25. Penasaran

819 197 40
                                    

"Waktu berlalu begitu cepat, apa karena aku bersama mu?" Ucap Rio, Jisoo terkekeh, ia menganggap Rio bercanda.

"Ini sudah jam dua, ayo kita pulang" ajak Rio, setelah membayar makanan dan minuman nya, mereka pun keluar.

"Oppa, apa aku boleh menggandeng tangan mu seperti ini?" Ijin Jisoo meraih telapak tangan kanan Rio.

"Tentu saja boleh" jawab Rio

"Tidak akan ada yang marah kan?" Tanya Jisoo lagi, sambil menggandeng tangan Rio, ia suka saat pria itu memperlakukan nya dengan manis, seperti saat mereka keluar dari night club tadi

"Ada, dia pasti akan cemburu jika melihat nya" jawab Rio, Jisoo spontan melepas genggaman nya di tangan Rio, pria itu malah tertawa, ia lalu meraih tangan kiri Jisoo dan menggandeng nya lagi.

"Orang itu adalah Lia" jelas Rio, Jisso tersenyum melirik Rio dari samping, lalu menatap tautan tangan mereka.

Sudah lama Jisoo tak diperlalukan manis oleh lawan jenis nya, wajar jika dengan Rio ia bertingkah demikian, karena ia tahu, seperti apa sifat dan sikap pria itu, mereka kembali ke night club untuk mengambil mobil Rio dan mengantar Jisoo pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lama Jisoo tak diperlalukan manis oleh lawan jenis nya, wajar jika dengan Rio ia bertingkah demikian, karena ia tahu, seperti apa sifat dan sikap pria itu, mereka kembali ke night club untuk mengambil mobil Rio dan mengantar Jisoo pulang.

"Oppa, bukan kah, waktu mu dengan ku masih banyak, oppa bisa memulangkan ku jam lima nanti" ujar Jisoo tak enak, karena Rio sudah membayar nya mahal, tapi bukan untuk dijamah dan sekarang malah akan memulangkan nya lebih awal.

"Kamu juga butuh istirahat, setelah sampai di rumah nanti, segera lah tidur" jawab Rio, ia lalu membuka kan pintu penumpang depan untuk Jisoo, wanita itu pun tersenyum simpul atas perlakuan Rio pada nya.

"Ini rumah mu?" Tanya Rio, Jisoo mengangguk.

"Baik, segeralah masuk" ujar Rio yang sudah berdiri membuka kan pintu untuk Jisoo lagi.

"Terima kasih untuk malam ini" ucap nya.

"Tidak, harus nya aku yang mengucapkan terima kasih pada oppa" balas Jisoo, kedua nya lalu terkekeh lucu, padahal Jihoon tengah menatap kedua nya dari jendela kamar sang eomma, tapi tak ada yang tahu akan hal itu.

Rio akhir nya bisa tertidur pulas meski hanya beberapa jam, karena sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya selama ini tentang Jisoo, tapi masih ada satu hal yang mengganjal di hati nya, ia ingin membebaskan Jisoo dari night club milik Yuri, karena ia tahu, wanita itu tak menginginkan pekerjaan yang ia jalani sekarang, semua karena keterpaksaan.


Rio kembali mendatangi Jisoo di night club, tapi kali ini, ia memilih untuk menunggu sampai ia selesai dengan pelanggan terakhir nya, dan beruntung Yuri sedang tak menginginkan Jisoo malam itu, jadi jam tiga, dia sudah bebas pulang.

"Oppa" seru Jisoo melihat Rio menunggu di parkiran.

"Hi" sapa Rio yang kelihatan kedinginan.

"Aku tak perlu diantar" ucap Jisoo pada Bambam, pria itu pun menggedikan kedua bahu nya, lalu kembali masuk ke night club.

"Oppa mencari siapa?" Tanya Jisoo tak ingin terlalu percaya diri.

"Aku menunggu mu" jawab Rio, Jisoo tersenyum senang karena tebakan nya benar.

"Oppa sudah lama? Kenapa tidak masuk?" Wanita itu pun menghampiri Rio.

"Entahlah, rasanya aku ingin selalu berbicara dengan mu" Jisoo terkekeh.

"Ayo masuk, aku kedinginan" ajak Rio, mereka pun memasuki mobil.

"Aku tadi memeriksa tas sekolah Lia" cerita Rio.

"Lalu?" Tanya Jisoo.

"Aku menemukan surat yang sepertinya di kirim oleh seoarang namja pada nya" Rio tersenyum lucu, tapi nampak jelas jika ia juga khawatir.

"Itu hal yang wajar oppa, apalagi Lia adalah gadis yang cantik pasti banyak yang menyukai nya"

"Aku takut Soo, ia akan mengalami yang nama nya patah hati"

"Setiap manusia di dunia pasti pernah mengalami itu oppa, karena dari hal-hal seperti itu lah mereka bisa belajar dalam memilih pasangan" puas berkeluh kesah tentang sang putri, Rio pun mengantar Jisoo pulang.

"Kamu tidak keberatan kan mendengar cerita ku?" Tanya Rio tak enak.

"Tidak oppa, justru aku senang bisa mendengar nya, aku bosan setiap malam yang ku dengar hanya suara desahan saja" keluh Jisoo setengah bercanda, Rio tersenyum sambil menggeleng, Jisoo memang cenderung apa ada nya saat berbicara dengan Rio.

Mobil mereka pun tiba di rumah Jisoo, Rio kaget mendapati seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun, tengah menggendong seorang anak laki-laki berusia tiga tahun, dalam kondisi terisak, jam lima pagi, Jisoo panik, ia pun juga kaget.

"Jaehyuk" Jisoo langsung keluar dari mobil Rio, dan menghampiri Jihoon.

"Eomma" sambut Jaehyuk sambil menangis, ia mengulurkan kedua tangan nya pada sang ibu, dan Jisoo pun menggendong nya untuk di tenangkan, Jaehyuk terbangun dan mencari keberadaan sang ibu, jadi Jihoon terpaksa menggendong nya dan mengajak menunggu sang eomma di luar rumah.

"Kenapa Jaehyuk menangis?" Tanya Jisoo yang hubungan nya dengan Jihoon masih memburuk, si sulung itu terus menatap dingin ke arah mobil Rio, yang langsung turun untuk menyapa nya.

"Hey, siapa nama mu boy?" Sapa Rio pada Jihoon, sambil tersenyum hangat.

"Apa tuan juga adalah salah satu orang yang membeli eomma?" Tanya Jihoon dengan tatapan tajam ke arah Rio, tentu saja pria dewasa itu terkejut dengan ucapan Jihoon.

"JIHOON-IE" tegur Jisoo marah, karena ia malu dan tak enak pada Rio atas pertanyaan si sulung.

"Minta maaf pada uncle!" Perintah Jisoo tegas, tapi Jihoon malah seolah menantang Rio.

"Minta maaf!" Ulang Jisoo.


"Soo, sudah lah" Rio berusaha menenangkan Jisoo yang mulai emosi, Jaehyuk beringsut di pelukan sang ibu, ia ketakutan, Jihoon tak menuruti kata-kata sang eomma, ia berbalik dan menutup pintu dengan kasar.

Blam


Jisoo menatap sendu ke arah Rio, sungguh ia malu karena merasa gagal dalam segala hal.

"Tidak apa-apa, jangan marahi dia, aku pulang, segeralah beristirahat" kata Rio, meski ia penasaran dengan dua anak tadi, tapi untuk saat ini, ia harus menahan rasa ingin tahu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak apa-apa, jangan marahi dia, aku pulang, segeralah beristirahat" kata Rio, meski ia penasaran dengan dua anak tadi, tapi untuk saat ini, ia harus menahan rasa ingin tahu nya.




#TBC

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang