18. Amarah Luffy! Mekarnya Sakura di Pulau Musim Dingin

2.3K 290 55
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Way to Save My Brother]

***

Manik mata yang berwarna orange itu, menatap dengan sendu. Candanya, tawanya, tingkah laku bodohnya, bagaikan nikotin yang mampu membuat siapapun menjadi kecanduan. Dan itu merupakan perasaan rindu yang tiba-tiba saja muncul di benaknya, yang selama ini tidak pernah seperti itu sebelumnya.

Jari jemarinya yang lentik, meremas telapak tangan yang dapat dirasakan goresan-goresan pada telapak tangan itu. Setiap kali seperti itu, pasti selalu muncul pertanyaan di pikirannya.

Seberapa kerasnya orang ini latihan?

Seberapa jauh orang ini melangkahkan kakinya?

Seberapa lamanya orang ini terus maju?

Dan ...

Seberapa jauhnya jarak diantara orang ini dan dirinya?

Dia menggertakkan giginya kesal. "Bangunlah, Luffy! Sampai kapan kamu akan tidur seperti ini! Vivi sedang membutuhkan bantuan kita! Bangunlah!" Ucapnya.

Sudah berhari-hari sejak hari itu, Kapten dari Kelompok Topi Jerami ini masih belum membuka matanya. Menurut diagnosa Sang Dokter, beberapa titik organ vitalnya tertusuk dan dalam perjalan ke pulau ini, seharusnya Sang Kapten sudah mati. Tapi, ajaibnya sampai saat ini Sang Kapten masih dalam kondisi koma.

Tapi, apakah kondisi koma seperti itu baik-baik saja? Jelas tidak! Koma adalah kondisi antara hidup dan mati, sedangkan yang mereka inginkan adalah kondisi hidup.

"TEMAN-TEMAN!"

Sungguh mengagetkan, secara tiba-tiba Sang Kapten berteriak.

"Luffy ..." Gumamnya, saat melihat kedua mata Sang Kapten terbuka.

Hosh! Hosh!

Luffy melirik ke arah Nami, nafasnya masih tersengal-sengal. Dia bangun dari posisi tidurnya. "Nami." Ucapnya.

Greb!

Nami langsung memeluk Sang Kapten. "Dasar bodoh! Kenapa baru bangun sekarang! Semuanya khawatir dengan mu! Kamu pikir ini sudah berapa hari?!" Katanya.

"Syukurlah kamu baik-baik saja, Nami." Ucap Luffy.

Nami melepaskan pelukannya. "Apanya?! Seharusnya aku yang berkata seperti itu!" Matanya, terlihat berkaca-kaca.

"Oh! Nami, kamu menangis-"

"Aku tidak menangis!"

Belum Luffy menyelesaikan kalimatnya, Nami sudah menyanggahnya duluan.

Luffy tersenyum lebar. "Shishishi~ begitu ya." Ucapnya.

Nami mengelap air matanya yang terbendung di pelupuknya. "Dasar! Kamu ini ya!" Decaknya kesal.

"Luffy, ini sudah satu minggu lebih." Ucap Nami. "Aku tahu kamu baru bangun, tapi kita harus cepat ke Alabasta."

"Ah! Benar ju- tunggu! Ini sudah satu minggu lebih?!" Luffy langsung terkejut dengan berita tersebut.

"Iya benar! Ntah ini kebetulan atau apapun itu, aku mendapatkan informasi dari agen yang bekerja di Baroque Works. Katanya ada suatu masalah, jadi Crocodile mengundurkan waktunya untuk mengambil alih kerajaan." Ucap Nami, dia mengambil koran yang terletak di atas meja. "Pasukan pemberontak juga belum bergerak."

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang