19. Salon

738 180 42
                                    

"Lia" panggil Rio.

"Hm?" Lia mendongak menatap sang ayah yang berbaring di samping nya.

"Apa ada yang Lia sembunyikan dari papa?" Tanya Rio hati-hati, sang putri menggeleng, ia kembali menatap layar tv menghindari kontak mata dengan sang ayah.

"Jika Lia menyimpan sesuatu, Lia bisa mengatakan nya pada papa, begitu juga dengan papa, jika punya masalah, pasti akan bercerita pada Lia, karena hanya kamu yang papa miliki" bujuk Rio, Lia tak menjawab, ia langsung memeluk pinggang sang ayah dan mulai menangis diatas perut papa nya, tangan kiri Rio mengusap punggung sang putri, dan tangan kanan nya membelai rambut panjang Lia.

"Lia ingin seperti yang lain pa, yang memiliki mama, hingga bisa pergi belanja dan ke salon bersama, Lia ingin menghabiskan waktu liburan dengan mama, tapi itu tidak mungkin" isak nya.

"Kenapa tidak mungkin, Lia masih punya mama, dan Lia berhak untuk bertemu mama bila mau" tutur Rio.

"Tidak, Lia benci mama, karena telah menyakiti papa" seru nya sambil terisak

"Masih ada papa, jangan khawatir, Lia bisa melakukan nya dengan papa nanti" hibur Rio, Lia cemburu mendengar cerita teman-teman di sekolah nya yang bisa melakukan hal-hal yang wanita sukai bersama ibu mereka, sementara Lia hanya memiliki seorang ayah.

"Tidak mungkin" ia tak percaya dan masih terisak.

"Makanya Lia cepat sembuh ne, agar kita bisa segera melakukan apa yang Lia mau" Rio meyakinkan sang putri.

Di tempat lain, Jihoon menghampiri meja sang guru yang tengah serius membaca buku, sambil menunggui murid-murid nya menyalin catatan di papan tulis ke dalam buku mereka.

"Miss Jiyeon" panggil nya ragu.

"Ya Jihoon-ie?" Sang guru menatap penuh tanya pada murid nya.

"Boleh Jihoon bertanya?"

"Tentu saja"

"Apa itu pelacur?"

Deg

Sang guru terkejut dengan pertanyaan sang murid.

"Dari mana Jihoon mendapatkan kata-kata itu?" Selidik sang guru.

"Tidak, Jihoon hanya mendengar nya dari pembicaraan tetangga di sebelah rumah" jawab nya.

"Jihoon dengar, kata-kata itu tidak boleh diucapkan oleh anak seusia Jihoon, nanti jika sudah waktu nya, Jihoon pasti akan mengerti" tutur miss Jiyeon.

"Ne miss, mianhae" Jihoon menunduk takut.

Dua hari Lia di rumah sakit, akhir nya ia di perbolehkan pulang, Rio sendiri sudah bercerita dengan Sean dan sang ayah tentang permasalahan yang Lia sembunyikan, begitu juga dengan Seulgi, ia datang ke rumah keluarga Im untuk menjenguk bersama sang istri.

"Kenapa Yeji tak kamu ajak Seul?" Tanya Rio yang menjamu nya di ruang tamu, Lia sendiri menyandarkan tubuh nya pada sang ayah.

"Dia sedang mengunjungi nenek nya di Daegu, sudah tak tertarik lagi untuk ikut mama papa nya pergi" jawab Seulgi.

"Mungkin karena merasa sudah dewasa, kadang kami harus membujuk nya" imbuh Irene, Yeji memang sudah kelas sepuluh, empat tahun lebih dewasa dari Lia.

"Oh ya, ini hadiah untuk Lia, sebagai kado karena Lia sudah sembuh sekarang" ujar Seulgi menyerahkan selembar kupon dari salon ternama.

"Woah, gumawo uncle" girang nya, ia mendongak menatap sang ayah dengan senyum lebar nya.

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang