30. Peristiwa di Water Seven

1.4K 214 27
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Way to Save My Brother]

***

Keesokan harinya, berita tentang Kelompok Topi Jerami yang melakukan pembunuhan terhadap Walikota, tersebar ke penjuru sudut Water Seven. Karena hal tersebut, Kelompok Topi Jerami harus bersembunyi untuk melakukan aktifitas. Semuanya menjadi kacau ketika mereka sampai di Water Seven ini, tidak seperti yang mereka harapkan yaitu bersenang-senang dan kembali tanpa melanjutkan perjalanan mereka. Namun, kenyataan memang begitu pahit.

"Hoam~!"

Meskipun begitu, Luffy yang merupakan seorang Kapten, terlihat seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Luffy! Sebenarnya apa yang kau pikirkan?! Sekarang keadaan semakin kacau! Kita di tuduh melakukan pembunuhan terhadap Ice burg-san!" Keluh Nami.

Sanji, menghela nafasnya. "Nami-san, apa yang kamu harapkan dari orang sepertinya?" Ucapnya.

"Benar juga! Seharusnya aku tidak mengharap sesuatu yang lebih darinya!" Jawab Nami.

"Kalian juga—"

Luffy, membuka suaranya, tetapi kembali menutupnya. Hal itu, membuat yang lainnya penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Sang Kapten.

Luffy tersenyum lebar, memberikan senyuman terbaiknya. "Yah~ tenanglah semuanya!" Katanya.

"Apanya yang tenang?! Kita sekarang terjebak di kota ini!" Ujar Nami.

"Kalau begitu, ya tinggal keluar saja!" Jawab Luffy.

Urat nadi Nami muncul karena kesal. "KARENA ITU, BAGAIMANA CARA KITA UNTUK KELUAR DARI SITUASI INI?!" Katanya.

"Tenanglah, bukankah kalian sendiri yang bilang padaku, jika kita harus menyelesaikan masalah dengan tenang?" Ucap Luffy dengan tampang serius.

Mereka terdiam, merasa seakan-akan sedang di tegur.

"Kalian kan tahu, aku bisa melihat masa depan dengan Haki! Karena itu, kalian tidak perlu khawatir! Semuanya akan baik-baik saja, jika kita menyelesaikan dengan tenang!" Seru Luffy, memberikan semangat kepada teman-temannya.

Mereka terdiam, bukan karena tidak bisa membantah. Tetapi mereka merasa terhina, karena orang bodoh seperti Kaptennya, malah menasihati mereka. Meskipun pada dasarnya, Kapten memang orang yang akan menasihati atau memberikan perintah. Namun, karena ini adalah Luffy, jadi terasa aneh.

Tambah aneh,

"Aku harap kalian—"

Karena,

"Baiklah! Sekarang mari kita berpencar!" Nami, memotong kalimat Luffy. "Sanji-kun dan Chopper pergi mencari Robin. Aku, Zoro, dan Luffy akan pergi ke kediaman Iceburg-san!"

"Baik!/-Nami-swan!"

Ada perasaan yang menggelitik di hati mereka.

Bibir bawah Luffy, terbuka sedikit karena teman-temannya. Namun, setelahnya ia tersenyum lebar. "Shishishi~! Ayo kita pergi!" Ucapnya dengan riang.

Nami dan lainnya, sama-sama membuang nafasnya panjang. Mereka jadi bingung dengan perasaan mereka sendiri. Sepertinya Luffy adalah penyebab terbesar itu terjadi. Tetapi selagi tidak menganggu, mereka akan membiarkannya. Toh, sebenarnya hal yang seperti ini wajar terjadi, karena bagaimanapun juga mereka belum lama dipertemukan seperti ini. Antara memberikan kepercayaan dan mempercayai, keduanya dibutuhkan dalam suatu kelompok agar kelompok itu tetap utuh. Setidaknya, begitulah seharusnya arti dari perasaan mereka saat ini.

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang