Jihoon mengintip sang ibu dari balik pintu kamar orang tua nya, dimana Jisoo masih sesenggukan sambil memeluk baju yang terakhir Taehyung pakai, Yoshi dan Jaehyuk tertidur karena lelah menangis, meski mereka belum paham apa yang terjadi, hanya Jihoon yang tahu karena ia sudah berusia sepuluh tahun, ia mendekati sang ibu.
"Eomma, jangan menangis, masih ada Jihoon di sini" ujar si sulung, ia mengusap air mata sang ibu yang langsung memeluknya.
Sepuluh hari kemudian, Jisoo masih dalam suasana berduka, beras di rumah nya habis, ia bingung harus bagaimana, karena Taehyung sekarang sudah tidak ada, sementara dia sendiri tak bekerja, karena tak memiliki keahlian.
"Eomma, Jaehyuk lapar" adu si bungsu, Jisoo buru-buru berdiri, menuju dapur mencari apa pun yang bisa ia masak untuk si kecil.
"Ayo kita beli sesuatu" ajak Jisoo yang kemudian menggendong Jaehyuk keluar rumah, ia mengunci nya terlebih dahulu, karena Jihoon dan Yoshi belum pulang dari sekolah, ia masih memiliki beberapa ribu ₩on, yang kemudian ia belikan mie instan dan roti.
"Eomma" teriak Jihoon dan Yoshi yang melihat sang ibu keluar dari mini market.
"Hey" Jisoo menghentikan langkah nya, menunggu Jihoon dan Yoshi yang berlari menghampiri sang ibu, si sulung mengambil alih belanjaan nya.
"Gumawo oppa" Jisoo mengacak rambut Jihoon, sesampai di rumah, ia memasak mie instan untuk ketiga anak nya itu.
"Eomma tidak makan?" Tanya Yoshi.
"Eomma tidak lapar sayang" jawab Jisoo.
"Jihoon-ie, eomma titip dongsaeng mu ne" pesan Jisoo pada si sulung.
"Eomma mau kemana?" Tanya nya
"Eomma harus mencari pekerjaan, sekarang appa sudah tidak ada, di rumah ini harus ada yang bekerja agar kita bisa makan dan membiayai sekolah kalian" jelas Jisoo, Jihoon mengangguk mengerti.
Jisoo keluar dari sebuah toko sambil menutup mulut nya, ia menangis karena terpaksa menjual kalung pemberian Taehyung, satu-satu nya benda berharga peninggalan suami nya yang bisa ia jual demi anak-anak.
"Maafkan aku oppa, maafkan aku" batin nya sambil terus menggeleng penuh sesal, tapi ia tak punya pilihan.
Jisoo duduk di sebuah bangku semen tepi jalan, sambil memakan hotteok hangat untuk mengisi perut nya yang lapar, hari mulai gelap, tapi ia belum tahu harus mencari kerja di mana.
"Aku sedang mengusahakan nya tuan"
"Ya ya akan ku hubungi jika aku sudah menemukan nya nanti"
"Iya iya"
Jisoo menatap sosok wanita dewasa dengan dandanan yang sangat sexy dan mencolok, wanita itu sedang berbicara lewat ponsel nya.
"Huft" wanita itu menghela nafas putus asa, mengambil tempat duduk di samping Jisoo, merasa di perhatikan, wanita itu pun menoleh, Jisoo gelagapan, ia tak enak tertangkap basah tengah memperhatikan seseorang.
"Maaf jika aku mengganggu" ucap wanita tadi yang merasa tak enak karena suara nya tadi mungkin saja mengganggu orang lain, Jisoo mengangguk ragu, ia beringsut, dan wanita tadi kemudian menyalakan korek untuk membakar ujung rokok nya.
"Aku tak bisa pulang jika belum bisa membawa orang baru" gumam wanita tadi, Jisoo hanya diam menatap penuh tanya.
"Kamu tertarik kerja di nigh club tidak?" Wanita itu tiba-tiba menoleh pada Jisoo dengan acuh nya.
"Apa itu nigh club?" Tanya Jisoo polos, sang wanita pun tersenyum miring.
"Tempat hiburan yang penuh lampu warna warni, kamu hanya melayani tamu-tamu yang datang di sana nanti" jelas wanita itu, Jisoo nampak berpikir.
"Seperti nya menarik" ucap nya membayangkan tempat hiburan yang dengan pengunjung yang membawa keluarga nya.
"Sangat, pengunjung bisa penuh jika akhir minggu" Wanita itu menjelaskan dengan antusias, ia sadar jika lawan bicara nya adalah perempuan yang sangat polos dan lugu.
"Kenalkan, aku Sunmi" wanita itu mengulurkan tangan nya pada Jisoo.
"J-jisoo" ia membalas uluran tangan wanita yang baru saja ia kenal itu.
"Aku sedang mencari pekerjaan" ungkap Jisoo.
"Ayo, ikut aku kalau begitu" Sunmi menjadi sangat bersemangat karena mendapatkan apa yang sedang ia cari malam ini
Jisoo merasa takjub dengan mobil yang ia naiki dengan Sunmi sebagai supir nya, karena ia baru pertama kali ini menaiki mobil, mereka memasuki parkuran club yang penuh dengan mobil mewah.
"Benar rupa nya, banyak pengunjung" batin Jisoo yang masih belum paham, Sunmi menyeret tangan Jisoo masuk ke night club, takut ia akan melarikan diri.
Suara hingar bingar musik membengkakan telinga, Jisoo meringis tak nyaman sambil menutup kedua kuping nya.
"Tempat apa ini?" Teriak nya bertanya pada Sunmi.
"Tempat untuk bersenang-senang" jawab Sunmi tersenyum miring, Jisoo yang lugu dan kurang pengalaman pun tak tahu menahu dengan ucapan Sunmi.
"Masuklah, dan tunggu di sana, jangan kemana-mana" pesan nya, ia memasukan Jisoo ke sebuah kamar di lantai atas, dimana suasana nya lebih tenang, dan banyak kamar di sana.
"Aku mau bertemu boss besar" ujar nya pada pria tinggi besar yang berdiri di sudut ruangan, dia lalu membuka kan pintu ruangan untuk Sunmi.
Sang boss menatap penuh tanya pada Sunmi yang tiba-tiba masuk.
"Aku membawa nya boss, dia wanita yang istimewa, karena masih sangat lugu" beritahu nya pada Yuri, mucikari sekaligus pemilik night club.
"Dimana dia?" Tanya Yuri dingin.
"Di kamar mu" tanpa basa basi, Yuri pun segera berdiri, keluar dari ruangan nya menuju ke tempat Jisoo berada.
Ceklek
Jisoo tersentak, karena tiba-tiba ada pria asing memasuki kamar tempat ia menunggu Sunmi.
"S-siapa anda?" Tanya Jisoo gugup, karena perasaan nya mulai tak enak, Yuri mulai membuka jas nya.
"Aku adalah orang yang membeli mu" jawab nya dingin.
"Buka baju mu" perintah Yuri.
"Tidak!" Tolak Jisoo ketakutan, ia berdiri di sudut kamar.
"Aku menunggu teman ku" ucap nya
"Yang kamu katakan teman itu telah menjual mu padaku" ujar Yuri membuka celana nya.
Sret
Yuri menarik tubuh Jisoo dan melemparnya keatas ranjang.
"Aku mohon, jangan" Jisoo berusaha meronta, ia memberi perlawanan pada Yuri yang hendak meniduri nya malam itu.
Plak
"Diam Aku sudah membeli mu dengan harga mahal!" Yuri menampar pipi Jisoo.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
Fiksi PenggemarCinta dua orang dewasa yang sama-sama pernah mengalami kegagalan dan kehilangan