan hyung, Jaehyuk mau punya teman bermain disini kan" bujuk Rio, Jaehyuk berfikir sejenak, lalu menghampiri Rio.
"Baiklah" patuh nya, mereka pun mengendarai mobil Rio menuju ke sekolah sang hyung, tepat saat Jihoon dan Yoshi keluar.
"Hyung!" Seru Jaehyuk dari dalam mobil Rio sambil melambaikan tangan nya ke arah hyung-hyung nya, Yoshi pun segera berlari antusias ke arah mobil, dan tanpa di minta langsung membuka pintu penumpang belakang, dan Jihoon masih dingin serta marah pada Rio, tapi ia tetap ikut masuk ke dalam mobil yang menjemput nya itu.
"Yoshi dan Jihoon lapar tidak?" Tanya Rio sambil mengemudikan mobil nya.
"Lapar uncle" jawab Yoshi penuh harap.
"Kita makan dulu kalau begitu" ujar Rio.
"Yess" girang Yoshi, yang tahu ia akan makan istimewa siang itu, dan yaa, Rio membawa mereka ke sebuah restauran, dimana di dalam nya ada aquarium besar, dan kolam ikan.
"Woah" takjub Yoshi, Jaehyuk langsung berlari ke arah aquarium dan mengagumi nya bersama sang hyung, Rio duduk bersama Jihoon, setelah memesan makanan, mereka nampak mengawasi Yoshi dan Jaehyuk.
"Uncle bukan lah salah satu orang yang membeli eomma mu" ujar Rio menatap Jihoon, yang masih memasang wajah angkuh nya.
"Kami hanya berteman, dimana posisi kita itu sama, jadi lebih bisa saling mengerti keadaan masing-masing, eomma mu bukan lah ibu yang jahat, tapi sebalik nya, ia adalah ibu yang luar biasa hebat, Jihoon mungkin belum mengerti apa-apa jika uncle ceritakan sekarang, minta maaflah pada eomma, dia merindukan Jihoon, sebelum semua nya terlambat dan kamu akan menyesal nanti" nasehat Rio, ia memang di minta oleh Jisoo untuk membantu nya meluluhkan hati seorang Jihoon.
"Bagaimana aku bisa mempercayai ucapan uncle, karena pada nyata nya, kalian terlihat sering berdua" Jihoon tak percaya begitu saja.
"Orang-orang seperti mereka biasanya bukanlah orang yang baik, orang yang tak bisa di percaya, jadi eomma mu tak mungkin membawa mereka ke rumah dan memperkenalkan pada anak-anak nya, karena apa? Karena dia takut suatu saat akan menyakiti kalian" jelas Rio
"Apa menurut uncle eomma akan memaafkan Jihoon?" Tanya nya ragu.
"Tentu, seorang ibu atau ayah, akan bisa selalu memaafkan kesalahan anak-anak nya" yakin Rio
"Yoshi, Jaehyuk, makanan kalian datang" panggil Rio, dua bocah itu pun kembali ke meja mereka.
"Jaehyuk bisa makan sendiri kan?" Yang ditanya mengangguk.
"Uncle potong-potongkan daging nya dulu ne, Hyung tolong bantu dongsaeng nya, potongkan daging milik Yoshi" pinta Rio pada Jihoon, yang langsung melakukan nya.
Yoshi melirik Jaehyuk sambil tersenyum senang, begitu juga dengan Jaehyuk yang melirik hyung nya, mereka seolah merasakan kebahagiaan yang sama karena menikmati makanan yang belum pernah mereka bayangkan sebelum nya, hanya Jihoon yang makan dalam diam, terlalu gengsi untuk mengakui nya di depan Rio.
Dan sepulang makan siang, Rio mengajak anak-anak membeli mainan, dan mengantar nya pulang, dan di rumah Jisoo, Rio duduk di karpet sambil membongkar mainan nya bersama Jaehyuk dan Yoshi, Jihoon mengganti baju seragam nya, lalu duduk bersandarkan dinding, tak mau ikut mendekat.
"Yoshi hyung ganti baju dulu ne" perintah Rio, dan sang bocah pun menurut, Jaehyuk memainkan pistol-pistolan nya yang mengeluarkan suara lucu dan lampu yang menyala warna warni, Yoshi keluar dari kamar nya.
"Uncle punya ku tidak menyala" adu Yoshi menyerahkan mobil-mobilan nya pada Rio.
"Ini harus dipasang dulu batrei nya hyung" jelas Rio, Yoshi memperhatikan sambil duduk di hadapan Rio.
"Uncle, kemana eomma?" Tanya Yoshi menatap wajah serius Rio, dan Jihoon pun mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Eomma sedang membantu putri uncle di sekolah nya, itu lah kenapa uncle di sini bersama kalian" jawab Rio.
"Kenapa harus eomma, dan bukan uncle sendiri?" Lanjut Yoshi
"Karena uncle tidak bisa memasak" balas Rio lagi.
"Oh" Yoshi mengangguk mengerti, Rio lalu duduk menyusul Jihoon, dan mengirim pesan pada Sean, untuk menjemput Lia di sekolah lalu mengantar nya pulang.
Dengan di temani Jennie, Sean pun mendatangi sekolah sang keponakan.
"Oppa, bukan kah itu Lia, dan. . . " tunjuk Jennie kaget tak menyangka akan bertemu Jisoo setelah sekian tahun lama nya.
"Jisoo noona" potong Sean.
"Ayo kita hampiri mereka" ajak Jennie, ia segera turun dari mobil bersama sang suami, dan menyeberang menghampiri Lia dan Jisoo
"Aunty" seru Lia, Jisoo terkejut.
"Jennie" kaget nya.
"Unnie" Jennie langsung menghambur ke pelukan Jisoo.
"Noona" Sean ikut menyapa.
"Kalian?" Bingung Jisoo.
"Lia adalah keponakan kami unnie, dulu kalian pernah bertemu saat Lia masih tiga tahun unnie" jawab Jennie sambil merangkul Lia
"Ya ya ya, gadis kecil pemalu itu kan?" Jisoo mulai mengingat Lia sekarang.
"Iya betul sekali, Bagaimana unnie bisa bertemu dengan Lia lagi?" Jennie pun tak kalah kaget.
"Papa nya teman unnie" jawab Jisoo.
"Dia hyung ku noona" ujar Sean.
"Benarkah?"
"Yaa, kami dua bersaudara" jawab Sean lagi.
"Astaga, dunia sesempit ini, tapi nyata nya kita bahkan baru bisa bertemu lagi setelah sepuluh tahun kemudian" ujar Jisoo.
"Apa kabar dengan Jihoon, noona?" Tanya Sean.
"Dia sudah punya dua dongsaeng sekarang, tapi. . . "
"Tapi apa?" Tanya Jennie.
"Mereka di tinggal appa nya enam bulan yang lalu karena kecelakaan"
"Astaga, kami ikut berduka unnie" sendu Jennie, Jisoo pun tersenyum paksa.
"Hyung meminta kami untuk menjemput unnie dan Lia, ayo sekarang kami antar unnie pulang" ajak Jennie, mereka berempat pun menaiki mobil Sean menuju ke rumah Jisoo.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfictionCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan