"Papa sudah bangun?" Sapa Lia yang melihat sang ayah memasuki dapur, ia sedang berkutat dengan alat masak nya seperti seorang cheff profesional.
"Morning baby girl" sapa sang ayah.
"Duduklah pa, Lia siapkan sarapan untuk papa" perintah sang putri, Rio pun menurut, duduk manis menunggu makanan yang akan Lia siapkan.
"Ini dia, selamat makan papa" senyum Lia begitu manis untuk sang ayah, ia lalu kembali melanjutkan acara memasak nya, membuat kue yang kemarin sudah ia rencanakan, Rio sangat menikmati nasi dengan ayam bumbu kecap yang dipanggang dengan sayuran nya, serta sepotong puding coklat dengan fla vanilla.
"Papa serasa seperti punya seorang istri sekarang, ada yang menyiapkan makanan dan bahkan memaskan nya untuk papa" puji Rio pada Lia, sang putri menoleh sambil tersenyum kecut, dan Rio langsung terdiam seolah menyadari ucapan nya yang membuat Lia menjadi teringat akan ibu kandung nya.
"M-maaf" lirih nya pada sang putri, ia lalu mengulurkan tangan kanan nya pada Lia agar mendekati sang ayah, gadis itu pun menurut, Rio lalu memangku nya.
"Lia bertemu mama kemarin, dan dia terlihat sangat bahagia dengan keluarga baru nya" cerita Lia sambil menyandarkan kepala nya di dada sang ayah, ia duduk menyamping di pangkuan Rio, tangan kiri nya mengusap kasar air mata nya sendiri.
"Kita juga bisa bahagia tanpa mama" hibur Rio
Jennie dan Sean yang baru kembali dari jogging pun urung masuk ke ruang makan mendengar aduan Lia pada sang ayah, setelah menyampaikan keluh kesah nya, Lia pun kembali melanjutkan masak nya, sebagai anak yang usia nya belum dewasa, ia masih lah labil, kadang begitu mudah melupakan sesuatu yang berat, tapi tak bisa berhenti memikirkan hal-hal sepele.
"Kamu tidak berniat untuk menikah lagi hyung?" Tanya Sean, mereka sedang mengobrol di teras, sementara Jennie sedang di dapur membantu Lia, setelah jogging tadi, ia memutuskan untuk menghampiri sang keponakan yang sedang menyiapkan kue.
"Aku tidak kepikiran ke sana Sean, aku hanya ingin hidup bahagia dengan Lia saja" jawab Rio.
"Bagaimana pun, Lia butuh sosok ibu untuk membimbing nya hyung"
"Dia sudah mendapatkan segala nya dari mommy" elak Rio, Yoong dan Seo memang sedang tidak di rumah, hanya ada anak-anak saja sekarang.
"Tada . . . !" Seru Lia yang tiba-tiba muncul membawa semangkuk kue buatan nya, dan Jennie membawa teh manis di belakang nya.
"Woah, kue buatan cheff Lia sudah jadi rupa nya" seru Sean antusias.
"Kue apa ini?" Tanya Rio takjub.
"Nama nya corn flake pa" jawab Lia tersenyum bangga.
"Ini masih panas, jika uncle dan papa mau, ini juga bisa di beri coklat diatas nya, jadi seperti ini" ujar Lia memberi contoh.
"Papa aakk. . ." Kebiasaan Lia tak pernah hilang yang gemar menyuapi sang ayah.Nyam
"Hmm. . . Enak" ujar Rio sambil mengunyah, Sean yang penasaran pun ikut mengambil dan menggigit nya.
Kress
"Benar hyung" ucap nya setuju dengan pendapat sang kakak laki-laki.
"Wah, grandpa tinggal pergi sebentar saja, langsung ada pesta di rumah" ujar Yoong yang baru datang dengan sang istri.
"Yaa. . . Habis" lirih nya melihat isi piring telah habis tak tersisa, Lia terkekeh lucu
"Tenang, masih ada untuk grandpa dan grandma, tunggu sebentar, Lia ambilkan" Lia kembali ke dapur, dan minggu pagi itu keluarga Im menikmati corn flake buatan Lia sambil bercanda di teras rumah.
"Lia, masakan mu enak, kamu tidak ingin menjadi cheff?" Tanya Jennie
"Boleh pa?" Sang putri justru malah bertanya pada sang ayah.
"Tentu, apa pun itu asal hal-hal yang positif, papa mengijinkan nya" jawab Rio.
"Gumawo pa" Lia langsung memeluk sang ayah dan duduk dipangkuan nya meski dia sudah bukan anak kecil lagi.
"Berarti nanti saat Lia sudah masuk Senior High School, harus ke sekolah kejuruan langsung" beritahu sang ayah sambil menepuk-nepuk tangan sang putri dan mendongak karena posisi duduk nya lebih tinggi Lia.
Sementara di rumah Jisoo
"Kenapa kita makan bubur eomma?" Tanya Yoshi polos.
"Karena beras di rumah habis, biar cukup untuk mengisi perut kita semua, jadi eomma memasak nya menjadi bubur" jelas Jisoo, anak-anak nya pun makan dengan lahap siang itu, Taehyung lembur, jadi meski hari minggu, ia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan ketiga anak nya.
"Nanti malam kita akan makan nasi lagi, semoga appa pulang membawa beras nanti" hibur Jisoo pada anak-anak nya.
Dan ya benar, Taehyung pulang membawa sekantong beras sepuluh kilogram di jok belakang motor nya, wajah nya begitu sumringah membayangkan anak-anaknya di rumah sudah menunggu dengan senyum yang mengembang.
"Eomma, appa pulang" seru Jihoon, Yoshi langsung berlari keluar menyambut sang ayah.
"Appa, eomma appa" ucap Jaesuk menunjuk keluar, Jisoo pun menggendong si bungsu untuk menyambut ayah nya.
"Appa pulang" seru Taehyung sambil memanggul beras nya.
"Yeay, kita makan nasi malam ini" girang Yoshi, Taehyung meletakan kantong beras nya di dapur, lalu mengambil alih Jaesuk dari gendongan sang istri.
"Biar anak-anak bersama ku, buatkan lah makanan untuk mereka" kata Taehyung.
"Ne oppa" Jisoo adalah istri yang patuh pada suami, tak pernah menuntut dan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi Taehyung, karena ia menyadari sebesar apa pengorbanan suami nya itu demi bisa menikah dengan nya dulu.
Suara tawa terdengar dari ruang tv, dimana Taehyung yang baru pulang bekerja sedang bercanda dengan anak-anak nya, dan tawa itu menular sampai ke dapur dimana Jisoo sedang menyiapkan makan malam.
"Jihoon, Yoshi, Jaesuk, biarkan appa mandi dulu ne, setelah itu kita makan bersama" beritahu Jisoo.
"Ne eomma" Jihoon langsung berlari ke dapur untuk membantu sang ibu, karena ia anak sulung.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
FanfictionCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan