14. Lia

892 204 27
                                        

"Tolong, berhentilah menggoda ku, aku telah berusaha untuk bertahan sejak memasuki kamar ini, dan ku mohon jangan gagalkan usaha ku" pinta Rio putus asa, ia hampir saja tergoda sebelum wajah sang putri tiba-tiba terlintas begitu saja di mata nya.

"Kenapa? Padahal setiap pria yang masuk ke kamar ini, semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk. . ." Jisoo tak habis pikir dengan perbuatan Rio.

"Karena aku adalah seorang ayah" potong Rio yang tak ingin mendengar kata-kata vulgar lagi terucap dari mulut Jisoo.

"Aku memiliki seorang anak gadis di rumah" lanjut Rio masih dengan posisi memeluk Jisoo.

"Apa karena itu kamu tak mau melakukan nya dengan ku?" Tanya Jisoo yang tak berusaha untuk melepas pelukan Rio.

"Itu salah satu alasan nya, dan juga, aku tak bisa melakukan nya dengan wanita yang tak ku cintai" jawab Rio.

"Bisakah kamu melepaskan pelukan ini?" Tanya Jisoo, yang ingin melihat wajah Rio kembali.

"Berjanjilah untuk tidak menggoda ku lagi, dan aku akan melepaskan nya" balas Rio, wanita itu pun mengangguk, ia lalu memakai jas milik Rio yang kebesaran, dan pria itu pun melepas pelukan nya, ia membuang tatapan nya ke arah lain menghindari kontak mata dengan Jisoo yang mendongak memandang nya.

"Berapa usia putri mu?" Tanya Jisoo, ia merasa lucu dengan reaksi Rio yang masih tegang dan kaku.

"Tiga belas tahun" jawab nya, Jisoo menjauh dari Rio, menuang air putih yang di sediakan di meja yang memiliki satu sofa tantra.

Rio memilih untuk menyandarkan tubuh nya pada dinding kamar menghadap ke arah Jisoo, seolah waspada jika wanita itu tiba-tiba menyerang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio memilih untuk menyandarkan tubuh nya pada dinding kamar menghadap ke arah Jisoo, seolah waspada jika wanita itu tiba-tiba menyerang nya.

"Dia pasti sangat cantik, seperti ibu nya" tebak Jisoo, Rio menunduk sambil tersenyum paksa.

"Kamu tampan, badan mu bagus, sudah bisa di tebak jika pasangan mu pun pasti cantik" ujar Jisoo lagi.

"Fisik tak bisa menjadi jaminan" balas Rio, Jisoo mengangkat sebelah alis nya.

"Karena nyata nya dia meninggalkan ku demi pria lain" Jisoo terkejut mendengar pengakuan tamu nya itu, ia lalu berdiri dan mengulurkan segelas air putih pada Rio, ia ragu menerima nya.

"Itu air mineral biasa, minum lah, semua aman" Rio pun meneguk nya.

"Dan kamu masih sesetia itu meski dia sudah menyakiti mu, tak mau bercinta dengan yang tidak kamu cintai"

"Aku canggung, entahlah, rasa nya tak akan sama jika aku melakukan nya dengan wanita asing"

"Bukan karena kamu masih mencintai nya?"

Rio terdiam, wajah nya nampak gelisah dan merah padam untuk menjawab pertanyaan Jisoo

"Tak perlu di jawab, aku sudah tahu"

"Siapa nama putri mu?" Jisoo berusaha mengalihkan pembicaraan nya dengan Rio.

"Lia"

"Kamu merindukan nya?"

"Sangat, karena hari ini aku tak bisa makan malam dengan masakan nya"

"Dia bisa memasak?" Rio mengangguk.

"Di usia tiga belas tahun?" Ia masih tak percaya dengan jawaban Rio.

"Kami tinggal di rumah daddy setelah perceraian ku dengan mama nya, setiap pulang sekolah atau di hari libur, grandma nya mengajari Lia memasak untuk menyiapkan makanan bagi kami, dan akhir nya itu menjadi hobi dia sekarang" cerita Rio tersenyum sambil menatap gelas di tangan nya membayangkan wajah sang putri.

"Rasanya aku seperti memiliki seorang istri, karena dia yang mengurus segala keperluanku, selain makan, sesekali dia akan mengechek baju kerja ku, dia bahkan lebih perhatian dari pada mama nya dulu" Jisoo menyadari perubahan Rio yang menjadi lebih banyak bicara ketika membahas tentang putri nya.

"Dia tak pernah menanyakan tentang mama nya?"

"Tidak, karena sejak kecil, dia sudah terbiasa hanya dengan ku saja, mama nya sendiri juga sibuk berkarir"

"Aku membayangkan dia juga memiliki senyum yang manis seperti mu" Rio tersenyum malu dengan pujian Jisoo, ia lalu mengambil ponsel nya, dan menunjukan foto Lia pada Jisoo.

"Aku membayangkan dia juga memiliki senyum yang manis seperti mu" Rio tersenyum malu dengan pujian Jisoo, ia lalu mengambil ponsel nya, dan menunjukan foto Lia pada Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini putri ku" pamer nya, Jisoo tersenyum lebar menatap gambar dilayar ponsel Rio.

"Cantik, dan pandai memasak, bukan kah itu perpaduan yang sempurna? Pasti banyak namja yang akan menyukai nya nanti" kekeh Jisoo kembali melirik Rio.

"Yaa dan aku harus melakukan seleksi yang ketat nanti" canda Rio berhasil membuat Jisoo tertawa.

"Aku tak ingin putri ku mengalami nasib yang sama dengan ayah nya, ditinggalkan" sendu Rio.

"Tidak akan, percayalah, dia memiliki ayah yang luar biasa hebat, tak akan ada yang berani melukai nya nanti" hibur Jisoo.

"Maaf jika aku terlalu banyak bicara" Rio tersadar jika ia sudah banyak mengeluarkan kata-kata sejak tadi.

"Tidak masalah, aku senang mendengarnya, terutama di bagian Lia" balas Jisoo.

"Dia bercita-cita ingin menjadi seorang cheff"

"Oh ya? Wah keren, kamu harus mendukung nya kalau begitu"

"Tentu saja, setiap minggu dia akan belajar membuat kue"

"Wah aku penasaran dengan kue buatan nya"

Jisoo berubah menjadi pendengar yang baik untuk Rio si pendongeng yang dengan bangga nya menceritakan sang putri satu-satu nya.

Tak terasa, jam sudah menunjukan hampir jam empat pagi, Rio melirik jam tangan mewah nya dengan tak sabar.

"Masih ada waktu, kamu yakin tak ingin melakukan nya?" Jisoo kembali menggoda.

"Aku harus mengantar putri ku sekolah pagi ini" jawab Rio gelisah, Jisoo lalu berdiri, berjalan menuju ke ranjang dan menekan tombol tersembunyi di sana, belum lima menit.

Klik

Terdengar kunci pintu telah di buka dari luar, Rio menoleh tak percaya.

"Pulang lah, jangan sampai Lia mencemaskan mu" ujar nya, Rio pun langsung berdiri dengan semangat, ia lalu membuka pintu kamar dan hendak pulang.

"Terima kasih untuk malam ini, aku Rio"

"Aku Jisoo" kali ini sang wanita tersenyum tulus ke arah Rio yang mengulurkan tangan kanan nya, dan tanpa ragu, Jisoo pun menjabat nya, kali ini tangan Rio sudah tak dingin lagi.


#TBC

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang