9. Perpisahan

1K 200 26
                                    

Pagi pun tiba, Jisoo sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga nya, beruntung Jaehyuk si bungsu masih tidur, jadi ia bisa memasak tanpa harus sambil mengasuh si kecil yang baru berusia tiga tahun itu, Taehyung pun telah bersiap, begitu juga dengan Jihoon dan Yoshi, mereka akan berangkat bersama sang appa setiap pagi, karena Taehyung selalu pulang malam, jadi terpaksa Jihoon dan Yoshi pulang sendiri dengan berjalan kaki.

"Aku merasa bersalah dengan anak-anak" ujar Taehyung sambil memakai sepatu nya.

"Aku tak pernah memiliki waktu untuk mereka" sesal nya.

"Anak-anak pasti mengerti oppa, jika appa nya sibuk bekerja demi mereka" tutur Jisoo untuk menenangkan hati suami nya agar tak di serang perasaan bersalah.

"Yaa, aku bangga memiliki mereka, yang mengerti akan keadaan orang tua nya, aku akan lebih giat lagi dalam bekerja, demi anak-anak" Taehyung kembali semangat jika itu menyangkut tentang keluarga nya, Jisoo tersenyum trenyuh, ia lalu memasukan kotak makan siang ke dalam tas kerja Taehyung dan tas sekolah Jihoon dan Yoshi, yang tak pernah di kasih uang saku oleh orang tua nya.

Taehyung dan anak-anak sudah siap hendak berangkat, tapi suara Jaehyuk menahan mereka.

"Appa appa!" Teriak nya sambil berlari keluar, ia baru saja bangun dari tidur nya.

"Appa belum mencium Jaehyuk" manja si bungsu.

"Ah, maaf appa lupa" kekeh Taehyung, Jisoo lalu menggendong Jaehyuk dan mendekatkan pada sang ayah.

Muach

Taehyung mencium kedua pipi nya bergantian.

"Bye appa, bye hyung" teriak Jaehyuk.

"Sampai jumpa" balas Taehyung sedikit berteriak.

"Jaehyuk mandi dulu ne" ujar Jisoo sambil menggendong si kecil kembali masuk ke rumah.

Sore nya, Jihoo dan Yoshi pulang dari sekolah, Jaesuk sudah menyambut di halaman rumah mereka.

"Eomma, sudah lama kita tidak bertemu Jennie aunty, Jihoon merindukan nya" ucap si sulung, memang setelah menikah dengan Sean, Jennie tak lagi mengontrak rumah di sebelah rumah Jisoo.

"Aunty mungkin sibuk, dia pasti akan mengunjungi kalian nanti" balas Jisoo.

Di rumah Kim Taeyeon

"Aku sudah hampir sepuluh tahun menunggu hasil kerja mu, dan sampai sekarang masih belum ada kabar, lalu apa yang kamu lakukan selama ini?!" Hardik Taeyeon murka pada Jimin yang tak kunjung menemukan Taehyung yang sudah ia cari semenjak Jihoon lahir, sampai sekarang cucu nya berusia sepuluh tahun, tapi Taeyeon tak tahu menahu jika ia telah memiliki cucu.

"Maaf uncle, keberadaan Taehyung memang sulit untuk dilacak" alasan Jimin.

"Jika tahun ini kamu tak kunjung menemukan nya, akan ku kirim kamu ke neraka" ancam Taeyeon

"Sial" geram Jimin melempar sapu tangan nya dengan kasar ke dalam mobil, Chaenyol menatap malas ke arah atasan nya itu.

"Tua bangka itu mengancam ku, dia juga meneriaki ku tadi" gumam nya kesal.

"Kenapa tidak kau bunuh saja si tua itu?" Tanya Chaenyol


"Dia belum menandatangani surat wasiat nya" jawab Jimin

Mobil yang mereka kendarai pun meluncur menuju ke pabrik, hujan deras tapi Chaenyol tetap menginjak gas nya dalam-dalam.

Brak

Mobil mereka menabrak sesuatu dengan keras, Chaenyol menepikan mobil nya dan saling bertatapan curiga dengan Jimin, mereka pun mengechek nya.

"Taehyung" gumam Jimin menatap tubuh terkapar diatas aspal dengan darah yang mengalir terbawa air hujan.

"Jadi. . .?" Chaenyol tak percaya.

"Dia Taehyung" panik Jimin.

"Ayo kita kabur saja" Chaenyol menarik tangan Jimin, tapi yang ditarik merasa ragu untuk meninggalkan sepupu nya itu.

"Bukan kah kamu pernah berharap dia mati, sekarang doa mu terkabul, ayo kita pergi sebelum ada orang yang datang" bujuk Chaenyol di tengah hujan deras yang membasahi tubuh mereka.


Tok. . . Tok. . . Tok. . .


Jisoo menatap pintu rumah nya yang di ketuk dari luar, ia lalu berdiri dan membuka kan pintu.

Ceklek

Dua orang pria tegap berdiri di depan pintu.

"Apa ini rumah tuan Kim Taehyung?"

"Iya benar, saya istri nya" jawab Jisoo, kedua polisi yang menyamar itu pun saling bertatapan gusar.

"Maaf, suami anda meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal" ujar sang polisi.

Duar

Separuh nyawa Jisoo seperti tercabut paksa dari raganya, ia membeku, tak tahu harus bagaimana.

"Eomma" suara Jihoon menyadarkan sang ibu yang wajah nya sudah basah oleh air mata.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jihoon curiga, Jisoo tak menjawab selain hanya menangis.

"Eomma" suara Jihoon terdengar mulai ketakutan.

"Sebaik nya nyonya tunggu jenazah nya saja di rumah" ujar polisi tadi.

"Jenazah?" Gumam Jihoon tak mengerti

"Nak, bawa ibu mu masuk ke dalam" perintah polisi tadi, Jihoon mendekati sang ibu yang tubuh nya langsung luruh diatas lantai semen rumah mereka, tangis Jisoo pun pecah, sambil memeluk pinggang kecil Jihoon, mendengar suara tangis sang ibu, Yoshi dan Jaesuk pun menyusul.

"Eomma" cemas Yoshi, ia dan sang dongsaeng pun menghampiri ibu nya, dan ikut berpelukan tanpa tahu apa yang terjadi sebenar nya, kedua petugas itu pun hanya bisa menatap miris, karena ternyata Taehyung memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil.

Jisoo tak ke rumah sakit, jenazah Taehyung diantar langsung ke rumah nya atas bantuan pihak berwajib, hujan turun semakin deras, sederas air mata wanita dengan tiga anak itu yang menangisi kepergian sang suami untuk selama nya.

Jihoon menatap tubuh tak bernyawa sang ayah sebelum di makamkan keesokan hari nya, Jisoo memeluk tubuh Yoshi dan Jaehyuk sambil terisak.




#TBC

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang