33. Waktu Terus Berjalan

1.3K 216 37
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Way to Save My Brother]

***

Sabo, sedang berada di perjalanan menuju suatu tempat. Bukan dengan menggunakan Kapal Kebanggaannya– Kapal Pasukan Revolusioner, Sabo pergi menggunakan Kapal biasa. Juga tidak bersama dengan rekan-rekannya, Sabo pergi dengan beberapa Pria yang mengenakan pakaian lusuh.

Khak! Khak!

Kedua matanya, mengalihkan perhatian kepada kerumunan burung gagak yang terbang diatasnya. Kemudian, kerumunan itu berkumpul menjadi satu dan turun dari langit menuju sampingnya. Kerumunan Gagak tersebut, berubah menjadi sesosok pria jangkung, berotot, dan botak, yang memakai topeng berbentuk paruh burung di wajahnya.

"Karasu, ada apa?" Tanya Sabo, kepada rekannya yang baru saja sampai untuk menemaninya di kapal ini.

"Sabo-kun, kita harus bergegas karena ada masalah baru." Jawab Karasu.

"Eh, masalah apa?" Sabo, memasang tampang terkejut.

"Yah~ daripada disebut masalah buruk, bagi kita ini adalah masalah terbaik." Ucapnya.

"Hah?!" Sekarang, Sabo memasang tampang bingung. "Memangnya ada ya, masalah terbaik?"

"Ada, adikmu. Bukankah dia pembuat masalah?" Ucap Karasu, sembari menyenderkan punggungnya. "Tetapi bagimu, masalah apapun yang dilakukan adikmu adalah yang terbaik. Benar bukan?"

"Huh, apaan itu. Luffy selalu membuat masalah, dan itu sangat berdampak buruk kepada ku." Jawab Sabo, dengan wajah datarnya.

"Oh, maaf. Karena sifat kamu belakang ini, aku berpikir kamu sudah tidak waras." Kata Karasu, dengan santai. "Ternyata masih setengah waras."

"APANYA YANG SETENGAH WARAS?!" Berbeda dengan Sabo, yang merasa tersinggung.

Karasu, kembali menegakkan tubuhnya. "Kembali ke topik tadi, ada besarnya pergerakan yang menguntungkan pihak kita." Ujar Karasu.

"Benarkah?"

Karasu, menganggukkan kepalanya. Kemudian, ia membisikkan sesuatu kepada Sabo. Sebagai Orang nomor 2 di pasukannya, Sabo memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, Sabo tidak boleh melewatkan informasi sedikit pun.

"APA?!" Sabo, berteriak karena terkejut. "LUFFY MELAKUKANNYA?!"

"Benar, adikmu yang melakukan itu."

Sabo, menyeringai lebar. "Luffy, anak itu." Ucapnya, sembari membayangkan wajah adiknya.

"Kasian banget, nih wajahnya." Karasu memberikan poster bounty Luffy.

"KYAA! LUFFY!!!"

***

Deja Vu?

Tidak, sepertinya kali ini berbeda.

Kenapa? Entahlah.

Jangan tanya hal itu, kepada Luffy yang pada dasarnya bodoh.

Ketika Luffy membuka matanya, manik bagaikan obsidian itu melihat kerlap-kerlip di dalam ruangan yang gelap. Semakin kesadarannya kembali, Luffy melihat ada setengah ukiran yang indah di hadapannya. Untuk melihat sepenuhnya, Luffy harus bangun terlebih dahulu dari posisi tidurnya. Kemudian setelah itu, Luffy melihat ukiran itu sepenuhnya.

The Way To Save My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang