16. Meeting

820 186 62
                                    

"Papa, pakai dasi dari Lia saja ne?" Tanya sang putri pada sang ayah saat sedang menyiapkan baju kerja untuk Rio.

"Yess baby" jawab Rio dari dalam kamar mandi, Lia lalu keluar menuju ruang makan, menunggu sang ayah, dan saat Rio sudah siap, ia tersenyum manis.

"Papa sangat tampan dengan dasi itu" puji nya.

"Benarkah? Terima kasih sayang" Rio lalu mengecup kepala sang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benarkah? Terima kasih sayang" Rio lalu mengecup kepala sang putri.

Di rumah Jisoo, perekonomian nya mulai membaik, meski tak berlebihan, tapi setidak nya ada yang menopang kebutuhan mereka, Jisoo tak mendapatkan semua bayaran dari setiap tamu yang ia terima, karena semua menjadi milik Yuri, dengan alasan sebagai pengganti uang yang sudah Yuri keluarkan untuk membayar Sunmi.

"Eomma bekerja di mana?" Tanya Jihoon.

"Eomma bekerja di sebuah restaurant, sebagai pelayan" bohong Jisoo.

Di kantor Im.

"Sean, kamu temani daddy presentasi di kantor Kang, ne, hyung ada janji di luar" pamit Rio yang akan meeting di luar.

"Yaa hyung" jawab Sean, Rio pun lantas mengemudikan mobil nya menuju ke sebuah restauran, ia hanya sendirian, untuk mempromosikan perusahaan nya yang akan bekerja sama dengan perusahaan Jung.

Rio berjalan memasuki restauran, dan langsung di sambut oleh seorang pelayan.

"Silakan tuan"

"Atas nama tuan Jung Hae In" beritahu Rio pada sang pelayan

"Baik, sebelah sini tuan" pelayan tadi pun membawa Rio ke ruangan meeting khusus, dan ia ternyata adalah orang pertama yang datang, sambil menunggu, Rio pun memainkan ponsel nya.

Tap. . . Tap. . . Tap. . .

Suara langkah kaki mengalihkan perhatian Rio dari ponsel nya, ia mendongak menatap ke arah sumber suara.

Jeng. . . Jeng. . .

Seorang pria muda yang gagah dan tampan berjalan ke arah Rio, ia tak sendiri, seorang wanita cantik yang Rio kenal, nampak memeluk mesra lengan kiri pemuda itu, yang tak lain adalah Jung Hae In dan Jisoo.

Seorang pria muda yang gagah dan tampan berjalan ke arah Rio, ia tak sendiri, seorang wanita cantik yang Rio kenal, nampak memeluk mesra lengan kiri pemuda itu, yang tak lain adalah Jung Hae In dan Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio terkejut, tapi tidak dengan Jisoo, ia berusaha untuk profesional karena Hae In sudah membayar nya.

"Tuan Im Limario?" Tanya Hae In.

"Ya, saya tuan" jawab Rio menjabat tangan Hae In

"Kenalkan ini Jisoo"

"Jisoo/Rio" kedua nya pura-pura tak saling mengenal.

"Silakan duduk" ujar Hae In

"Sebaiknya kita langsung mulai saja" pinta nya, dan Rio pun langsung menjelaskan keuntungan apa saja yang bisa Hae In dapatkan jika ia mau bekerja sama dengan perusahaan Rio, tapi ia nampak gelisah dan tak bisa fokus karena Jisoo terus menatap nya.

"Sebaiknya kita langsung mulai saja" pinta nya, dan Rio pun langsung menjelaskan keuntungan apa saja yang bisa Hae In dapatkan jika ia mau bekerja sama dengan perusahaan Rio, tapi ia nampak gelisah dan tak bisa fokus karena Jisoo terus menatap nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ehem" Rio nampak gelisah dan mengendorkan dasi nya, ia pura-pura batuk untuk menutupi perasaan grogi nya, konsentrasi nya buyar, antara terintimidasi, dan terganggu melihat Jisoo dengan pria lain.

"Anda sakit tuan?" Tanya Hae In khawatir.

"Hanya sedikit tidak enak badan saja tuan, selebihnya saya baik-baik saja" jawab Rio.

"Baiklah, kita lanjutkan kalau begitu" ujar Hae In

Dua jam kemudian, Hae In pamit ke toilet, dan meninggalkan Jisoo hanya berdua dengan Rio, ia tak berani menatap wanita itu, meski ingin rasanya ingin mengajak bicara.

"Apa kabar dengan Lia?" Tanya Jisoo yang akhir nya membuka obrolan.

"Baik, kamu masih mengingat nya?" Kaget Rio tak menyangka.

"Tentu saja, karena hanya kamu yang menyewaku hanya untuk membicarakan tentang putri nya" kekeh Jisoo, Rio tersenyum lucu menyadari tingkah nya dulu.

"Kamu tahu, dasi yang ku pakai ini adalah hadiah ulang tahun dari nya" pamer Rio bangga.

"Wow, dia memiliki selera yang bagus" puji Jisoo.

"Terima kasih, kapan-kapan aku akan mempertemukan mu dengan nya"

"Okey" jawab Jisoo, Hae In pun kembali bergabung dan meeting berlanjut, kali ini Rio sudah lebih tenang dan bisa mengendalikan diri nya untuk menjawab setiap pertanyaan dari Hae In tentang perusahaan nya.

Setelah jam makan siang, meeting mereka pun berakhir, Rio pun pamit pada pasangan Hae In dan Jisoo, dalam mobil menuju perjalanan ke kantor, Rio terus memikirkan wanita tadi, ia penasaran apakah mereka pasangan kencan, atau Hae In hanya membooking nya?

"Huft" helaan nafas panjang keluar dari mulut Rio karena pikiran nya dan rasa penasaran nya pada Jisoo, mobil nya pun memasuki parkiran kantor nya, Rio telah kembali ke tempat ia bekerja, ia berjalan memasuki lobby, dan berpapasan dengan Seulgi.

"Rio!" Panggil Seulgi, ayah Lia itu pun menoleh.

"Seul, bukan nya daddy dan Sean harus nya berada di kantor mu?" Kaget Rio mendapati sang sahabat yang malah berada di kantor nya.

"Iya, berkas daddy mu ada yang tertinggal di kantor ku tadi" Seulgi menunjukan map milik Yoong yang ketinggalan, dan ia datang untuk mengantar itu, mereka lalu menaiki lift bersama menuju ke lantai tempat ruangan daddy Yoong berada.

"Aku bertemu dengan wanita itu lagi Seul" cerita Rio.

"Wanita yang mana?" Bingung Seulgi karena Rio belum pernah bercerita tentang wanita mana pun sebelum nya.

"Yang kamu sewakan untuk ku tempo hari" jawab Rio.

"Dimana?"

"Dia datang bersama pemilik perusahaan Jung Hae In" jawab Rio.

"Wah, Hae In harus merogoh saku dalam-dalam seperti nya" gumam Seulgi, Rio menatap nya tak mengerti.

"Jika kamu membawa wanita-wanita milik Yuri keluar nigh club, apalagi itu di bukan jam kerja nya, bayaran nya tidaklah sedikit" jelas Seulgi.

"Jadi menurut mu dia di bayar? Bukan kekasih nya?" Tanya Rio polos, Seulgi mengerutkan kening nya, tapi sedetik kemudian ia tertawa terbahak

"Hae In tak mungkin mengencani seorang pelacur, kecuali untuk bersenang-senang, dan aku juga tak yakin, wanita seperti itu masih percaya akan yang nama nya cinta" balas Seulgi.

#TBC

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang