22. Pertemuan Lia dan Jisoo

942 197 56
                                    

Rio meminta ijin pada wali kelas Lia, agar Lia pulang lebih awal karena ia sedang mendapatkan datang bulan pertama nya, dan sang guru pun memakhlumi nya, setelah mengambil tas sang putri, Rio pun kembali ke mobil nya.

Seharusnya, pengalaman pertama Lia ini baiknya di lalui bersama sang mama yang akan membimbing dan mendampingi nya, tapi apa boleh di kata, Sana bahkan tak peduli dengan putri satu-satunya itu, dan Rio tak tahu harus bagaimana, ia tahu sang putri harus melakukan apa, tapi tentu saja ia tak tahu bagaimana cara menggunakan pembalut dan lain-lain.

"Kita, beli pembalut dulu ne?" Ujar Rio sambil mengemudikan mobil nya.

"Apa itu pa?" Tanya Lia, Rio kebingungan untuk menjelaskan nya.

"Nah, kita ke minimarket itu saja" Rio berusaha mengalihkan pertanyaan Lia.

Mereka pun turun dari dalam mobil dan memasuki minimarket berdua, Lia masih memakai jas sang ayah yang diikatkan di pinggang, mereka langsung menuju ke rak yang berisi aneka merk dan ukuran serta bentuk pembalut yang berbeda, Rio nampak berpikir keras, mengetuk-ngetuk kan telunjukan kanan nya di bibir dengan kening mengkerut serius, ia tak bisa memilih mana yang cocok untuk sang putri, dan Lia, ia menggenggam tangan Rio yang bebas sambil mendongak menatap sang ayah, karena dia pun juga tak tahu apa-apa.

"Oppa" sapa Jisoo yang ternyata berada di tempat yang sama dengan Rio.

"J-jisoo-yaa" balas Rio gugup, ia salah tingkah bertemu dengan Jisoo dengan posisi berdiri di depan rak pembalut, Jisoo terkekeh lucu.

"Apa yang oppa lakukan di situ?" Pertanyaan Jisoo membuat Rio malu, tapi ia tak menunjukan nya, demi menjaga perasaan sang putri.

"A-aku?"

"Apa ini Lia, oppa?" Lagi Jisoo bertanya, Rio menunduk menatap sang putri yang nampak bingung.

"Ah, iya kenalakan dia putri ku, Lia ayo kenalkan teman papa, nama nya aunty Jisoo" ujar Rio, ia menarik tangan sang putri ke arah Jisoo.

"Hai" sapa Jisoo ramah.

"Benar kata papa mu, Lia sangat cantik" puji Jisoo.

"Gumawo aunty" balas Lia membungkuk hormat.

"Soo-yaa" Rio menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Yaa oppa?" Jisoo kembali menatap Rio.

"Bisa kah aku meminta bantuan mu?" Tanya Rio tak enak.

"Tentu, katakan saja oppa" jawab Jisoo antusias

"Lia sedang datang bulan, dan ini adalah pengalaman pertama kali nya, aku tak tahu harus membelikan nya pembalut yang mana dan cara memakai nya, bisa tolong bantu dia Soo?" Pinta Rio memelas, Jisoo menatap Lia sambil tersenyum meski hati nya merasa iba, ia tak menjawab pertanyaan Rio tapi langsung menggandeng tangan Lia dan membawa nya kembali ke rak tadi, gadis muda itu pun menurut, Rio menatap sang putri dengan perasaan bersalah, karena andai ia bisa menjaga keutuhan rumah tangga nya, Lia tak harus mendapatkan pembelajaran dari orang lain.

"Selamat Lia, karena dengan ini, kamu bisa di katakan telah menjadi dewasa sekarang" kekeh Jisoo.

"Sekarang kita pilih pembalut yang pas untuk mu" Jisoo lalu menjelaskan alasan ia memilih pembalut yang ia ambil, dan Lia pun mendengar seluruh ucapan Jisoo tanpa menyela.

"Sekarang kita cari celana dalam ganti untuk Lia" ujar Jisoo yang kembali menggandeng Lia ke rak berisi aneka celana dalam wanita dan pria.

"Lia memakai ukuran apa?" Tanya Jisoo.

"Yang ini aunty" tunjuk Lia.

"Mau warna ini juga?"

"Yang biru"

"Ok, sekarang kita pakai ke toilet ne, tapi, biar dibayar papa mu lebih dulu" ujar Jisoo, Lia mengangguk.

"Oppa, tinggal bayar" beritahu Jisoo pada Rio yang masih berdiri di tempat tadi.

"Oh, ya baiklah" Rio pun bergegas menghampiri dua wanita beda usia itu ke meja kasir, membayar belanjaan untuk Lia.

"Kita ke toilet sekarang" ajak Jisoo, mereka berjalan menuju toilet yang berada di dekat tempat parkir, Rio mengikuti nya dari belakang dan menunggu di luar, Jisoo membuka bungkusan pembalut tadi, dan mengambil celana dalam baru milik Lia.

"Begini cara pasang nya, pembalut ini berfungsi sama dengan popok bayi, beda nya, yang ini tidak bisa untuk menampung pipis mu" jelas Jisoo, Lia mengangguk.

"Ingat jangan sampai terbalik ya, rekatkan yang ada lem nya pada celana nya" Jisoo pun memberi contoh.

"Lia harus mengganti nya setiap enam jam sekali" lanjut Jisoo.

"Ne aunty"

"Jika Lia mengganti pembalut, jangan lupa bungkus yang lama dengan kantong sebelum membuang nya ok"

"Nah sekarang Lia bisa ganti celana, masukan celana kotor nya ke kantong ini, dan buang di tempat sampah" interuksi Jisoo sebelum ia keluar dari toilet.


Jisoo keluar sambil membawa jas dan pembalut baru milik Lia tadi, Rio pun buru-buru mengambil alih nya.

"Soo, aku tak tahu harus bagaimana tadi, dan beruntung aku bertemu dengan mu, terima kasih untuk bantuan nya" ucap Rio.

"Sama-sama oppa, jangan sungkan jika butuh bantuan, apalagi yang menyangkut tentang anak perempuan" balas Jisoo tersenyum manis ke arah Rio.

"Apa aku boleh meminta nomor ponsel mu?" Pinta Rio.

"Tentu, hanya oppa yang boleh memiliki nya" kekeh Jisoo, mereka pun bertukar nomor kontak.

Ceklek


Lia membuka pintu toilet dengan berlahan, wajah nya nampak aneh, karena mungkin merasa belum nyaman dengan pembalut nya.


"Sudah di lakukan apa yang aunty interuksikan tadi sayang?" Tanya Jisoo.

"Ne aunty, terima kasih atas bantuan nya" ucap Lia membungkuk hormat pada Jisoo.

"Kamu manis sekali, sama-sama sayang, senang aunty bisa membantu dan bertemu dengan Lia disini, karena selama ini aunty hanya mendengar cerita tentang mu dari papa" ujar Jisoo mengusap rambut Lia.

"Ayo sekalian aku antar pulang Soo" ajak Rio.


"Tidak oppa, terima kasih, aku masih harus ke tempat lain" balas Jisoo, Rio tentu kecewa, karena mengira Jisoo akan bertemu dengan pria hidung belang pelanggan nya, padahal ia akan menjemput Jaehyuk di penitipan anak.


"Baiklah, sampai jumpa" pamit Rio.

"Bye aunty" Lia melambaikan tangan nya.


"Hati-hati sayang" balas Jisoo pada Lia

"Apa ini takdir? Kita sudah tiga kali bertemu tanpa sengaja Soo" batin Rio dalam perjalanan pulang nya dengan Lia.


Jisoo memang tak memiliki anak perempuan, tapi ia pernah berada di posisi Lia, jadi tahu harus bagaimana, dan Rio tidak tahu jika status Jisoo adalah janda dengan anak tiga.




#TBC




The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang