39. Keluarga Kim

1K 200 23
                                    

Rio hanya tiduran, ia gelisah memikirkan Jisoo dan anak-anak nya, sementara sang putri bersiap hendak ke sekolah, ia berjalan menuju ke kamar sang ayah.

"Lia Lia, tunggu" tahan Sean, gadis itu menghentikan langkah nya.


"Ya uncle?"

"Lia uncle antar ne, papa sedang istirahat, semalam lembur jadi dia kelelahan sekarang" jelas Sean.

"Baik uncle" sang keponakan tak curiga, ia lalu mengikuti sang paman.


Sementara itu di tempat lain, Jisoo dan anak-anak nya telah tiba di rumah Kim Taeyeon, Jimin menatap curiga mobil Donghae yang memasuki pintu gerbang.

"Ada perlu apa dia kemari?" Batin nya

Jisoo keluar dari mobil sambil menggendong Jaehyuk, sementara Yoshi dan Jihoon memeluk tubuh sang eomma dari samping sambil menangis sesenggukan, takut dan merasa asing.

"Mari nyonya" Donghae mempersilakan.


"Sialan, keluarga Taehyung ketemu" kaget Jimin tak percaya, ia kalang kabut karena merasa terancam sebagai ahli waris.

"Tunggu sebentar, silakan duduk, saya akan panggil tuan Kim" pamit Donghae, Jisoo menarik tangan kedua anaknya untuk duduk tak jauh dari nya, si bungsu beringsut di pangkuan sang ibu.


Sepuluh menit kemudian, Donghae datang bersama Taeyeon, dan asisten nya Seunghwan, ia duduk diatas kursi roda, Jisoo pun langsung berdiri, membungkuk hormat sambil menunduk tak berani menatap mertua nya itu.

"Ini kah cucu-cucu ku pengacara Lee?" Tanya Taeyeon dengan suara bergetar, menahan tangis, kedua matanya berkaca-kaca.

"Ne tuan, mereka adalah putra dari mendiang Kim Taehyung" jawab Donghae membungkuk hormat.

"Mendiang?" Gumam Taeyeon, menatap curiga ke arah Donghae.


"Hampir setahun yang lalu Kim Taehyung meninggal karena kecelakaan tuan" cerita Donghae yang ia tahu dari Jisoo, bibir Taeyeon bergetar, tak kuasa menahan tangis atas kepergian anak satu-satu nya, ia menatap Jisoo dan anak-anak bergantian.

"Maafkan harabeoji, maafkan harabeoji" isak nya, Seunghwan pun panik karena tekanan darah majikan nya tidak boleh naik.


"Tuan tenang lah, tarik nafas dalam-dalam, dan kita minum obat nya dulu ne" ujar Senghwan, ia lalu ke dapur sambil berjalan tergesa, mengambil air lalu membantu Taeyeon menelan obat nya, lelaki tua itu pun menghela nafas berat, merasa kehilangan, kaget dan juga bersalah atas keegoisan nya yang lalu, melihat kondisi Taeyeon, Jihoon, Yoshi dan Jaehyuk pun semakin takut, dan memeluk eomma nya erat-erat.


"Aku sudah tua Jisoo-yaa" ucap Taeyeon.


"Waktu ku mungkin tak lama lagi di dunia ini, itulah kenapa aku mencari kalian, aku tak ingin mati dalam penyesalan sendirian, aku ingin menebus kesalahan atas perilaku dan perbuatan ku di masa lalu pada mu dan Taehyung anak ku" tutur Taeyeon.

"Tinggalah di sini bersama anak-anak mu, temani aku menunggu Tuhan memanggilku pulang, karena kelak, mereka juga lah yang memiliki rumah ini dan semua yang ku punya" pinta Taeyeon, Jisoo tak menjawab.

"Anak-anak, ini harabeoji" Taeyeon berusaha mendapatkan hati cucu nya, Jihoon menatap sang ibu, dan Jisoo mengangguk lirih.

"H-harabeoji" ucap Jihoon


"Ne, siapa nama mu anak muda?" Kekeh Taeyeon, ia berusaha terlihat baik-baik saja, meski perasaan nya hancur atas kematian Taehyung.

"Kim Jihoon, sepuluh tahun" jawab Jihoon, masih sambil memeluk sang ibu.

"Kemarilah" Taeyeon mengulurkan tangan kanan nya, Jihoon pun mendekat.

"Kenalkan saudara mu pada harabeoji" pinta Taeyeon, Jihoon pun berdiri di samping sang kakek, ia masih takut dan canggung.

"D-dia Yoshi, lima tahun, dan di pangkuan eomma adalah Jaehyuk tiga tahun" Jihoon menunjuk kedua dongsaeng nya.

Kruuukkkk. . .


Taeyeon menoleh kaget mendengar suara yang keluar dari perut Jihoon, dan pria kecil itu pun spontan menunduk takut sambil memegangi perut nya.

"Kalian lapar?" Tanya Taeyeon, dan tak ada yang menjawab selain menunduk.

"Ayo, kita ke ruang makan" ajak nya buru-buru.

"Seunghwan, katakan pada orang dapur untuk menyiapkan apa pun yang ada, cucu ku lapar" interuksi Taeyeon pada asisten nya itu.

"Baik tuan" Seunghwan pun melakukan apa yang Taeyeon perintahkan, sementara Donghae mendorong kursi roda klien nya itu menuju ke dapur, Jihoon berjalan di samping sang kakek dan Jisoo mengikuti dari belakang sambil menggendong Jaehyuk dan menggandeng Yoshi.

"Ceritakan pada harabeoji, Jihoon kelas berapa?" Tanya Taeyeon, mereka di meja makan menunggu pelayan dan koki di rumah Taeyeon menyiapkan makanan.

"J-jihoon kelas empat harabeoji, dan Yoshi masih di taman kanak-kanak" jawab sang cucu, Taeyeon tak bisa diam untuk terus bertanya ini dan itu pada cucu-cucunya, sampai makanan siap.

Ketiga anak-anak itu pun merasa takjub melihat meja makan penuh dengan hidangan, karena perut mereka yang lapar.

"Nah, ayo makan lah, habiskan jika perlu" ujar Taeyeon sambil terkekeh, ketiga nya menunggu interuksi sang eomma.

"Soo?" Bingung Taeyeon.

"Ah, ne tuan" gugup Jisoo.


"Kalian boleh makan" ujar nya pada Jihoon, dan Yoshi, kedua nya lalu mulai menyendok nasi, dan lauk dengan tenang, meski kekurangan, tapi mereka tak gelap mata, karena Rio dan Sean juga sering mengajak mereka makan di restauran, Taeyeon pun tersenyum kagum, dengan kepololosan dan kesopanan cucu-cucu nya, Jaehyuk mendongak menatap sang ibu, karena ia juga lapar, tapi Jisoo canggung pada Taeyeon.

"Baiklah, kalian makan yang banyak, harabeoji mau membicarakan pekerjaan dengan pengacara Lee" pamit Taeyeon yang paham dengan kecanggungan Jisoo, Seunghwan pun mendorong kursi roda Taeyeon menuju ke ruang kerja nya.

"Pengacara Lee, sekarang, saat nya aku membagi warisan ku" ujar Taeyeon.

"Baik tuan"

"Dan Seunghwan, perintahkan pada yang lain untuk mengambil semua barang-barang milik Jisoo dan cucu-cucu ku ke rumah nya, karena mulai hari ini, mereka akan tinggal dengan ku" titah nya.


"Ne tuan"




#TBC

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang